Mohon tunggu...
Aqiilah Syifaa
Aqiilah Syifaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - 201950474

Hello!

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Melihat Bencana Alam Gunung Semeru dari Kacamata Manajemen Risiko

13 Desember 2021   18:41 Diperbarui: 13 Desember 2021   19:05 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Belum lama ini Indonesia kembali mengalami bencana alam di mana salah satu gunung berapi kebanggaan Indonesia dan merupakan salah satu tempat wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara yaitu gunung Semeru. Gunung ini terletak di  Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Indonesia. Pada hari Jum'at tanggal 4 Desember 2021 Gunung Semeru tersebut meletus dan terjadi erupsi sehingga hal tersebut dapat membahayakan seluruh masyarakat di sekitar daerah tersebut. 

Menurut salah satu Ahli Vulkanologi Institut Teknologi Bandung Dr.Eng. Mirzam Abdurrachman, S.T., M.T., saat terjadi erupsi warga cenderung tidak merasakan adanya gempa, akan tetapi tetap terekam oleh seismograf. 

Menurut nya, penyebab meletusnya gunung semeru disebabkan oleh sedikitnya material yang berada di dalam dapur magma.  "..., jadi ketika curah hujannya cukup tinggi, abu vulkanik yang menahan di puncaknya baik dari akumulasi letusan sebelumnya, terkikis oleh air, sehingga gunung api kehilangan beban. 

Sehingga meskipun isi dapur magmanya sedikit yang bisa dilihat dari aktivitas kegempaan yang sedikit (hanya bisa dideteksi oleh alat namun tidak dirasakan oleh orang yang tinggal di sekitarnya), Semeru tetap bisa erupsi," jelasnya. 

Karena tidak adanya gempa yang terasa hal tersebut mengakibatkan minimnya kepekaan masyarakat terhadap bahaya aktivitas vulkanis gunung Semeru. Jika kita lihat dari sisi manajemen risiko berdasarkan ISO 31000 bencana alam ini termasuk dalam risiko Chatastrophic yang artinya merupakan peristiwa yang disebabkan oleh alam yang tergolong dalam skala yang besar dan jarang terjadi, tetapi apabila terjadi di maka kerugian yang akan ditimbulkan sangatlah besar. Risiko ini tidak dapat dipindahkan artinya masyarakat menanggung sendiri risiko tersebut ( risiko spekulatif). 

Risk assessment

A. Identifikasi risiko

Jika kita lihat dari konteks risiko tersebut, kejadian risiko yang mungkin akan timbul adalah kerugian atas bencana alam.

--> Akar penyebab antara lain:

  1. Kurangnya kesadaran risiko masyarakat. Hal ini terbukti dari banyaknya rekaman video saat abu vulkanik menyebar dan si perekam tetap diam dan tidak segera menjauhi area bencana alam.

  2. Bencana alam. Akibat curah hujan yang cukup tinggi dan berpengaruh pada dapur magma sehingga gunung meletus dan terjadi erupsi 

  3. Kurangnya peringatan dan penyuluhan akan bencana alam. Hal ini terbukti karena adanya gempa yang terekam pada seismograf tetapi peringatan bencana alam sejak dini tidak segera dilakukan.

--> Indikator risiko :

  1. Kurangnya pasokan air bersih karena abu vulkanik yang mencemari air di daerah bencana alam.

  2. Rumah warga hancur (rusak).

  3. Kurangnya persediaan sandang, pangan dan papan masyarakat 

--> Faktor Positif :

  1. Pendirian pengungsian untuk korban bencana.

  2. Lahan relokasi rumah warga yang hancur. Pemerintah daerah telah menyiapkan lahan tersebut

  3. Bantuan dana dari berbagai pihak, baik pemerintah, OJK, perusahaan swasta, maupun masyarakat di seluruh negeri.

--> Dampak kualitatif :

  1. Kematian. Saat ini sebanyak 43 korban meninggal dunia akibat bencana alam ini.

  2. Hilangnya aset masyarakat. Rusaknya rumah, kegiatan produksi, perhiasan, uang dan lain-lain

B. Analisis risiko :

Dalam hal ini ini bencana alam yang terjadi adalah gunung berapi yang meletus, sehingga menurut saya kemungkinan terjadinya kejadian risiko tersebut kecil dengan dampak yang sangat besar dan tentu saja kerugiannya pun juga sangat besar (Chatastrophic). Karena Kencana alam gunung meletus termasuk salah satu bencana alam yang jarang terjadi namun memiliki efek yang sangat besar bagi masyarakat sekitar. Baik materil maupun non materil.

C. Evaluasi risiko :

--> Perlakukan risiko 

  1. Melakukan pelatihan akan bencana alam sehingga dapat meningkatkan kesadaran resiko masyarakat.

  2. Melakukan penyuluhan dan menyiapkan alat untuk dapat melakukan peringatan akan bencana alam sejak dini.

  3. Siapkan tempat pengungsian yang layak dan aman bagi seluruh masyarakat sekitar.

  4. Mempersiapkan anggaran untuk bencana alam.

  5. Siapkan jalur evakuasi dan alat keamanan bencana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun