Mohon tunggu...
Muhammad Aqiel
Muhammad Aqiel Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Setelah Pengumuman Pertamina, Mengapa Presiden Memilih Diam?

7 Maret 2018   21:29 Diperbarui: 8 Maret 2018   07:12 1405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sikap Presiden yang "mencari aman" seperti ini juga memberi kesempatan bagi konstentan politik  lain untuk memantau terus jalan Joko Widodo yang telah mendapat dukungan oleh PDIP sebagai calon Presiden di pemilihan presiden tahun 2019.

Meski kita melihat sikap "mencari aman" malah beresiko menurunkan kepercayaan publik, namun di sisi lain dengan adanya stabilitas politik di tahun politik seperti sekarang-rezim akan lebih mudah mengatur sumber daya yang ada dalam rangka pembangunan dan peningkatan pembangunan di bidang infrastruktur tanpa harus disibukkan untuk mengurus kritikan masyarakat. Tentu ini terlepas dari adanya inflasi yang timbul setelah kenaikan harga BBM yang dilatarbelakangi kenaikan harga minyak dunia.

Untuk masalah inflasi, penulis merasa itu masih dalam batas wajar, karena bagaimanapun juga pengaruh dari kenaikan BBM non-subsidi tidak akan berdampak besar terhadap inflasi seperti yang dikatakan menteri kordinator perekonomian baru-baru ini (02/03/2018).

Efek dari antisipasi polemik berkepanjangan bila harga BBM naik memang menguntungkan, namun yang di dapat hanya kesejahteraan semu pasca pembangunan, karena seperti kita lihat sekarang, pembangunan sekarang masih mengacu pada cetak biru infrastruktur dari awal masa-masa reformasi. Seperti pembangunan di bidang lain khususnya agraira masih kurang maksimal, terbukti setelah kegagalan peningkatan produksi partanian konsvensional yang selama ini digenjot habis.

Tanpa adanya Integritas dari seorang elit politik hanya akan lahir kesewenang-wenangan, lalu menimbulkan ketidakpedulian. Masyarakat hari ini memang jangan terus dimanjakan, tetapi bila hanya sebatas slogan-slogan semata malah tidak akan berefek apa-apa. Negeri ini hanya akan semakin dimanjakan oleh para pengusaha di balik layar-para kartel-korpoorasi yang mau enak sendiri.

Mau bagaimana lagi, selama 4 tahun rezim berkuasa, kita telah dinyenyakkan harga minyak dunia yang rendah-lalu dimanfaatkan untuk propaganda kenaikan harga bersubsidi demi Infrastruktur yang bersifat konsumtif dalam pembangunan; tujuannya satu demi kesejahteraan semu tadi, namun nyatanya ?

Mahasiswa, Penggiat Media Sosial, Anggota PPK, dan Pemantau Pemilihan Umum FISIP Universitas Lampung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun