Mohon tunggu...
Aqil Aziz
Aqil Aziz Mohon Tunggu... Administrasi - Suka makan buah

Mencintai dunia literasi. Penullis di blog : https://aqilnotes.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lepas

21 Mei 2018   08:47 Diperbarui: 21 Mei 2018   09:06 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Dasar!. siapa ini, beraninya cuma miscall. Kalau niat telpon. Telpon lagi donk." sambil mencet-mencet hp. Asikh memeriksa nomor telpon.

"Sepertinya ku kenal dengan nomor ini. Tidak asing bagiu. Tapi milik siapa ya?"

Asikh mencoba mengingat-ngingat. Hampir lima menit. Dia masih penasaran nomor siapa, yang barusan memanggil tanpa jawaban.

"Oh.." teriaknya. Membuat Bram yang disamping nampak kaget.

"Ternyata si Dia. Jangan coba-coba merayuku ya... Aku tahu kamu pasti masih kangen sama aku. Masih ada rasa. Tapi kali ini, saya tidak bisa dipengaruhi. Aku ingin menjadi manusia bebas. Aku ingin menjadi lelaki sejati. Sekali aku putuskan. Itulah sikapku."

Bram ketawa. Sambil menepuk bahu Asikh. "Asikh. Asikh..!"

Asikh menoleh heran. "Kamu itu lucu, kata Bram. Asikh nampak heran.

"Kalau nomor telpon, berderet angka panjang saja, masih kamu ingat. Berarti kamu belum benar-benar melupakan. Kamu masih ada rasa. Kamu belum bisa melupakan.  Kamu bukan lelaki." kata Bram meninggalkan tempat.

Asikh melongo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun