"Vita quae numquam interrogatur, Non valet vivos", hidup yg tak pernah dipertanyakan, tak pantas untuk dijalani.-( Socrates )
Wajah Tersayat Luka (#4)
Pusat Pelatihan Koretans
"Sebaiknya kau urungkan niatmu, sebab kau tahu sendiri bahwa anak perempuan itu dibawa sendiri oleh ketua", cegah Didiek Jalu teman Guntur Geni di situ.
"Ah, persetan. Kalau kamu tidak mau terlibat ya diam saja di sini, Jalu", ujar Guntur Geni. Lalu dia bergerak bersama seorang teman lain bernama Luis menuju kamar Jane.
Jane baru saja minum air dari tumblernya, dan bersiap untuk tidur. Terasa matanya begitu berat. Dan pandangan matanya berubah setengah kabur. Dia benar-benar tak menyadari bahwa didalam minumannya telah dicampur sesuatu oleh Guntur Geni.
Di saat itulah, setengah sadar dia melihat sosok bayangan dua orang lelaki menghampiri dirinya di tempat tidur. Mereka berniat kurangajar kepada Jane. Seseorang berusaha menindih tubuhnya. Seorang lainnya memegang tangan Jane. Sedetik kemudian, secara refleks Jane meronta dan mencoba menghindari sergapan dua orang lelaki itu. Akibatnya tangan Jane menghantam cermin besar yang menempel di dinding samping tempat tidur.
Pyarrr...! Cermin itu pecah berantakan. Secara refleks Jane memungut sepotong pecahan kaca di dekat tangannya sebagai senjata bela diri dan mencoba melawan kedua lelaki yang mulai semakin bertindak beringas itu.
"Sudah kubilang kamu perempuan tidak cocok di tempat Koretans ini. Sebab di sini tempat berkumpulnya para lelaki orang sisa-sisa atau koretans. Kecuali kamu tak lebih hanya seorang pecundang dan penghibur", kata Guntur Geni.
"Kita selesaikan segera saja Guntur. Aku sudah tidak sabar. Tidak perlu banyak kata", ujar Luis lelaki yang berdiri di samping Guntur Geni.
Namun sesaat kemudian, dalam suatu gerakan cepat, entah bagaimana Jane berhasil melumpuhkan kedua orang kurang ajar itu. Luis dilumpuhkan karena tertusuk pecahan beling pada selangkangannya. Sedangkan Guntur Geni tergores pada perutnya. Luis lelaki yang terluka pada selangkangan itu menjerit kesakitan. Tubuhnya menggelosor ke lantai.
Tetapi Guntur Geni malah semakin beringas. Walaupun perutnya telah sedikit sobek oleh pecahan beling, Guntur Geni mengejar Jane yang lebih dulu terhuyung keluar dari kamar. Dia meraih kampak di ruang perlengkapan, lalu mengarah ke Jane. Tetapi usaha Guntur Geni sia-sia, karena mendadak datang beberapa orang termasuk Gibon menahan tubuhnya dan merampas kampaknya.