Mohon tunggu...
Aquaculture FestivalIPB
Aquaculture FestivalIPB Mohon Tunggu... Penulis - HIMAKUA FPIK IPB

Acara akuakultur terbesar di IPB

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Aquafest 2022 Hadirkan Talkshowa Strategi Jitu dalam Pemasaran Ikan Hias Asli Indonesia dari Sudut Pandang Dosen hingga Penghobi Ikan Hias

28 September 2022   20:41 Diperbarui: 28 September 2022   20:44 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Himpunan Mahasiswa Akuakultur (Himakua) FPIK IPB University melalui Aquaculture Festival 2022 berhasil menyelenggarakan Talkshow yang bertemakan "Strategi Pemasaran Ikan Hias Asli Indonesia". Tema tersebut diangkat berdasarkan tingginya peluang potensi usaha ikan hias di Indonesia yang belum dapat dijangkau oleh masyarakat dan dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat. Acara ini diselenggarakan pada 24 September 2022, bertempat di Raiser Ikan Hias, Cibinong yang diikuti oleh para pembudidaya, pengusaha, mahasiswa dan masyarakat umum.

Talkshow ini dibuka oleh MC Rizka Nur Cahayani dan Daffa Nuradzani mahasiswa Budidaya Perairan angkatan 55. Rangkaian acara Talkshow di hadiri oleh expert dan pegiat di bidang akuakultur, diantaranya Erwin Dwiyana, S.Pi., M. Sc. yang merupakan Direktur pemasaran Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan. Workshop ini juga dihadiri oleh beberapa ahli di bidang ikan hias, diantaranya Founder of Java Aquatic, Nico Christy Susanto; FPIK IPB University Lecturer, Dr. Irzal Effendi; Public Figure dan Penghobi Ikan Hias, Lucky Hakim.

"Bisnis akuakultur terutama ikan hias merupakan bisnis yang masih memiliki potensi yang sangat tinggi, karena bisa dilaksanakan dengan skala yang relatif kecil, modal yang terbatas, dan mampu memberdayakan masyarakat. Bisnis ikan hias diharapkan terus berkembang sehingga dapat memberikan devisa bagi negara, diharapkan juga strain ikan hias lokal Indonesia bisa dibudidayakan dan bersaing dalam pasar ekspor." ujar Dr. Ichsan Ahmad Fauzi, S. Pi, M. Sc selaku Sekretaris Departemen Budidaya Perairan IPB saat menyampaikan sambutannya. Pernyataan tersebut juga didukung oleh Erwin Dwiyana, S.Pi., M. Sc dengan mengatakan bahwa, ikan hias dengan segala keindahannya tentu memiliki prospek yang cerah, ikan hias juga memberikan multiplier effect bukan hanya di ikan hias, tetapi juga di industri pendukungnya seperti akuarium dan aksesoris lainnya.

dokpri
dokpri

Erwin Dwiyana, S.Pi., M. Sc juga memaparkan mengenai produksi ikan hias periode 2015-2019 meningkat meningkat dari 1,1 milyar ekor menjadi 1,68 milyar ekor, produksi ini tersebar di 21 provinsi dengan 14 provinsi untuk ikan hias air tawar dan 7 provinsi ikan hias air laut. Nilai ekspor ikan hias Indonesia pada tahun 2021 mencapai 34,55 USD, sebagian besar ikan hias yang di ekspor dari Indonesia merupakan ikan hias air tawar, yaitu sebesar 80,7%, sedangkan pada ikan hias air laut hanya mencapai 19,3%. Komoditas ikan hias indonesia yang menonjol, diantaranya ikan diskus, arwana, koi, mas koki, manfish, sumatra tiger barb, dan neon tetra. Harapannya dengan besarnya minat masyarakat akan ikan hias dapat memulihkan laju perekonomian dalam perdagangan ikan khususnya ikan hias.

Dr. Irzal Effendi memaparkan bahwa ikan arwana, botia dan cupang merupakan ikan yang menempati tujuh besar volume ekspor ikan nasional. Sistem budidaya resirkulasi pada budidaya ikan botia dapat membuat pertumbuhan benih ikan botia lebih optimal. Potensi ikan hias Indonesia sangat tinggi, hal ini dikarenakan tingginya permintaan akan ikan hias tropis. Salah satu tantangan dalam produksi ikan hias asli Indonesia adalah pada aspek teknologi, regulasi dan sebagainya.

Lucky Hakim mengatakan bahwa, ikan tropis sangat banyak diminati dan memiliki prospek yang sangat besar dalam skala internasional. Penjualan ikan hias tropis di luar negeri memiliki profit yang lebih menguntungkan dibandingkan jika dijual di dalam negeri. Pemeliharaan ikan hias dalam akuarium dapat menambah nilai harga jual pada ikan hias.

dokpri
dokpri

Rangkaian Talkshow ditutup dengan pemaparan oleh Nico Christy Susanto selaku Founder of Java Aquatic yang menyampaikan bahwa, market ikan hias dunia cukup besar tetapi masih kalah dengan berbagai negara, pada tahun ini market di Indonesia 31-32 juta USD. Breeding besar-besaran memiliki kekurangan yang membutuhkan modal yang sangat banyak, namun added value breeding bisa menjadi solusi untuk meningkatkan perolehan keuntungan. Cross breeding merupakan kegiatan membudidayakan ikan yang memiliki resources yang kecil (modal kecil), tetapi dapat menghasilkan profit yang tinggi. Distribute exporter maksudnya ialah memiliki mitra yangg banyak sehingga dapat meringankan beban perusahaan dalam pemasarannya

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun