Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Sandhyakalaning Baruklinting-Tragedi Kisah Tersembunyi (Episode #2)

13 April 2023   17:51 Diperbarui: 13 April 2023   19:47 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ki Hajar Salokantoro adalah tetua di desa Aran dan pemimpin sebuah pasraman di Jalegong. Dia adalah kerabat dekat Dewi Ariwulan. Lelaki itu akhirnya tahu bahwa Dewi Ariwulan tengah hamil tanpa didampingi oleh suaminya. Kala itu keadaanya itu bisa disebut aib oleh warga setempat, bahwa ada perempuan telah hamil tanpa suami.

Maka Ki Hajar Salokantoro dengan kecintaan yang besar, dia memberi tempat khusus ke Dewi Ariwulan di suatu tempat asing jauh dari pemukiman warga. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi pergunjingan warga yang semakin meluas tentang diri perempuan yang sedang hamil itu.

Di tempat itu Dewi Ariwulan menjalani masa kehamilannya, ditemani oleh seorang pelayan khusus, seorang abdi perempuan yang setia Putri Biru, namanya. Putri Biru menemani Dewi Ariwulan menjalani masa-masa selama kehamilan di situ. Tempat itu berupa rumah kayu, berada di samping sebuah sendang atau telaga kecil, di kaki Gunung Ungaran. Kelak tempat itu dinamai Tlogo Jembangan Kahuripan atau sendang kehidupan.

Pada malam ketika waktunya telah tiba, Dewi Ariwulan melahirkan di tempat itu. Pada waktu itu Putri Biru yang menemani persalinan terkesima ketika menyaksikan bahwa si jabang bayi yang lahir itu bukan sebagai bentuk anak manusia, melainkan seperti wujud seekor ular kecil bercahaya kuning keemasan. Tetapi penampakan perwujudan itu begitu singkat, sebab beberapa jeda kemudian, wujud seekor ular itu dipenuhi cahaya entah darimana, lalu berubah seketika wujudnya sebagai seorang anak manusia. Wujud bocah bayi laki-laki!

Dewi Ariwulan berlinang airmatanya karena diliputi rasa bahagia. Peristiwa kelahiran bayinya itu kemudian terhembus oleh angin lembah, menyampaikan pesan ke orang-orang desa Aran. Lalu pesan itu berubah sebagai cerita, yang merambat ke kawasan bukit-bukit dan lembah, dituturkan secara lisan, ditambah dan dikurangi isi ceritanya. Lalu mewujud secara perlahan tetapi pasti, ke kawasan Jalegong, Sumowono, Ambarawa, dan Salatiga sebagai tutur tinular, menjadi mitos dan melegenda: "Bahwa telah lahir seekor ular dari rahim ibunya seorang perempuan di Jalegong!". Walaupun fakta sesungguhnya belum tentu demikian. Hanya orang-orang winasis di kala itu, yang benar-benar memahami fakta sesungguhnya apa yang dialami Dewi Ariwulan dan bayi lelakinya yang ajaib itu.

Seiring waktu berjalan, anak lelaki itu diberi nama Joko Baru. Dia tumbuh sebagai anak yang linuwih sedari lahir. Bahkan banyak orang di Jalegong berdecak kagum padanya. Karena sejak kecil Joko Baru mampu berkata-kata seperti layaknya orang dewasa berbicara. Hanya saja pengucapan mulutnya masih terdengar cadel, atau pelafalan vokalnya belum sempurna.

Anak kecil itu juga memiliki kemampuan di luar nalar, sebab pengaruh daya pamor keris pusaka Bethok Budho yang telah menyatu dalam tubuhnya. Dia mampu dengan mudah menarik benda-benda pusaka dari alam gaib, lalu mewujudkannya dalam alam nyata, lalu mengisi benda-benda pusaka itu dengan pamor, sehingga benda-benda pusaka itu memiliki daya kekuatan yang luar biasa. Daya kemampuan semacam itu amat jarang dimiliki oleh mereka yang mendalami ilmu kadigdayan di kala itu.

Sebaliknya juga, secara alamiah Joko Baru ternyata memiliki daya ajijaya kawijayan yang memampukan dia melebur, melenyapkan atau memusnahkan segala daya kekuatan pamor pusaka sehingga pusaka itu tak berfungsi sama sekali sebagai senjata andalan pemiliknya.

Dewi Ariwulan masih termangu, sendirian dalam kubangan alam lamunan dan kenangan yang kian dalam.

***  

(BERSAMBUNG)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun