Aqila: Shinta, bade kamana?
Shinta: Urang bade ka warung salajengna, hoyong nyobian bakso di dinya. Ceuk ngeunah, Aqila.
Aqila: Ih hoyong atuh, da abdi hoyong nyobian oge, hehe.
Rima: Ih kalian ngomong apa sih, ga ngerti.
Shinta: Itu Aqila tadi nanya mau kemana, Shinta mau ke warung sebelah mau nyobain bakso disitu. Kata orang-orang enak. Aqila mau ikut deh.
Dosen: Aqila, hari ini ada jam saya ya? Tolong beritahu teman-teman saya tidak bisa hadir, di ganti tugas saja.
Aqila: Baik, pak. Nanti saya sampaikan ke teman-teman di kelas.
Nah, dari ilustrasi diatas menunjukkan adanya peralihan kode yang dilakukan oleh Aqila dan Shinta. Pertama, mereka menggunakan bahasa sunda sebagai bahasa daerah, kemudia beralih menggunakan bahasa Indonesia santai ketika Rima bertanya, dan terakhir menggunakan bahasa Indonesia baku ketika dosen bertanya.
Sekarang, mari kita move on ke campur kode!.
Campur kode atau codemixing adalah proses mencampur kode-kode bahasa satu dengan bahasa lainnya. Jadi, jika pada alih kode mengalihkan satu bahasa ke bahasaain, maka pada campur kode adalah mencampur satu bahasa ke bahasa lain. Hal ini adalah untuk memperluas gaya bahasa yang digunakan oleh penutur.Â
Campur kode ini terjadi ketika kita berbicara dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama kita, lalu kita mencampurkannya dengan bahasa asing seperti bahasa Inggris, Arab, dan bahasa lainnya di luar Indonesia. Agar lebih paham, yuk, simak ilustrasi di bawah ini!.
Lidya: Hari ini aku mau ke partynya Putri.
Danira: Wah! Pasti seru! Yaudah siap-siap dulu aja, Have fun ya!.
Nah, pada ilustrasi diatas, menunjukkan terjadinya campur kode yang dilakukan oleh penutur dan lawan tutur. Keduanya mencampurkan bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris dalam tuturannya. Campur kode yang dilakukan oleh penutur dan lawan tutur terjadi karena sekedar ingin santai, juga bahasa yang dipakainya tidak mempunyai ungkapan untuk konsep yang akan di kemukakan.
Pada intinya, alih kode dan campur kode mirip, tapi tak serupa. Pada alih kode, dilakukan oleh seseorang dengan maksud dan tujuan khusus tertentu, prosesnya adalah mengihkan satu bahasa ke bahasaainnya, dan dilakukan pula secara disengaja dan secara sadar oleh penutur karena suatu sebab.Â
Sedangkan pada campur kode, dilakukan oleh seseorang tanpa adanya maksud dan tujuan apapun, prosesnya mencampur kode-kode bahasa satu dengan bahasa lainnya, dan dilakukan oleh penutur secara tidak sadar, atau biasa kita sebut reflex.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H