Kedua ketika terjadinya krisis finansial di amerika pada tahun 2008 dan berdampak pada ketidakstabilan perekonomian secara global. Krisis ini menandakan berhentinya pertumbuhan dan jatuhnya ideologi pasar kapitalisme secara global. Dampak dari krisis financial mempengarui perekonomian dunia dengan menurunnya aktivitas ekspor-impor sehingga rendahnya omset penjualan dan kestabilan perusahaan. Implikasi krisis ini mengancam penghidupan yang bekerja dan bergantung pada sektor industry dan naiknya bahan makanan akibat inflasi sehingga menggangu kestabilan ekonomi negara. Kemunduran globalisasi yang ketiga ditandai dengan terjadinya peristiwa pandemic covid 19 yang menelan korban hingga 16,6 juta jiwa di dunia (WHO dalam Rahadian, n.d. 2022).Â
Pandemi covid 19 mengakibatkan guncangan ekonomi yang dahsyat hampir deseluruh negara akibat kebijakan lock down di beberapa negara yang membatasi aktivitas pasar berdampak secara berantai pada seluruh aspek kehidupan masyarakat. Kondisi ini telah mereduksi pemasukan rumah tangga, kemampuan konsumsi dan meningkatkan permasalahan kemiskinan(Martin et al., 2020). Pandemi covid 19 menjadi refleksi setiap negara bahwa kemajuan teknologi yang belum merata dan ketergantungan terhadap suatu negara menjadi titik lemah terhadap negara-negara lain karena tidak adanya asset produksi yang lebih terdistribusi(Madhok, 2021). Hal ini mencuat ketika ditengah-tengah kekacauan negara sedang menghadapi covid, Sebagian besar vaksin diproduksi oleh teknologi yang dimiliki negara-negara maju seperti Amerika, China dan Rusia sehingga cepat lambat penanganan virus ini bergantung pada bantuan negara lain. Covid 19 menjadi puncak kemunduran globalisasi dan merenggut penghidupan masyarakat secara signifikan.
