Mohon tunggu...
Aqilla Shifa
Aqilla Shifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Magister Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan UGM

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menakar Globalisasi: Ancaman dan Tantangan Teknologi terhadap Penghidupan

28 Desember 2023   17:00 Diperbarui: 28 Desember 2023   17:09 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan ilmu pengetahuan merupakan tonggak perubahan peradaban manusia menuju kehidupan modern. Revolusi ilmu pengetahuan telah melahirkan teknologi yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Manusia terus berinovasi terhadap teknologi untuk pemenuhan kebutuhan dan pemecahan masalah dalam hidupnya. Dalam sejarah, perkembangan teknologi dengan penemuan kopas dan mesin kapal layar telah memotori Portugis dan Spanyol dalam melakukan pelayaran Samudra pertamakali pada abad ke-18 dengan tujuan kolonialisasi dan imperialisasi. Kemajuan teknologi telah mendorong intensitas dan ekspansi perdagangan antar negara secara signifikan. Hal inilah yang mendorong konektivitas dan interaksi antar negara secara global. Fase ini menjadi salah satu bagian dan cikal bakal proses perubahan dalam globalisasi.

Fase pertama perkembangan globalisasi dimulai sejak kolonialisme dan imperialisme pada abad ke-15 seiring dengan pertumbuhan kapitalisme dan ekspansi wilayah jajahan negara-negara eropa dengan eksploitasi berbagai jenis sumber daya di negara dunia ketiga tidak terkecuali Indonesia. Fase kedua, perkembangan globalisasi saat perdagangan antar imperialis di Eropa untuk membangun kekuatan ekonomi lokal serta kompetisi dan kolaborasi dalam akumulasi kapital dengan eksploitasi pasar yang lebih dominan. Pada fase ke tiga, perkembangan perdagangan internasional menciptakan kelas-kelas pasar antara pasar regional dan pasar global dengan agen utama perusahaan multinasional yang mengeksploitasi sumber daya di negara-negara berkembang (Pontoh, 2003).

Tidak dapat dipungkiri, perubahan teknologi dalam globalisasi membawa kemudahan dan peluang-peluang dalam meningkatkan taraf kehidupan manusia. Namun bagaimana jika teknologi tersebut tanpa kita sadari telah menghadirkan resiko dan ancaman penghidupan manusia? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis akan melakukan pendekatan dalam beberapa hal. Pertama, penulis akan membahas tentang bagaimana perkembangan teknologi dalam globalisasi berdampak pada kondisi sosial, politik dan ekonomi negara dunia ketiga. Kedua, bagaimana globalisasi mengalami perkembangan yang sangat pesat dan signifikan saat fenomena hyperglobalisasi hingga peristiwa-peristiwa berkebalikan yang menandai kemunduran globalisasi (deglobalization). Fase kemunduran globalisasi membawa resiko dan ancaman yang telah berdampak pada penghidupan manusia.

Dampak perkembangan teknologi dalam globalisasi terhadap kondisi sosial, ekonomi dan politik negara dunia ketiga.

Perkembangan ilmu pengetahuan melahirkan penemuan mesin uap di Inggris pada abad ke-18 dan menjadi awal peristiwa Revolusi industry 1.0 (1750-1850). Revolusi industry 1.0 telah mendorong proses produksi menjadi lebih efektif dan efisien dengan merubah sistem tenaga kerja manusia menjadi tenaga mesin pada sektor pertanian, manufaktur, transportasi dan pertambangan. Kondisi tersebut mengakibatkan dampak sosial perubahan peran dan pola interaksi masyarakat. Seperti yang diungkapkan Ferdinan Tonnies (1855-1936) bahwa revolusi industry menggerus intimitas dalam komunitas, awalnya masayarakt berinteraksi dan berhubungan dengan kelekatan natural will, namun kini berubah menjadi hubungan yang berdasarkan materi rasional will (Macionis, 2007).

Perkembangan Revolusi industry 2.0 ditandai dengan pesatnya industrialisasi pada akhir abad ke-19 dengan penemuan tenaga listrik dan motor pembakar yang semakin mendorong perubahan signifikan dalam  transportasi dan komunikasi (revolusi teknologi). Perkembangan teknologi telah memotori proses perdagangan dunia secara global. Liberalisasi perdagangan menciptakan skema perdagangan secara bebas, tidak terbatas dan kompetitif. Negra berkembang didorong untuk menyelaraskan kebijakan ekonomi nasional terhadap kebijakan ekonomi pasar bebas sehingga berdampak secara langsung dalam pendampatan masyarakat dan dominasi pasar oleh negara-negara maju karena persaingan yang tidak sepadan.

Kemunculan internet dan teknologi digital menjadi tanda Revolusi industry 3.0 dengan karakteristik pemampatan ruang dan waktu yang tidak lagi berjarak. Perkembangan teknologi digital merubah pola komunikasi dan mereduksi tenaga manusia terhadap mesin-mesin industri. Dampak sosial peningkatan pengangguran tidak dapat terelakkan. Perkembangan revolusi industry 4.0 pada awal abad 21 melahirkan teknologi otomatis yang mengakibatkan disrupsi teknologi yang sangat masif sehingga kompetisi sangat masif dan kemampuan adaptasi menajadi kunci untuk bertahan.

Ancaman pada penghidupan manusia dalam perkembangan teknologi dan globalisasi

Proses globalisasi berdampak secara multidimensional. Meski demikian, globalisasi ekonomi berpengaruh lebih dominan dibanding globalisasi non ekonomi karena dampaknya sangat signifikan terhadap tata kelola kebijakan pemetintah (Cahyono, 2008). Perubahan sangat signifikan terjadi setelah consensus washinton yang mempromosikan dan menetapkan pasar bebas dengan minimnya keterlibatan pemerintah. Globalisasi sebagai proses pengintegrasian ekonomi yang dimotori oleh perkembangan teknologi dalam industrialisasi telah mendorong fenomena hyperglobalisasi di negara-negara maju maupun berkembang.

Hyperglobalisasi merupakan transformasi yang sangat signifikan ditandai dengan skema kapitalisme secara masif dalam perekonomian dan curamnya kesenjangan. Liberalisasi perdagangan yang ditetapkan oleh WTO menyababkan reformasi kebijakan dalam negara-negara berkembang dan mendorong pola kapitalisme secara kolektif melalui saham, privatisasi, dan pelonggaran kebijakan dalam sumber daya alam dan pertanahan. Kebijakan tersebut telah mengancam dan meminggirkan hak-hak masyarakat seperti petani, nelayan, masyarakat adat dalam pengelolaan sumber daya dan sumber penghidupan masyarakat di negara berkembang. Fenomena hyperglobalisasi lambat laun menunjukkan sisi lain yang lebih nyata sebagai de-globalisasi atau kemunduran globalisasi.

Beberapa peristiwa yang menandai kemunduran globalisasi dalam dua dekade terakhir. Pertama, ketika China bergabung dalam WTO, negara tersebut mengalami perkembangan yang pesat hingga menjadi "the world's factory" atau pabrik dunia dengan ekspansi bisnis secara masif. Hal ini berimplikasi pada produksi terpusat dan ekspansi pasar pada negara-negara berkembang dengan upah pekerja yang murah. Kondisi ini semakin berdampak pada ketergantungan dan kesenjangan pada negara-negara berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun