Mohon tunggu...
Aqim SetiaAji
Aqim SetiaAji Mohon Tunggu... Arsitek - Alhamdulillah

hobi main main

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Islam dan Jawa Padu nan Harmonis

28 Oktober 2021   16:05 Diperbarui: 28 Oktober 2021   16:07 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Letak masjid biasanya dekat dengan istana yaitu sebelah barat alun-alun atau bahkan didirikan di tempat-tempat keramat yaitu di atas bukit atau dekat dengan makam.

Masjid dan makam juga diletakkan berdampingan, seakan saling melengkapi. Makam ala Jawa memiliki ciri-ciri dari wujud akulturasi pada bangunan yang diwujudkan sebagai berikut:

- Makam-makam kuno dibangun di atas bukit atau tempat-tempat yang tinggi.

- Makamnya terbuat dari bangunan batu yang disebut dengan Jirat atau Kijing, nisannya juga terbuat dari batu.

-Di atas jirat biasanya didirikan rumah tersendiri yang disebut dengan cungkup atau kuba.

-Dilengkapi dengan tembok atau gapura yang menghubungkan antara makam dengan makam atau kelompok-kelompok makam.

-Di dekat makam biasanya dibangun masjid, maka disebut masjid makam dan biasanya makam tersebut adalah makam para wali atau raja. Contohnya masjid makam Sendang Duwur di Tuban.

Kuburan atau makam biasanya diabadikan atau diperkuat dengan bangunan dari sebuah batu yang disebut jirat/kijing dan diatasnya biasanya didirikan sebuah rumah yang disebut dengan cangkup yang sebenarnya bertentangan ajaran agama Islam terdapat larangan untuk menembok kuburan apalagi membuat rumah diatasnya, tapi cangkup didirikan untuk mengenang orang-orang penting.

Gugusan makam ini dibagi lagi dalam berbagai halaman menurut kelompok, keluarga masing-masing gugus dipisahkan oleh tembok-tembok tapi dihubungkan oleh gapura-gapura dan pada umumnya makamnya terletak di lereng gunung. Pada masa perkembangan Islam di zaman madya, berkembang ajaran bahwa seni ukir, patung, dan melukis makhluk hidup, apalagi manusia secara nyata, tidak diperbolehkan. Di Indonesia ajaran tersebut ditaati.

Walaupun seni patung untuk menggambarkan makhluk hidup secara nyata tidak diperbolehkan, akan tetapi seni pahat atau seni ukir terus berkembang. Para seniman tidak ragu-ragu mengembangkan seni hias dan seni ukir dengan motif daun-daunan dan bunga-bunga seperti yang telah dikembangkan sebelumnya. Kemudian juga ditambah seni hias dengan huruf Arab. Bahkan muncul kreasi baru, yaitu kalau terpaksa ingin melukiskan makhluk hidup, akan disamar dengan berbagai hiasan, sehingga tidak lagi jelas-jelas berwujud binatang atau manusia. Dikembangkan juga seni hias atau seni ukir dengan bentuk tulisan Arab yang dicampur dengan ragam hias yang lain. Bahkan ada seni kaligrafi yang membentuk orang, binatang, atau wayang.

Tersebarnya Islam di Indonesia membawa pengaruh dalam bidang aksara atau tulisan. Abjad atau huruf Arab sebagai abjad yang digunakan untuk menulis bahasa Arab mulai digunakan di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun