Mohon tunggu...
Muhammad Aqshal firmansyah
Muhammad Aqshal firmansyah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Hobi berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penggunaan Hastag #Salingjaga pada Aplikasi TikTok dalam Kontestasi Pemilu

9 Januari 2024   10:44 Diperbarui: 11 Januari 2024   16:51 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : Trenteknologi.com

Pada era modern ini, demokrasi Indonesia tidak hanya terwujud dalam ruang-ruang fisik, tetapi juga merambah ke dunia maya dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi. 

TikTok menjadi salah satu media sosial yang menjadi wadah perubahan di era ini. Sebagai ekspresi dari semangat demokrasi dalam ranah digital, pemanfaatan hashtag #Salingjaga menjadi peristiwa menarik yang perlu dianalisis secara mendalam, terutama dalam konteks pertarungan pemilihan umum. 

Penting untuk dicermati bahwa pada era digital ini media sosial bukan hanya platform untuk berbagi opini, tetapi juga platform yang membawa tantangan baru dalam memilah informasi agar terhindar dari disinformasi dan hoaks.

Dalam menghadapi era digital demokrasi di Indonesia, fenomena penggunaan hashtag #Salingjaga di platform TikTok perlu mendapatkan perhatian serius. pengaruh hashtag ini juga terlihat dalam peningkatan kesadaran politik dan partisipasi pemilih. 

Penggunaan hashtag ini dapat memengaruhi persepsi dan pemahaman pemilih terhadap isu-isu politik dan kandidat dalam kontestasi pemilu. Hal ini dapat memunculkan disinformasi dan hoaks sehingga dapat mempengaruhi persepsi pemilih dan merusak integritas proses demokrasi. 

Dalam era digital sekarang ini, TikTok menjadi platform yang memainkan peran penting dalam menyebarkan informasi, terutama dalam konteks pemilu. 

Tiktok tidak hanya sekedar menjadi wadah untuk hiburan, tetapi juga dapat menjadi saluran di mana informasi politik dapat menyebar diantara pengguna. Namun dengan peluang tersebut, muncul tanggung jawab bagi pengguna untuk menghadapi tantangan penggunaan hastag #Salingjaga dengan bijaksana. 

Hal ini sangat penting karena dapat menghindari dampak negatif seperti disinformasi berita palsu dan hoaks yang dapat merusak intergritas proses demokrasi.TikTok sebagai platform media sosial memiliki potensi yang besar untuk memengaruhi opini publik.

Sebagai pemilih yang cerdas, kita harus menyikapi penggunaan hashtag #SalingJaga di TikTok secara tepat, agar terhindar dari masalah seperti ini disinformasi berita dan hoaks. Kita sebagai pemilih harus tanggap dengan informasi yang beredar luas di Tiktok tentang keadaan situasi pemilu. 

Sebagai pemilih yang cerdas,kita harus memiliki sikap proaktif dalam menyikapi penggunaan hastag #salingjaga di Tiktok. Kita perlu mengembangkan literasi media yang kuat yang mencangkup kemampuan untuk memahami,mengevaluasi dan dengan menyaring informasi yang beredar secara kritis. 

Dengan literasi media yang kuat kita dapat mengidentifikasi kebenaran suatu konten. Pentingnya kemampuan untuk memahami sumber informasi tidak dapat diabaikan. Literasi media dapat untuk membedakan anatara informasi yang dapat dipercaya. Dengan melakukan literasi media kita sebagai pemilih dapat membuat keputusan yang benar dengan bukti yang kuat saat menghadapi konten terkait pemilu.Dengan demikian, kita sebagai pemilih dapat mengidentifikasi apakah suatu konten yang bersumber dapat dipercaya. 

Media massa memiliki kemampuan untuk mentransfer hal yang menonjol yang dimiliki sebuah berita dari news agenda mereka kepada public agenda.( Maxwell E. McCombs dan Donald L.)

Untuk mengatasi masalah informasi di era digital, terutama terkait penggunaan hashtag #SalingJaga di TikTok, kita sebagai pemilih cerdas harus mengambil langkah proaktif dengan meningkatkan tingkat kesadaran publik. strategi yang dapat digunakan adalah dengan menekankan isu-isu yang dianggap paling penting untuk mendapatkan kepercayaan di media massa.

Pentingnya public awareness dalam konteks ini melibatkan kesadaran bersama terhadap urgensi memahami dan menyaring informasi dengan cermat. 

Kita sebagai pemilih harus mendorong diskusi terbuka tentang isu-isu kunci yang memengaruhi pemilu dan demokrasi.Isu-isu yang dianggap paling penting harus diidentifikasi dengan cermat, dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap proses pemilu dan masyarakat secara keseluruhan. 

Pendidikan publik dapat dilakukan melalui kampanye informasi yang melibatkan berbagai platform, termasuk media massa tradisional dan media sosial seperti TikTok. Dengan menekankan kepentingan isu-isu ini, kita dapat mengarahkan perhatian publik pada informasi yang berkualitas dan relevan. 

Melalui partisipasi aktif dalam diskusi dan kampanye yang berfokus pada isu-isu yang dianggap paling penting, kita dapat membangun masyarakat yang lebih sadar akan dampak informasi terhadap proses demokrasi. Pendidikan publik yang terarah akan membantu meminimalkan risiko penyebaran disinformasi dan meningkatkan kualitas partisipasi pemilih dalam pemilu. 

Dalam menghadapi dinamika informasi di era digital, pemahaman akan literasi media menjadi landasan utama bagi pemilih yang memiliki kecerdasan tinggi. 

Pendekatan proaktif terhadap penggunaan hashtag #SalingJaga di TikTok melibatkan pengembangan keterampilan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan menyaring informasi secara kritis. Dengan literasi media yang solid, pemilih dapat dengan mudah mengenali kebenaran suatu konten, menghindari jebakan disinformasi, dan mengambil keputusan yang didasarkan pada fakta. Namun, literasi media tidak hanya relevan pada tingkat individu. 

Untuk mengatasi permasalahan informasi di TikTok, pemilih cerdas juga diharapkan turut serta dalam meningkatkan kesadaran publik atau kesadaran masyarakat. Pendekatan proaktif ini mencakup penekanan pada isu-isu yang dianggap krusial, membantu masyarakat agar lebih fokus pada informasi yang memiliki kualitas tinggi, dan menghindari distraksi serta manipulasi yang mungkin timbul. Kesadaran publik menjadi elemen kunci dalam menanggapi keruwetan informasi di era digital. 

Dengan mengidentifikasi isu-isu utama yang mempengaruhi pemilu dan demokrasi, masyarakat dapat lebih terarah dalam mendapatkan informasi yang relevan dan akurat. Upaya pendidikan publik melalui kampanye informasi, baik melalui media massa tradisional maupun platform sosial seperti TikTok, memiliki peran yang signifikan dalam membentuk pengertian bersama mengenai pentingnya menjaga integritas informasi. 

Dengan melibatkan diri dalam diskusi terbuka dan mendukung kampanye yang menyoroti isu-isu kritis, masyarakat dapat menjadi lebih sadar akan dampak informasi terhadap proses demokrasi. Kesimpulan dari pendekatan ini adalah bahwa literasi media dan kesadaran publik bersamasama membentuk dasar yang kokoh dalam menjaga integritas informasi, mengurangi risiko disinformasi, dan meningkatkan kualitas partisipasi pemilih dalam pemilu. Dengan menerapkan langkah-langkah ini, pemilih yang cerdas dapat memberikan kontribusi positif dalam mendukung proses demokrasi yang sehat dan transparan. 

Referensi Revillia Donna, Irwansyah.,(2020), LITERASI MEDIA SOSIAL: KESADARAN KEAMANAN DAN PRIVASI DALAM PERSPEKTIF GENERASI MILENIAL,24 (1): 1-15 Ritonga, E.Y., (2018), Teori Agenda Setting dalam Ilmu Komunikasi, SIMBOLIKA, 4 (1): 32- 41

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun