Mohon tunggu...
Aqil Nedhio Wibowo
Aqil Nedhio Wibowo Mohon Tunggu... Freelancer - -

Orang yang terbaik adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Wawasan Kebangsaan Mahasiswa di Indonesia

13 Mei 2019   22:30 Diperbarui: 30 Juni 2021   13:23 18331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang suatu bangsa mengenai diri dan ideologinya, serta cita-citanya, yang diorientasikan untuk memperkokoh dan menjaga persatuan bangsa dan ketahanan bangsa. Ketahanan bangsa adalah kondisi dinamik bangsa yang berisi ketangguhan, keuletan, dan kehandalan yang dibangun agar mampu menghadapi tantangan, dari dalam dan luar negeri. 

Terdapat beberapa tujuan dari wawasan kebangsaan. Yang pertama adalah terbentuknya bangsa yang kuat, kukuh bersatu, berdaya saing tinggi, dan sejahtera. Selain itu, wawasan kebangsaan juga menjaga sejarah kebangsaan Indonesia & kecintaan akan NKRI. 

Tujuan lain dari wawasan kebangsaan adalah revitalisasi dan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila, serta secara khusus meredam berkembangnya penonjolan primordialisme sempit, kesukuan, kedaerahan, dan mencegah disintegrasi bangsa. Terakhir, wawasan kebangsaan dapat meningkatkan kualitas penangkal maya demi lestarinya bangsa.

Wawasan kebangsaan Indonesia tercetus pada sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928 sebagai tekad perjuangan dan merupakan konvensi nasional. Terdapat dua aspek wawasan kebangsaan, yaitu aspek moral dan aspek intelektual. 

Berdasarkan dua aspek tersebut, wawasan kebangsaan memiliki 6 nilai, yaitu penghargaan terhadap harkat dan martabat sebagai makhluk Tuhan Yang Mahakuasa, tekad bersama untuk berkehidupan yang bebas, merdeka, dan bersatu, cinta tanah air dan bangsa, demokrasi dan kedaulatan rakyat, kesetiakawanan sosial, dan masyarakat adil dan makmur. 

Selain nilai-nilai tersebut, wawasan kebangsaan juga memiliki makna penting, yaitu mengamanatkan kepada seluruh bangsa agar menempatkan persatuan dan kesatuan serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.

Pentingnya wawasan kebangsaan timbul dari suatu kumpulan pikiran dimana kita sebagai bangsa Indonesia memiliki suatu cita-cita dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk mewujudkan tujuan nasional. Wawasan kebangsaan ini merupakan pemersatu dan pemberi dasar keberadaan dalam diri kita sebagai bangsa Indonesia. 

Wawasan kebangsaan sendiri memiliki tuntutan untuk kita sebagai bangsa Indonesia dalam menjaga keutuhan NKRI dalam mewujudkan jati diri dan pengembangan perilaku melalui sikap dan tindakan-tindakan yang mencerminkan budaya-budaya Indonesia dengan konsep wawasan kebangsaan dengan perkembangannya yang bersifat dinamis. 

Adanya perbedaan perbedaan nilai dan budaya yang kemudian bercampur dan menjadi suatu paham wawasan kebangsaan inilah yang harus kita jaga sebagai bangsa Indonesia.

Sebagai bangsa Indonesia, kita harus menjaga nama baik NKRI dengan wawasan kebangsaan yang akan menanamkan sifat nasionalisme di dalam diri kita sebagai bangsa Indonesia. Peran kita untuk menjaga keutuhan wawasan kebangsaan adalah dengan menanamkan nilai-nilai kebangsaan sejak dini dan mengaplikasikan nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari dalam berbangsa dan bernegara. 

Selain itu upaya-upaya yang dapat kita lakukan yaitu menanamkan jiwa patriotik di dalam diri sehingga menyadari akan pentingnya untuk mempertahankan nilai-nilai kebangsaan sebagai bangsa Indonesia dan menumbuhkan jiwa, semangat dan nilai-nilai kreatif dan inovatif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. 

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kita sebagai bangsa Indonesia memegang peran penting dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan dan wawasan kebangsaan karena kita sendiri sebagai bangsa Indonesia memegang peran krusial dalam kemajuan dan ketahanan keutuhan NKRI.

Akhir-akhir ini, sering terjadi pertikaian antar kelompok masyarakat yang diakibatkan oleh perbedaan suku, agama, ras, dan sebagainya. Sering pula terjadi konflik yang disebabkan oleh perbedaan pendapat dalam suatu golongan yang sama. 

Salah satu kasus pertikaian yang terjadi adalah kericuhan antara warga dan massa simpatisan partai politik di Yogyakarta saat kampanye Pilpres pada awal April 2019 yang lalu. 

Menurut pihak kepolisian, penyebab kejadian ini adalah aksi saling ejek antar kedua kelompok tersebut, dilanjutkan dengan saling lempar batu. 

Contoh kasus lain yang cukup mengerikan adalah konflik berdarah antara suku Dayak dan Madura di Sampit, Kalimantan Tengah pada 2001 silam. Dipicu oleh berbagai faktor, 500 orang meninggal dunia dan ratusan ribu warga terpaksa mengungsi.

Pertikaian-pertikaian yang terjadi menunjukkan bahwa wawasan kebangsaan telah memudar di kalangan masyarakat. Hal ini terlihat dari tidak adanya toleransi dan sikap saling menghormati antar golongan. Jika tingkat pemahaman wawasan kebangsaan di masyarakat tidak diperbaiki dan konflik terus terjadi, maka perpecahan bangsa bukan tidak mungkin terjadi.

Bagaimana Kondisi Wawasan Kebangsaan Mahasiswa?

Metode yang dilakukan pada tulisan ini untuk mengetahui kondisi wawasan kebangsaan dari mahasiswa Indonesia dilakukan dengan menyebarkan Google Form berupa kuis tentang wawasan kebangsaan. 

Kuis tersebut berisi beberapa pertanyaan yang terdiri dari tiga kelompok pertanyaan, diantaranya adalah wawasan tentang sejarah Indonesia, pemerintahan Indonesia dan Pemilu 2019. Dari kuesioner yang disebarkan didapatkan 46 responden. Pada gambar 1 merupakan distribusi nilai dari responden yang mengikuti kuis yang kami sebarkan.
 

Gambar 1 Distribusi Nilai dari Kuis tentang Wawasan Kebangsaan/Dokpri
Gambar 1 Distribusi Nilai dari Kuis tentang Wawasan Kebangsaan/Dokpri
Dari distribusi nilai keseluruhan, dapat dilihat bahwa nilai yang didapatkan cukup merata mulai dari nilai terendah yaitu 10 dari total nilai 56 dan nilai tertinggi yaitu 56 dari total nilai 56. Akan tetapi, rata-rata nilainya hanya mencapai 30,41 dengan nilai tengah sebesar 31. Untuk rata-rata jawaban benar di setiap kelompoknya dapat dilihat pada gambar 2. 

Gambar 2 Rata-rata Nilai Responden dalam Persen di setiap Kelompok Pertanyaan/Dokpri
Gambar 2 Rata-rata Nilai Responden dalam Persen di setiap Kelompok Pertanyaan/Dokpri
Berdasarkan data yang kami dapatkan dari responden kuesioner kami seperti yang terlihat pada gambar 1 pada bagian kondisi wawasan kebangsaan mahasiswa Indonesia. Nilai parameter yang dijadikan kuesioner adalah wawasan tentang sejarah Indonesia, wawasan tentang pemerintahan Indonesia, dan wawasan tentang pemilu 2019.

Dari data hasil kuesioner didapatkan nilai rata-rata skor 30,41 dari poin minimal 10 dan poin maksimal 56 point. 

Terlihat di sini bahwa kondisi yang ada di lapangan terkait wawasan kebangsaan berdasarkan data yang didapatkan berada pada level sedang dimana hal ini perlu ditingkatkan lagi penanaman nilai - nilai wawasan kebangsaan terhadap masing-masing individu dengan berbagai upaya-upaya baik dari pihak eksternal maupun internal pada setiap individu.

Pola pikir masyarakat  sudah cenderung lebih dinamis dan cenderung mengikuti arus global terkadang mengesampingkan nilai-nilai luhur kebangsaan. 

Apabila kondisi ini terus berlanjut dan tidak diikuti dengan kesadaran diri, dikhawatirkan nilai - nilai dan wawasan kebangsaan yang merupakan nilai-nilai luhur yang perlu dijaga dapat luntur seiring berjalannya waktu.

Bagaimana Solusinya?

Untuk mengatasi konflik pertikaian antar kelompok masyarakat yang diakibatkan oleh isu-isu SARA, baik pemerintah dan masyarakat telah mengupayakan beberapa solusi. Salah satu solusi yang dilakukan oleh pemerintah adalah dibentuknya Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). 

BPIP dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2018 dan bertugas untuk membantu Presiden dalam merumuskan arah kebijakan pembinaan ideologi Pancasila, melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian pembinaan ideologi Pancasila secara menyeluruh dan berkelanjutan.

Melaksanakan penyusunan standardisasi pendidikan dan pelatihan, menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, serta memberikan rekomendasi berdasarkan hasil kajian terhadap kebijakan atau regulasi yang bertentangan dengan Pancasila kepada lembaga tinggi negara, kementerian/lembaga, pemerintahan daerah, organisasi sosial politik, dan komponen masyarakat lainnya. 

Selain dari pemerintah, pengupayaan solusi juga dilakukan oleh masyarakat. Salah satu upaya yang telah dilakukan adalah digelarnya Sarasehan Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Madiun. 

Acara sarasehan tersebut mengambil tema "Sinergisitas Kerukunan Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Menuju Kota Madiun Kondusif Menjelang Pilpres dan Pileg 2019". 

Pada kegiatan tersebut diperkirakan sebanyak 100 lebih tokoh agama dan masyarakat hadir dari berbagai latar belakang agama, yaitu Agama Islam, Kristen, Katolik, Buddha, Hindu, dan Konghucu serta Penghayat Kepercayaan.

Namun, solusi-solusi yang telah ditawarkan di atas hanya berfokus kepada masyarakat secara umum. Untuk generasi muda, solusi yang dapat dilakukan adalah dengan mengadakan diskusi atau silaturahmi kepada tokoh-tokoh nasional yang telah menerapkan Pancasila, seperti anggota BPIP kepada generasi muda. 

Adanya diskusi atau silaturahmi dengan generasi muda akan membuat generasi muda merasa dirangkul sekaligus memupuk wawasan kebangsaan dari masa muda.

Selain itu, kampus juga diharapkan dapat melakukan pengontrolan terhadap gerakan-gerakan yang diduga mengarah kepada gerakan yang kontra dengan Pancasila. 

Pengontrolan dapat berupa pembubaran, peringatan, atau kegiatan lain yang membawa gerakan tersebut mengarah kembali kepada Pancasila. 

Terakhir, peran teman sebaya dalam kehidupan juga sangat penting, untuk menjadi sosok yang dapat saling mengingatkan antar rekannya untuk tetap mengikuti wawasan kebangsaan dan tidak melakukan tindakan-tindakan yang tidak sejurus dengan Pancasila.

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan studi literatur dan survei melalui kuis tentang wawasan kebangsaan, khususnya pada kalangan mahasiswa, adalah:

  • Penerapan wawasan kebangsaan dinilai mulai luntur dalam kehidupan bermasyarakat, dilihat dari konflik atau pertikaian antar golongan di Indonesia.
  • Tingkat pemahaman wawasan kebangsaan pada mahasiswa berada dalam tingkat sedang.
  • Berbagai solusi telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan wawasan kebangsaan dan penyelesaian konflik antar golongan.
  • Penanaman nilai wawasan kebangsaan harus ditingkatkan lagi di kalangan masyarakat.

Saran

Saran terkait tentang wawasan kebangsaan mahasiswa di Indonesia adalah:

  • Mahasiswa sudah seharusnya memiliki wawasan kebangsaan yang baik, sehingga kondisi saat ini perlu diperbaiki lagi.
  • Jika sudah memahami nilai-nilai tentang wawasan kebangsaan, mahasiswa dapat membantu mencerdaskan lingkungan masyarakat di sekitarnya untuk masalah dalam hidup berbangsa di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun