Mohon tunggu...
Aqmarina P.S
Aqmarina P.S Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Perlukah Kursus untuk Tumbuh Kembang pada Anak Usia Dini?

28 April 2016   18:02 Diperbarui: 28 April 2016   18:22 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin terbayang di pikirin banyak orang aneh memang anak kecil sudah diikutkan kursus ini itu oleh orangtua nya, padahal umur mereka masih terhitung masih balita dan masih di usia bermain serta tumbuh. Saat ini saja promosi berbagai jenis kursus untuk menunjang “kepandaian” anak sedang marak bermunculan di sekitar kita . 

Ada kursus aritmatika, sempoa, bahasa Inggris bahkan kursus menghafal yang efektif. Beberapa orang tua memasukan anak mereka ke tempat kursus ini dengan alasan takut si anak tidak mampu bersaing dengan teman-temannya kelak. Betulkah alasannya seperti itu bunda?

Dari alas an yang dikemukakan diatas tidak logis sekali alasannya yang gengsi ini ibu nya atau anaknya, seharusnya janganlah memaksa anak kita untuk mengikuti kemauan kita memang ada pepatah mengatakan harus nurut perkataan orangtua pasti akan sukses kelak. Tetapi mereka dalam masa tumbuh dan bermain biarkan mereka mengeksplorasi imajinasi yang ada di fikirannya dan kita mengarahkannya tanpa harus mengikutkan anak tersebut ke kursus.

 Ada juga alasan ibunya “Anak saya harus pinter matematika, komputer dan bahasa Inggris, supaya tidak ketinggalan jaman!” Sepenggal kalimat tersebut terkesan ambisius dan sering terlontar dalam obrolan ibu-ibu jaman sekarang. Untuk apa semua itu semua memang benar sih kalo anak nya sukses orangtua ikut menikmati hasilnya, tetapi kalo anak kita sudah bersekolah apa harus juga diikutkan kursus ? apa tidak memberatkan si anak ? kapan waktu istirahatnya ? apa tidak cukup guru sekolah mengajari anak kita ?. Mungkin sebagian pertanyaan tersebut terbesit di fikiran kita termasuk saya.

 Untuk mewujudkan “cita-cita” tersebut banyak orang tua yang mengikut sertakan anaknya ke berbagai kursus. Bahkan sejak si kecil memasuki tahun pertamanya di sekolah dasar. Terkadang seorang anak harus mengikuti lebih dari 2 macam kursus. Untuk apa semua itu ? sudah sekolah tapi di kursuskan ?

Padahal menurut pakar psikologi, Tika Bisono, anak yang baru berusia 6 tahun atau duduk di kelas 1 SD, belum waktunya diikutkan kursus. ” Pada usia ini, anak sedang berada pada tahap mengekspresikan diri,” ungkapnya. Pada masa ini anak masih senang bermain. 

Bahkan hal tersebut masih harus mempunyai porsi besar dalam kegiatannya sehari-hari. Menurut Tika, anak pada usia ini harus dibiarkan untuk memiliki kepribadiannya sendiri. “Jangan memaksa  anak untuk melakukan hal-hal yang tidak ia sukai, apalagi semata demi gengsi orang tua,” tambahnya.

Kursus apa sih yang perlu diikuti oleh si anak?. Anak yang baru memasuki jenjang sekolah formal membutuhkan sarana mengembangkan diri mereka. Kursus yang bersifat menyenangkan dan dapat menggali potensi dalam dirinya bisa jadi alternatif, misalnya: kursus melukis/mewarnai, kursus menari/menyanyi. Kursus seperti itu yang seharusnya diikuti oleh anak karena sifatnya menyenangkan dan tidak membebani si anak.

 Jadi intinya untuk para orangtua janganlah memaksakan kehendak kita pada si anak jangan juga menuruti gengsi, kita gengsi si anak yang akan mengalami akibatnya seperti mereka kekurangan waktu bermain dengan temannya dan mudah menyendiri.

sekian terimakasih :)

#akhmadmukhlis27

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun