Aku tak pernah merasa bosan naik di kursi besi samping masinis kereta api kuno ini walau cuma sebentar. Tidak terlalu sering, tetapi sesekali di hari lain, Pakde Sugiono yang masinis selalu menawariku untuk ikut pulang langsir ke Depo, tempat perhentian akhir kereta uap itu. Di atas lokomotif tua B25 bersama pakde yang sekedar melangsir kereta ke kandangnya, saat itu aku yang masih SD merasa berada di surga, bahagianya luar biasa! Bisa dibayangkan, kan?
Itulah sepenggal kisah masa kecilku penuh kesan bersama kereta uap tipe B25 di stasiun Willem I Ambarawa. Stasiun tempat bermainku di masa kecil itu, kini telah menjadi museum kereta api dengan koleksi lokomotif uap kuno terlengkap dan satu-satunya di Indonesia.Â
Jika kita hendak berkunjung ke museum kereta api itu, tidak lagi gratis seperti di masaa kecilku. Setiap pengunjung ditarif karcis masuk 10 ribu per orang. Di tempat itu, lokomotif uap Tipe B25 yang kukisahkan ini, kini menjadi bagian dari koleksi museum itu. Seru kan? jangan lupa beri tanggapanmu atas kisahku ini di kolom komentar ya kak?Â
***Â
#Kereta api transportasi sejuta kenangan, #Memori Kereta Api
Baca juga: Seru! Jelajah "Arung Jeram Sungai Ayung"Ubud Bali
Baca juga: Seru! healing "Menggiring Angin" di Pantai Cemoro Sewu, Yogya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H