Mohon tunggu...
D. Wibhyanto
D. Wibhyanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Penulis Novel CLARA-Putri Seorang Mafia, dan SANDHYAKALANING BARUKLINTING - Tragedi Kisah Tersembunyi, Fiksi Sejarah (2023). Penghobi Traveling, Melukis dan Menulis Sastra, Seni, dan bidang Sosial Budaya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Sandhyakalaning Baruklinting-Tragedi Kisah Tersembunyi (Episode #1)

13 April 2023   15:45 Diperbarui: 6 Mei 2023   19:05 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Urip Kudu Mlaku"
"Suatu keadaan tak akan berubah, jika orang diam tak berbuat apa-apa. Dia seperti berada dalam cangkang sebuah telur. Namun Jika keadaan harus berubah, maka segala niat, tekad dan upaya harus dilakukan.
Cangkang telur harus dipecahkan, agar orang terbebas dari keadaan yang membelenggu.
Untuk menuju pada keadaan baru dan kesadaran baru itu, urip kudu mlaku! " - 
Guntur Geni Putra. 

Note: CERBUNG ini fiktif, terinspirasi dari kisah kehidupan nyata, tutur para sepuh, literasi dan riset sederhana. Nama dan tempat dipakai untuk dramatisasi peristiwa, bukan mewakili nama tempat di dunia nyata. Kisah CERBUNG tak ada di dunia nyata!

*** 

PROLOG

Aku akan menceritakan suatu kisah. Tetapi jujur kukatakan isi kisahku ini tak banyak diketahui orang, atau cenderung disembunyikan. Ini tentang orang-orang linuwih, dimana mereka harusnya berbuat kebajikan lebih banyak bagi banyak orang. Tetapi faktanya tidak demikian.

Sampai kita akhirnya tahu, bahwa semua ini adalah tentang usaha hidup mulia, bermartabat, tetapi selalu dihadapkan pada ketidakadilan, perebutan kekuasaan, adudomba, irihati, intrik dan pengkhianatan. Mungkin orang akan menganggap kisahku tak pantas untuk diceritakan. Sebab berisi seolah mengumbar suatu aib di masa lalu.

Tetapi aku tak peduli. Sebab ini suatu pepeling, hal yang perlu diingat sebagai pembelajaran kolektif. Jangan pernah terjadi lagi peristiwa serupa. Atau jangan lagi ada hal buruk menimpa kita, dan anak cucu kita. Hal baik kita petik nilai manfaatnya, hal buruk kita tinggalkan.

Maka sekiranya itu disebut dosa-dosa sosial, peristiwa di masa lalu seharusnya diterima dan dimaafkan. Sebagian lagi harus dilarung dan diputus mata rantai kutukannya. Sehingga ke depan kita dan anak cucu lebih ringan menjalani kehidupan. Tanpa beban sejarah.

Konon sejarah itu kebohongan yang disetujui. Orang bilang alur sejarah ditulis oleh pemenang. Mereka lupa mengatakan bahwa seiring waktu berjalan, kisah sejarah dapat ditulis ulang. Diubah menjadi buku, ditulis oleh mereka yang kalah, atau yang tak pernah melaluinya.  

Tetapi aku bukan seperti itu. Sebab aku pernah melaluinya. Semuanya bisa kuceritakan dengan lugas sebab aku memang terlibat dari awal. Langsung kulihat dan kudengar dari tutur sepuh di sekitarku, dan di Ndalem Sentana perdikan tempatku tinggal.

Kutulis semua ini di daun lontar, yang mungkin kelak lapuk oleh waktu. Tetapi aku tidak peduli. Setidaknya ini telah kulakukan demi kita dan generasi sesudah kita.

     Beginilah ceritaku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun