Parto dan Jono yang sedari tadi hanya duduk-duduk santai kini sedikit terusik saat hujan mulai berjatuhan kencang dengan disertai angin yang membawanya. atap warung itu sedikit demi sedikit kewalahan menampung semua air hingga pertahanan akhirnya berhasil ditembus
"atapnya bocor" ucap Parto sembari mendongak keatas melihat rembesan air yang kini mulai berjatuhan
"ya, kesian pak Adang" Balas jono pelan. sekedar informasi pak adang merupakan pemilik warung yang sudah berusia mungkin 60 taun? atau lebih. yang pasti diumurnya yang setua itu sepatutnya dia berdiam diri dirumah bermain burung atau pergi memancing untuk sekedar membunuh waktu sampai akhirnya waktu yang membunuh dia.
"pak kopi hitamnya satu" ucap pemuda yang tergesa gesa masuk dengan keadaan sedikit basah karna hujan diluar. dia duduk di depan parto dan jono dengan sedikit gelisah memeriksa kantongnya yang basah. hingga tak lama kopi pesanannya datang.
"jon kayaknya dia mahasiswa baru" ucap parto sembari melempar tatapan nya kearah pemuda itu.
"heh lu mahasiswa mana ?" jono sedikit berteriak supaya suaranya terdengar oleh pemuda yang sekarang asik mengsruput kopinya. tidak ada jawaban atau balasan, hanya hening yang muncul
"hadeu anak muda jaman sekarang pada sombong sombong jon" parto mengomentari pemuda itu yang diam seolah tak mendengar apapun
"yaaaa benar!! kamu ingat perempuan berambut merah?"
"yang mengenderai mobil dengan ugal ugalan itu ?" Parto memastikan.
"iyaa yang dia panik pas liat kepala kamu pecah diatas bemper mobilnya" jono menjawab keraguan parto dengan yakin.
"ohh ya aku ingat!!. dia juga menangis saat tau kamu sudah tidak bernafas jon" parto membalas