Mohon tunggu...
Aqil Ramadhani
Aqil Ramadhani Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Program Studi PGMI Institut Islam Nahdlatul Ulama Temanggung

Tingkatkan daya ingatan anda dengan membiasakan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Wayang dan Kehidupan

5 Januari 2022   14:54 Diperbarui: 5 Januari 2022   15:06 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wayang Dan Kehidupan

Siapa yang tidak mengenal wayang, hampir setiap warga masyarakat Indonesia mengenal akan bagian dari warisan nenek moyang satu ini. Tidak hanya di Indonesia saja, eksistensi akan budaya wayang juga telah dikenal di berbagai belahan dunia , seperti Australia, China, dan Jepang.
Adanya eksistensi kesenian wayang menjadikanya sebagai sebuah simbol akan adanya kekayaan budaya Bangsa Indonesia yang merupakan warisan leluhur yang telah diwariskan secara turun temurun kepada masyarakat Indonesia. Hal itu tentunya menimbulkan suatu pertanyaan yang besar bagi negara lain "Bagaimana suatu bangsa bisa terus melestarikan kesenian yang merupakan salah satu kekayaan bangsa pada zaman serba teknologi ini"
Memang bukan perkara yang mudah bahwasanya suatu negara dapat melestarikan kebudayaan yang diwariskan oleh nenek moyangnya, perlu adanya suatu kesadaran serta tidak menutup kemungkinan untuk menggabungkanya dengan seluk beluk bagaimana proses terjadinya budaya tersebut.


Jika dikaitkan dengan proses kehidupan manusia, maka dapat dikatakan bahwasanya wayang merupakan sebuah gambaran mengenai proses perjalanan hidup manusia yang didalamnya memiliki berbagai jenis watak atau sikap pribadi masing-masing serta bagaimana cara manusia menemukan jati dirinya sebagai insan yang sempurna.


Oleh karena itu, setiap tokoh wayang mestinya memiliki watak yang berbeda mulai dari Dewa, Raja, Prajurit dan bagian dari Rakyat Jelata seperti halnya pandawa. Namun dalam permainanya, tokoh dewa dalam pewayangan juga dapat berubah menjadi rakyat jelata, misalya Semar. Diceritakan juga bahwa semar merupakan salah satu dewa bahkan bisa menjadi pemimpin para dewa, namun sesekali semar akan berubah menjadi rakyat jelata dan hidup berdampingan bersama rakyat. Dari hal ini maka dapat menjadi pelajaran bagi kehidupan manusia di dunia, sebab tidak selamanya pangkat akan menjadi panutan, ada kalanya bahwa suatu derajat yang luhur perlu disembunyikan agar dapat berbaur dengan masyarakat dan mengayominya, sebab kekuasaan tertinggi ada pada tuhan yang maha Esa.


Adapun makna yang terselip dari adanya kesenian wayang diantaranya :
1.Dalang
diartikan sebagai Tuhan yang mengatur adanya kehidupan. Baik hidup, mati, rizki serta banyaknya sifat yang mendasar dari manusia itu sendiri. Semuanya dikembalikan kepada Tuhan Yang Maha Esa Dalang

2.Wayang
Wayang dalam kehidupan diartikan sebagai manusia yang didalamnya memiliki watak,
hawa nafsu, emosi, pintar, baik, buruk dan lain sebagainya.

3.Beber
Beber adalah layar putih yang membentang dibelakang wayang. Beber memiliki makna bahwasanya suatu kehidupan semula adalah netral (kosong dan tidak ada suatu hal apapun), Namun semua akan berubah ketika Dalang sudah menghendaki bahwa wayang , gunungan, gamelan dan lainya sebagainya muncul.

4.Gunungan
Gunungan digambarkan sebagai bumi dan seisinya, kerika awal pentas, gunungan akan ditancapkan di tengah tengah yang bermakna bahwa kehidupan dibumi telah dimulai.

5.Simpingan Kiwa Tengen
Merupakan letak wayang yang memiliki watak yang berbeda,biasanya kanan adalah watak yang baik dan kiri untuk wayang yang memiliki watak jahat. Hal ini memberi makna bahwa perilaku baik harus didahulukan dan meninggalkan perilaku yang buruk.

6.Kotak
Bermakna ketika seseorang berbicara memiliki jeda agar tidak salah dalam menuturkan setiap ucapanya. Hal itu digambarkan dengan irama ketukan dari sang dalang.

7.Gamelan
Sebagai gambaran kebutuhan primer manusia. Seperti sandang, pangan, dan papan. Tanpa hal itu ,maka manusia akan kesulitan dalam menjalani kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun