Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Daftar Pemakaian Istilah Bahasa Jawa di Cerbung Sandhyakalaning Baruklinting

14 April 2023   14:04 Diperbarui: 14 April 2023   14:15 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover Image by D.Wibhyanto/Dok.pri

Untuk memudahkan pembaca setia CERBUNG "Sandhyakalaning Baruklinting" memahami teks dan konteks cerita, berikut ini saya sampaikan daftar pemakaian istilah Bahasa Jawa yang dipakai dalam cerita, berikut arti atau maknanya. semoga membantu. Salam.

Daftar Pemakaian Istilah dalam Cerbung "Sandhyakalaning Baruklinting":

  • Aja kaya upil umpetan ning ngisor meja: jangan jadi orang pengecut. 
  • Diobong ora kobong, disiram ora teles: dibakar tidak terbakar, disiram air tak basah. Menjadi pribadi yang ulet, tekun, tangguh dalam menghadapi segala rintangan. 
  • Dumadining sira lantaran anane bapa biyung ira: kamu ada karena adanya ibu bapakmu. 
  • Krido lumahing asto: hamba yang mengemis dan peminta-minta.
  • Kutuk marani sunduk: kebetulan sekali seperti yang diharapkan.
  • Karangabang: luluh lantak terbakar api.
  • Kakehan gludug kurang udan: terlalu banyak bicara namun tidak pernah memberi bukti.
  • Kaya gabah den interi. Keadaan kacau balau.
  • Kudu kena iwake aja nganti buthek banyune: mengatasi masalah jangan memicu masalah lain yang lebih besar.
  • Kriwikan dadi grojogan: perkara kecil berubah menjadi perkara besar. 
  • Linuwih: mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki orang lain.
  • Menang tanpo ngasorake: menang tanpa merendahkan. 
  • Melik nggendong lali: keinginan berlebihan membuahkan lupa diri. 
  • Mikul dhuwur mendhem jero: seorang anak yang menjunjung tinggi martabat orang tua.
  • Njupuk tanpo ndumuk: mengambil tanpa menyentuh.
  • Nabok nyilih tangan: tidak berani menghadapi musuhnya dan meminta bantuan orang lain secara diam-diam.
  • Nggugah macan turu: memancing kemarahan yang penuh resiko.
  • Nggegirisi: mengerikan, menakutkan.
  • Ndadi: kesurupan, lupa diri.
  • Panjenengan: Anda.
  • Panjenengan sami: Anda semua.
  • Pepeling: peringatan, nasihat untuk peringatan.
  • Pinilih: terpilih.
  • Rembug ageng: rapat besar.
  • Senepo: ungkapan pesan rahasia, kiasan.
  • Sak karepmu: terserah kamu.
  • Sandhyakalaning: Senjakalanya atau waktu senja.
  • Uripmu koyo wit gedhang duwe jantung ora duwe ati: punya jantung tapi tak punya hati, tak berperasaan. 
  • Urip kudu mlaku: hidup musti berjalan, memberi manfaat bagi diri sendiri dan orang lain. 
  • Wadyabala: pendukung, prajurit, bala tentara.
  • Wewaler: aturan, larangan.
  • Winasis: orang pandai atau pintar.
  • Waskita; tajam mata batinnya, cerdas dan bijaksana.

***  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun