Mohon tunggu...
Aqshal Radhitya
Aqshal Radhitya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka foto

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kereta "Hantu" yang Membantu Membelah Kemacetan Jakarta

31 Oktober 2024   16:35 Diperbarui: 31 Oktober 2024   16:40 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada beberapa moda transportasi yang bisa digunakan para pekerja untuk menuju ke Jakarta, contohnya Transjakarta dan LRT. Pembeda dari kedua moda transportasi tersebut adalah Transjakarta masih ikut di dalam kemacetan, sedangkan LRT tidak, karena mempunyai lajurnya sendiri seperti kereta. Namun, berbeda dengan kereta yang biasanya jauh dari lajurnya jauh dari pusat kota, LRT ini memiliki jalur yang melintang di atas jalanan Jakarta yang terkenal dengan kemacetannya. 

Sudah Direncanakan Sejak 2015

LRT (Light Rail Transit) pertama kali direncanakan pada tahun 2015, dan mulai dibangun pada tahun itu juga pada tanggal 9 september 2015 yang kontraktor utamanya adalah PT Adhi Karya. Pada proses pembangunannya banyak hambatan seperti proses teknis dan pendanaan. Tantangan terberatnya adalah proses teknis dan kondisi geografis. Karena pembangunannya berada di wilayah yang sangat padat dan rawan kemacetan, maka prosesnya menjadi lebih rumit dan lama. Sehingga dalam proses pembangunannya banyak mengorbankan lajur jalan yang memperparah kemacetan yang akan dilalui oleh LRT tersebut. Ada faktor lain yang memperlambat proses pembangunan LRT, yaitu COVID 19. Proses pembangunan LRT ini memang berada saat kondisi dunia yang sedang tidak baik-baik saja karena wabah tersebut. Namun dengan berbagai hambatan tersebut LRT kini berhasil beroperasi pertama kali pada tanggal 28 Agustus 2023. (dephub.go.id)

Kereta ini sangat menarik perhatian banyak warga karena, LRT tidak dikendalikan oleh masinis atau bisa dibilang kereta "hantu". LRT memakai teknologi tanpa awak atau sistem operasi otomatis, sehingga tidak harus ada masinis yang mengendalikan kereta tersebut. Teknologi ini merupakan salah satu hal baru yang ada di negara kita, karena kereta ini bisa dioperasikan melalui sistem komputer yang diawasi oleh pusat kendali. 

Bagaimana Kereta Bisa Dikendalikan Meski Tidak Ada Masinis

Sistem yang digunakan oleh LRT antara lain adalah Sistem Persinyalan Berbasis Komunikasi (CBTC). Sistem CBTC ini adalah sistem teknologi baru yang memungkinkan kereta beroperasi dalam jarak antar kereta yang lebih dekat dan lebih akurat. Sistem ini memungkinkan Kereta berkomunikasi secara langsung kepada pusat kendali, sehingga bisa mengatur kecepatan, jarak dengan kereta lain, waktu keberangkatan, dan sistem operasional yang dikendalikan langsung oleh sistem tanpa adanya campur tangan manusia sama sekali.

Selain itu LRT juga mengadopsi teknologi Grade Of Automation level 3 (GoA 3) yang berarti meskipun semuanya dikendalikan oleh sistem, namun sistem ini tetap dipantau oleh manusia atau petugas. Di level ini ketika kereta mulai bergerak, berhenti, dan menyesuaikan kecepatannya tetap diatur oleh sistem otomatis yang sudah tersedia. Namun, petugas tetap memantau  dan akan mengambil kendali jarak jauh  ketika terjadi keadaan darurat atau terjadi kerusakan pada sistem. Petugas akan memantau kereta melalui pusat kontrol, semua operasi kereta dapat dilihat secara langsung (real time). Jika harus, petugas langsung bisa mengambil alih kendali jika kereta tidak bisa mendeteksi bahaya yang ada di depannya.

LRT memiliki sistem keselamatan yang sangat lengkap. Sistem otomatis ini sangat mengutamakan keamanan. Kereta ini dilengkapi dengan banyak sekali sensor dan alat pengamanan yang dapat mendeteksi hambatan atau bahaya yang berada di depannya. LRT dapat berhenti dengan sendirinya ketika sensor-sensor itu mendapati sinyal berbahaya. Sistem CBTC ini bisa juga mendeteksi keberadaan kereta untuk memastikan semua sistem beroperasi dengan semestinya dan menghindari tabrakan dengan kereta lain. (dephub.go.id)

Siapa Saja Yang Berjasa Dalam Terciptanya LRT

Sistem operasi otomatis ini dikembangkan oleh perusahaan dalam negeri yang bekerja sama dengan perusahaan luar negeri. Perusahaan luar yang melakukan kerja sama dengan perusahaan dalam negeri adalah Thales Group. Perusahaan ini memiliki basis di negara Prancis yang menjadi salah satu pemain penting dalam terjadinya LRT ini. Perusahaan ini membantu mengembangkan sistem operasi otomatis untuk LRT ini dengan berbagai pengalaman dalam menyediakan sistem CBTC yang memungkinkan kereta bisa berjalan tanpa masinis.

Selanjutnya ada perusahaan dalam negeri PT LEN Industri. Perusahaan BUMN yang berada pada bidang teknologi elektronik dan otomatis memiliki peran yang tidak kalah penting dalam terciptanya sistem operasi otomatis ini. Perusahaan ini bertanggung jawab atas integrasi sistem persinyalan dan telekomunikasi yang bertujuan agar sistem tersebut dapat berjalan dengan baik dan menaati prosedur keamanan. Selain membuat sistem operasi otomatis, PT LEN ini juga sebelumnya bertanggung jawab pada penyediaan perangkat lunak pendukung yang disesuaikan untuk masyarakat Indonesia.

PT KAI Indonesia, bertanggung jawab pada pengoperasionalan, pengelolaan, dan pengawasan sebagai operator utama dalam penyediaan layanan LRT ini. PT KAI juga bertanggung jawab dalam memastikan semua pelayanan dapat bekerja dengan baik.

PT INKA, perusahaan ini bertanggung jawab dalam pembuatan bentuk kereta itu sendiri. Perusahaan ini memproduksi kereta serta gerbong yang digunakan oleh LRT ini. Mereka juga mendesain kereta dan memastikan apakah kereta ini layak digunakan atau tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun