Mohon tunggu...
Aqidha Nurul Mutmainnah
Aqidha Nurul Mutmainnah Mohon Tunggu... Guru - Guru BK - Pekerja Lepas Desain Grafis

Berkarya sesuai hati nurani, biarkan dia bebas berkelana

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Duduk Dulu

22 Mei 2019   07:30 Diperbarui: 22 Mei 2019   07:31 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi pribadi)

Kalang kabut kata berlarian: 

simpang siur kalimat dibuatnya. 

Sel-sel otak bergejolak 

pertanda minta diasah 

dinyalakan sumbunya. 

Duduk dulu: 

buat apa? 

Pesona wajah sinis. 

Apa kamu tak butuh? 

Tak ada hubungannya. 

Duduk dulu: 

beda orang saat ini. 

Duduk? 

Kau sungguh perhatian. 

Terima kasih. 

Duduk dulu: 

biar kata mengepang. 

Biar kalimat mau mengembang. 

Biar sel-sel otak bangga 

karena ada yang peduli. 

Duduk dulu: 

sejenak berpikir. 

Dapatkan yang dicari. 

Nyalakan sumbu

lalu berjalan.

Batang, 22 Mei 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun