Mohon tunggu...
Reza Maulana
Reza Maulana Mohon Tunggu... -

http://www.aqidah.info/about-me.html

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Siapakah yang Menciptakan Allah ?

17 Oktober 2015   11:19 Diperbarui: 17 Oktober 2015   11:43 2559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tapi jawaban seperti ini tidak akan bisa diterima oleh mereka yang menganut ajaran Atheisme. Seorang Atheis tidak akan pernah bisa percaya dengah hal Gaib seperti itu. Atheis lebih mengutamakan logika dan ilmu pasti untuk menjawab berbagai misteri yang terjadi disekitarnya.

Jadi saya berpikir ini harus ada suatu jawaban yang lebih ‘mendekati’ logika atau ilmu pasti. Jawaban  yang sulit dibantah oleh orang yang lebih mengutamakan ilmu pasti dan logikanya.

Karena bagi saya seorang Atheis bukanlah orang yang ‘sesat’, mereka hanya memerlukan ‘sesuatu’ untuk memahami apa yang sulit dipahaminya. Apabila suatu hal telah dapat dipahami dan dimengerti olehnya (berdasarkan ilmu pasti dan logikanya) maka Insha Allah ia akan dengan mudah menerima dan meyakini hal tersebut.

Saya berpendapat jauh lebih berbahaya orang yang sesat, orang yang sesat itu memanipulasi sesuatu, membolak balik sesuatu demi membenarkan kesalahannya. Orang yang sesat bahkan lebih parah lagi selalu berusaha mengajak orang lain ikut dalam kesesatannya. Melakukan segala cara mempengaruhi pikiran orang lain dengan pembenaran atas hal yang salah. Itulah ciri khasnya si Iblis dari jaman Nabi Adam. Mereka yang sesat ini tidak mau tahu dengan kebenaran.

Sedangkan Atheis, meraka adalah orang yang ‘tidak tahu’. Ada perbedaan besar antara ‘tidak tahu’ dan ‘tidak mau tahu’. Dan menurut saya, adalah kewajiban kita sebagai Muslim untuk memberitahunya kebenaran. Tinggal mikir masalah “Caranya”, itu saja.

Lalu alhamdulilah, saya menemukan Riwayat ini, Riwayat yang bercerita tentang seorang anak muda yang dengan cerdas menjawab 3 pertanyaan dari seorang Atheis. Pemuda muslim yang lahir di Irak pada tahun 80 Hijriah (699 M), pada masa kekhalifahan Bani Umayyah Abdul Malik bin Marwan. Sayangnya saya belum bisa menelusuri Referensi jelas tentang Asal Riwayat ini, saya membacanya dari berbagai artikel yang tidak mencantumkan sumbernya.

Tapi, okelah itu tidak menjadi masalah, karena isi riwayat ini menurut saya tidak bertentangan dengan dalil apapun di Al Quran, bahkan saya mendapatkan pelajaran yang sangat bagus dari riwayat ini.

Silahkan dibaca.

Alkisah, ada seorang ilmuwan hebat dari Romawi, ilmuwan ini tidak mempercayai adanya Allah (Atheis), karena baginya prinsip “Allah memang ada” itu bertentangan dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya namun di sisi lain ia juga penasaran mengapa orang-orang yang beragama Islam dapat dengan mudah mempercayai hal-hal seperti itu.

Jadi ia berusaha mencari tahu, dia masuk ke majelis-majelis ilmu, dia telah bertanya pada banyak ulama dan pada banyak muslim terkenal yang diteladani oleh para muslim lain. Namun belum juga menemukan jawaban yang memuaskan hatinya. Dia belum menemukan jawaban yang tepat.

Hingga satu ketika langkah ilmuwan ini sampai di suatu masjid yang didalamnya tengah berlangsung majelis ilmu. Sang Ilmuwan meminta ijin bertanya pada semua jamaah yang hadir. Siapapun muslim disana diperbolehkan menjawab, dengan syarat jawaban itu tidaklah boleh berdasarkan dalil (Al Quran dan Hadits), sebab bagaimana ia dapat meyakini jawaban itu bila ia belum meyakini si pencipta jawaban.? Jawabannya mestilah berdasarkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya, ilmu pasti.

Ada 3 pertanyaan yang diajukan sang Ilmuwan. Pertanyaan yang menurutnya sangat cerdas dan haruslah dijawab dengan cerdas pula.

  1. Siapa atau apa yang menciptakan Allah ? Bukankah setiap hal yang tercipta itu haruslah ada penciptanya. Manusia tercipta dari manusia, hewan tercipta dari hewan, dan tumbuhan tercipta dari tumbuhan itu sendiri. Bagaimana mungkin Allah ada bila tidak ada penciptanya?
  2. Bagaimana mungkin manusia dapat makan dan minum tanpa buang air? Bukankah itu salah satu petunjuk Allah tentang keadaaan manusia di surga nanti. Sebab bila ada sesuatu yang masuk maka harus ada sesuatu yang keluar, dan itu telah menjadi sistem di tubuh manusia untuk mempertahankan keseimbangan didalam tubuh.
  3. Allah berkata bahwa Iblis terbuat dari Api, dan Allah pun menciptakan neraka yang juga terbuat dari Api. Lalu bagaimana mungkin Allah dapat menyiksa Iblis disana ? Bagaimana bisa Iblis merasakan siksaan di Neraka sedangkan Iblis dan Neraka terbuat dari zat yang sama yaitu Api.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun