" Sayup-sayup suara televisi yang sedari tadi berbincang sendiri telah menjadi lagu Nina Bobo bagi lima lelaki yang mendapat giliran jaga malam ini"
Kutipan tersebut menggunakan majas personifikasi. Majas ini merupakan majas yang membandingkan antara manusia dengan benda manti,seolah olah benda tersebut memiliki sifat layaknya manusia. Benda yang dimaksud disini adalah Televisi, televisi digambarkan berbincang sendiri seperti manusia ,padahal televisi adalah benda mati.
"Rumah berarsiktektur lawas dengan halaman yang lumayan luas. Tidak ada pagar di sana, memberikan keleluasaan siapa saja yang masuk."
Kalimat tersebut menjelaskan bentuk rumah tokoh sulastri yang begitu jelas tanpa menggunakan kata tersirat,langsung diungkapkan lewat kalimat. Pengarang disini menggunakan teknik analitik sebagai bentuk penggambaran rumah tokoh. Sehingga pembaca bisa langsung tahu tanpa berpikir lebih dalam.
Mencermati kalimat-kalimat dalam cerpen Sulastri karya Sapta Arif kita mendapatkan banyak gaya bahasa yang disajikan mulai dari majas,ungkapan,diksi,pemilihan kosa kata,struktut kalimat dan gaya bahasa lainnya. Bagi penikmat karya satra hal tersebut menjadi nilai plus,sebab kembali lagi ke konsep awal bahwa sastra juga mengutamakan keindahan bahasa. Dalam beberapa karya sastra yang di tulis Sapta Arif, penggunaan bahasa yang disajikan kaya akan keindahan  dan elegan menciptakan suasana yang begitu hidup dan memikat meskipun ada beberapa kekurangan. Estetika bahasa yang terpancar dari setiap kata dan kalimatnya membuat pembaca terhanyut dalam cerita yang disajikan.
Oleh : Aqshal Ananda Rafi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H