PENDAHULUAN
Pendidikan dengan konsep nilai Pancasila merupakan salah satu pemikiran yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara pada awal bangkitnya pendidikan nasional dengan tujuan agar masyarakat (peserta didik) pada saat itu tetap mengedepankan nilai-nilai budaya lokal dan bersifat holistik artinya tidak hanya maju dalam hal intelektual, namun mengedepankan pendidikan karakter dan moral. Pendidikan dengan konsep Pancasila masih sangat relevan dengan dunia yang semakin modern ini. Terlebih kemajuan globalisasi yang sangat masif menjadi tantangan dan menciptakan efek khususnya dalam hal penyimpangan nilai, norma, dan moral masyarakat yang terjadi pada generasi muda terutama pada anak usia sekolah. Banyak kasus yang terjadi belakangan ini, seperti adanya berbagai kasus Sexual Harassment (kekerasan seksual), kebebasan dalam pergaulan, tawuran, bullying (perundungan), pornografi hingga cybercrime (kejahatan dunia maya) (Gumilar & Permatasari, 2023).
Kurikulum sebagai roda pendidikan menjadi komponen utama dan arah. Konsep nilai Pancasila dalam pembelajaran sudah ada sejak pertama kali Indonesia merdeka, namun pada saat itu belum secara eksplisit disebut konsep Pancasila yang kita kenal, hanya saja nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sudah terintegrasi melalui pendidikan karakter, pendidikan kewarganegaraan, dan pengajaran moral di sekolah. Semakin berkembangnya dunia pendidikan, kurikulum di Indonesia mengalami banyak perubahan untuk menyesuaikan perkembangan dan kebutuhan zaman. Walaupun mengalami banyak perubahan namun konsep nilai pancasila tetap diterapkan dan eksis di era globalisasi ini. Terbaru melalui kurikulum merdeka sangat ditekankan tentang konsep nilai Pancasila melalui Profil Pelajar Pancasila yang terdiri dari enam dimensi, yaitu (1) Dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berahklak mulia, (2) Dimensi Berkebhinekaan Global, (3) Dimensi Bergotong Royong, (4) Dimensi Mandiri, (5) Dimensi Bernalar Kritis, (6) Dimensi Kreatif.Â
Dengan adanya konsep nilai Pancasila penulis berkeinginan untuk berbagi pengalaman bagaimana strategi konsep tersebut dalam penguatan karakter peserta didik di sekolah, dan pengalaman dalam mengikuti program PPG Calon Guru melalui mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia.
ISI
Penulis mengenyam pendidikan dasar hingga perkuliahan sarjana dari tahun 2007 sampai 2023 yang mana mengalami berbagai macam pembelajaran setiap tingkatan dan merasakan konsep nilai pancasila yang diterapkan pada saat itu. Pada masa sekolah dasar (SD) pembelajaran menerapkan kurikulum KTSP dengan mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam setiap mata pelajaran. Dan pada saat penulis mengenyam pendidikan menengah (SMP dan SMA) pembelajaran menerapkan kurikulum 2013 dengan penekanan pada pendidikan karakter, integrasi nilai-nilai dalam berbagai mata pelajaran, dan pendekatan tematik dan integratif yang melibatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Secara singkat di semua tingkatan pendidikan sudah menerapkan konsep nilai Pancasila baik diintegrasikan melalui mata pelajaran, ekstrakurikuler, maupun kegiatan sekolah lainnya yang mengacu pada 5 sila Pancasila.
Adapun refleksi yang dapat saya ambil ketika mengenyam pendidikan SD, SMP, SMA, dan perkuliahan sesuai pengalaman penulis .
- Pentingnya Pengintegrasian Nilai Pancasila dalam Setiap Aspek PembelajaranÂ
Penerapan nilai-nilai Pancasila tidak hanya terbatas pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), tetapi harus diintegrasikan dalam semua mata pelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan karakter perlu dijalankan secara holistik, tidak terbatas pada pelajaran tertentu saja. Â
- Fokus pada Pembentukan Karakter SiswaÂ
Semasa pendidikan pembelajaran lebih menekankan pada pengembangan kompetensi sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotorik), selain pengetahuan (kognitif), dan memberikan dasar dalam pengembangan pendidikan karakter melalui muatan lokal dan ekstra kurikuler.
- Pembelajaran yang Berfokus pada Keterlibatan Aktif Siswa
Pembelajaran menekankan pentingnya keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran, baik melalui diskusi, proyek, maupun kegiatan ekstrakurikuler.
- Penguatan Nilai Toleransi dan Penghargaan terhadap Keberagaman