Mohon tunggu...
Aqillah Zahra
Aqillah Zahra Mohon Tunggu... -

Senang belajar... :)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama FEATURED

Konsumsi 8 Makanan Darurat ini Saat Terjadi Bencana

21 Agustus 2016   21:20 Diperbarui: 25 September 2017   09:34 3438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Thevoice.space

Bencana alam merupakan hal yang wajar terjadi. Jenis bencana ada yang mengikuti siklus hingga ratusan tahun, ribuan, bahkan jutaan tahun. Namun ada juga yang secara mendadak terjadi dan tidak kita sadari. Bencana alam bisa berupa gunung meletus, banjir, tanah longsor, tsunami dan lain sebagainya.

Bencana adalah kehendak Allah SWT yang tidak bisa kita hindari. Bencana apapun bentuknya pasti merugikan, baik kerugian materi maupun psikis. Meski demikian, di balik itu semua tentu akan banyak hikmah, pelajaran dan peringatan kepada manusia agar manusia bisa lebih baik lagi.

Evakuasi korban bencana oleh pemerintah setempat atau organisasi sosial harus memiliki planning yang efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan korban bencana, baik pakaian, makanan, dan pendidikan. Selain bencana alam, adapula kondisi darurat lainnya yang butuh perhatian, misalnya saja kasus darurat Brexit (Brebes Exit), tersasar di hutan saat mendaki gunung, kondisi perang, dan lainnya.

Pemenuhan gizi pada korban bencana di Indonesia saat ini masih menjadi masalah, baik dari segi jenis makanan (sering mengonsumsi mie instan), makanan yang kadaluarsa, atau dari higienitas dapur umum. Hal ini terjadi karena sulitnya penyediaan makan secara massal karena korban bencana jumlahnya bisa ribuan bahkan lebih. 

Relawan harus membuka dapur umum terlebih dahulu, mengajak masyarakat untuk terlibat dalam proses belanja bahan makanan, memasak dan mendistribusikannya. Segala persiapan yang serba mendadak, seringkali mengakibatkan kekacauan dan keterlambatan penyediaan makanan, sementara perut lapar para korban bencana jelas tak bisa menunggu dan bisa menambah penderitaan mereka.

Beberapa jenis makanan ini bisa membantu memenuhi gizi korban bencana dalam kondisi darurat:

1. Air Kemasan

Hal yang harus selalu ada dalam kehidupan meski dalam keadaan bencana adalah air. Namun, dalam kondisi bencana seringkali sumber air tidak memadai, dan tidak layak minum. Oleh karena itu air kemasan harus ada jika tidak ada sumber air yang layak minum.

2. Kurma

Buah ini ternyata bukan hanya harus ada saat berbuka puasa lho, tapi juga dalam kondisi darurat. Buah kurma selain memiliki kandungan karbohidrat, kurma juga kaya akan vitamin, mineral, dan serat. Buah kurma yang lezat ini mengandung minyak, kalsium, sulfur, zat besi, potassium, fosfor, mangan, tembaga, dan magnesium yang bermanfaat bagi kesehatan. Kurma juga bisa menjadi obat bagi korban bencana yang terkena diare karena kurma banyak mengandung potasium.

3. Buah Pisang

Buah berwarna kuning yang satu ini ternyata bisa menjadi makanan darurat (jika memungkinkan ketersediaannya). Pisang termasuk jenis tanaman yang sangat mudah tumbuh di Indonesia. Buah pisang selain buah yang bisa langsung ‘lep’, merupakan buah dengan kandungan karbohidrat yang cukup tinggi, sumber energi yang cepat dan mudah dicerna. Selain itu manfaat lain pada pisang (bisa menjadi media pengobatan) yaitu melancarkan peredaran darah, membantu fungsi pencernaan, menormalkan fungsi jantung, dan lainnya.

4. Gula Merah dan Gula Kelapa

Dibandingkan dengan permen, gula merah dan gula kelapa lebih cocok sebagai makanan darurat. Selain kandungan karbohidrat yang tinggi –yang menjadi sumber tenaga-, gula merah ternyata bagus untuk pengobatan luka pada kulit. 

Dalam kondisi darurat jika tidak ada antiseptik, gula merah dapat membantu sembuhkan luka kecil serta sebagai obat anti inflamasi dan anti mikroba yang dapat mencegah infeksi. Gula merah juga bisa diberikan sebagai makanan bagi korban yang menderita gangguan pencernaan. Kepingan gula merah sudah terkenal di kalangan pendaki gunung, mereka biasa membawa gula merah setiap kali mendaki sebagai makanan penambah tenaga dan makanan darurat.

5. Kacang-kacangan

Camilan sehat yang satu ini memang bisa diandalkan untuk kebutuhan energi dan protein dikala darurat. Kacang-kacangan juga mengandung sejumlah vitamin dan mineral yang dapat membantu proses metabolisme tubuh.

6. Biskuit

Biskuit merupakan jenis camilan yang terbuat dari tepung-tepungan (terutama tepung terigu atau gandum). Biskuit bisa menjadi makanan (camilan) darurat yang mudah untuk didistribusikan. Eits, tapi perlu diperhatikan tanggal kadaluarsanya ya!

7. Susu

Ketersedian susu di posko pengungsian sangat dibutuhkan, terutama bagi anak-anak dan balita. Susu mengandung kalsium dan vitamin D yang baik untuk pertumbuhan.

8. Emergency Food

Di zaman modern saat ini, banyak peneliti dan inovator yang membuat inovasi makanan darurat dalam bentuk ransum yang siap makan dan tinggi gizi. Beberapa hasil karya anak bangsa yang bisa dijadikan alternatif ketersediaan makanan darurat yaitu:

a. ImunoYoi: ImunoYoi merupakan pangan darurat buatan inovator BPPT. ImunoYoi, sumber karbohidrat dan protein yang mengandung zat aktif untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan telah diuji di laboratorium secara in-vitro. Produk ini dibuat untuk menghadapi situasi dimana memasak tidak dimungkinkan dan air bersih tidak tersedia.

b. Makanan iradiasi: Makanan ini merupakan buah cipta para relawan ACT (Aksi Cepat Tanggap). Penemuan teknologi pengawetan makanan melalui proses iradiasi menjadi solusi efektif penyediaan makanan secara instan untuk korban bencana. Makanan yang telah melalui proses iradiasi bisa dikonsumsi secara aman, dan tetap awet hingga 1,5 tahun (18 bulan).

c. Buras steril: Lontong atau buras yang biasa kita kenal tidak awet, ternyata oleh mahasiswa IPB dijadikan makanan darurat yang cocok untuk korban bencana di Indonesia. Selain rasanya yang mudah diterima oleh kebanyakan masyarakat Indonesia, buras steril ini ternyata bisa bertahan hingga 5 tahun dengan menggunakan teknologi sterilisasi dan vacum sealing. Lontong dibungkus dengan aluminium foil dan bisa dimakan tanpa bantuan alat apa pun. Menurut sang inovator, dengan mengonsumsi dua buras steril, akan mencukupi kebutuhan kalori per hari.

Selain 8 makanan di atas, pangan lokal juga perlu dipertimbangkan ketersediaan dan pemanfaatanya dalam kondisi darurat, karena pangan lokal biasanya berasal dari tanaman yang mudah tumbuh dan mudah didapat sesuai kondisi daerah. 

Nah, demikian 8 makanan darurat untuk korban bencana yang bisa pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan organisasi sosial siapkan jika terjadi bencana. Semoga penanganan bencana di Indonesia semakin baik di masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun