Mohon tunggu...
Penjelajah
Penjelajah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Buku, akal dan imajinasi

Kontemplasi dibalik dinding Kebebasan, dibawah payung akal, bersama lentera hati | AQilAkhyar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Antara Mazhab Pengetahuan dan Mazhab Kebodohan

6 November 2024   19:00 Diperbarui: 6 November 2024   19:03 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Antara mazhab kejahilan dan mazhab pengetahuan. Upaya merombak kebiasaan yang mentradisi dan filterisasi belenggu akal.

Pengakuan adalah senjata terakhir dan obat bius kesadaran orang orang kerdil

Mereka terburu buru diajari asas baik buruk namun tidak ada upaya mengenal asas benar salah. Terburu buru mengajarkan ibadah ritual namun tidak lebih dulu bersentuhan dengan ibadah epistemik.

Suatu saat kita akan melihat agama ini digerogoti oleh penganutnya sendiri yang merasa cukup mengakui agama tapi tidak mengetahui, yang mengaku mengetahui namun tidak menyadari.

Sangat mudah menghancurkan suatu peradaban dan agama, pikat mata, hati dan akalnya dengan doktrin lalu ciptakan jarak antara mereka dengan ilmu.

Sejarah telah mempertontonkan dengan apik dan sempurna drama kebodohan. Selain karna jalur (mazhab orang awam) selalu mendominasi masyarakat publik, mazhab ini juga tergolong mudah diikuti, dalam artian tidak tidak mesti memeras akal dan menyandera ego untuk mengikuti mazhab ini.

Karakter yang melekat dalam tubuh mazhab ini adalah kebiasaan dan kenyamanan dalam menjarah akal dan hatinya lalu meletakkan kemerdekaan dan pilihannya dipundak orang lain dengan mengabaikan ukuran kebenaran yang valid (ketiadaan otoritas). Karakter seperti ini secara bertahap menghilangkan karakter yang orisinil dalam diri, lalu bergerak secara perlahan dan pasti menuju kehampaan nestapa.

Saya berhipotesis bahwa produksi keranjang barang yang selalu siap untuk diisi, dan robot yang setiap geraknya merupakan program yang disetel oleh pembuatnya. Ini diinspirasi dari penemuan atas kondisi manusia yang kehilangan kesadaran dan kehendak dalam dirinya lalu menciptakan prodak yang hampir sama keranjang dan robot. Namun karena prodak prodak ini dinilai belum maksimal, maka robot robot itu dialihkan kedalam diri manusia dengan berbagai doktrin, konsep yang secara bertahap mengubahnya menjadi robot.

Tidak ada jalan lain dalam proses perkembangan ini, selain upaya sadar dan penuh serius didalam meningkatkan kinerja akal dan hati dalam segenap kehendak dan gerak kita.

Semangat dan dorongan untuk terus berkembang dan upaya harmonis untuk terus mematuhi bisikan fitrah, melakukan perombakan terhadap tradisi mayoritas yang berkembang dalam kungkungan doktrin adalah langkah demi langkah didalam memerangi mazhab kebodohan sekaligus menegaskan dan meletakkan peran dan posisi kita (pelakon baik atau buruk yang suatu saat dikenang dalam lembaran sejarah). Dan secara bertahap melejitkan popularitas dan nilai mazhab kebenaran.

Perombakan adalah buah dari cahya ilmu sekaligus bentuk dari kerinduan atasnya. Upaya memerangi kebiasaan mengkerdilkan potensi manusia adalah upaya yang terinternalisasi dalam tubuh pengikut mazhab kebenaran (rasionalitas).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun