Mohon tunggu...
Elvrida Rosdiana Dewi
Elvrida Rosdiana Dewi Mohon Tunggu... Lainnya - Freelancer

hobi menulis dan menggambar fanart

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bahaya Impostor Syndrom

25 September 2023   16:00 Diperbarui: 25 September 2023   16:04 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah kamu merasa kurang percaya diri, jika kamu pernah merasakan hal itu atau sering berpikir apa yang dipikirkan orang lain tentang dirimu, berarti kamu menderita Impostor syndrom.

Psychologytoday.com melansir bahwa penderita impostor syndrom mempercayai jika mereka tidak pantas mendapatkan apa yang mereka dapatkan atau capai, karena mereka merasa tidak kompeten seperti yang orang lain pikirkan, penderita akan merasa takut jika mereka benar-benar tidak kompeten padahal hal tersebut berbeda dengan hal yang mereka pikirkan.

Sebenarnya seorang penderita Impostor Syndrom ini adalah orang yang memiliki prestasi yang baik dan memiliki jabatan tinggi di sebuah perusahaan.  Impostor Syndrom lebih terlihat biasa saja dan lebih terlihat tidak memiliki dampak khusus pada penderitanya, namun hal ini justru mengganggu kegiatan sehari-hari bahkan akan menghambat suksesnya seseorang.

Menurut Betterup.com penyebab seseorang terjangkit Impostor syndrom yaitu:

1. Keluarga

Hal pertama yang menjadi penyebab seseorang menjadi penderita Impostor syndrom adalah keluarga. Seorang anak sangat sensitif terhadap perlakuan orang sekitarnya jika ia merasakan tekanan berlebihan pada kurun waktu yang hampir setiap saat dari sekitarnya ia akan mudah mengidap sindrom impostor, contohnya seorang anak yang dengan senangnya memberi kabar kepada orang tuanya bahwa ia mendapatkan prestasi yang cukup tinggi, ia berharap orang tuanya akan merasa bahagia atas pencapaiannya, tetapi reaksi yang di berikan orang tuanya itu berbeda dengan yang diharapkan si anak. 

Hal itulah yang membuat si anak jadi selalu meragukan kemampuannya sendiri serta menganggap ekspektasi orang lain kepada mereka sangat tinggi, hingga tidak mampu ia capai.

2. Perfeksionis 

Orang yang perfeksionis memiliki kecenderungan menetapkan standar yang tinggi atau tidak masuk akal terhadap diri mereka sendiri dan saat mereka tidak dapat mencapai standar yang telah dibuat, mereka akan merasa gagal dan takut kegagalannya itu diketahui orang-orang sehingga ia akan di cap  sebagai seorang impostor atau penipu. 

3. Gemar membandingkan diri 

Banyaknya orang yang posting kesuksesannya mereka di media sosial akan membuat penderita sindrom ini terpacu untuk membandingkan dirinya sendiri dengan orang tersebut secara berlebihan sehingga penderita akan merasa selalu tidak puas pada dirinya sendiri.

Beberapa hal diatas dapat membuat penderita selalu tidak percaya diri dan pada akhirnya tidak berani untuk melangkah maju. 

Cara mengatasi sindrom ini kamu butuh merubah pola pikir seseorang tentang kemampuan sendiri dan mengakui prestasi yang telah di capai juga menjadi salah satu kunci jika kamu layak mendapatkannya. 

Fokus lah untuk mendapatkan pencapaian mu karena berbeda tujuan berbeda pula cara mencapainya. Kamu hanya perlu melakukan yang terbaik versi kamu dan ingatlah saat kamu mulai meragukan dirimu sendiri, tidak ada manusia yang sempurna. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun