Menurut Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (1970:132-133), dalam waktu tiga hari pertempuran, RST Celaket menerima lebih dari tiga ribu orang terluka yang perlu segera dirawat.Â
Korban-korban terluka juga disebar di beberapa rumah sakit selain RST Celaket, misalnya di RS Sipil di Sukun dan RS Partikelir (swasta) di Rampal. Korban luka ringan dibawa ke RS Darurat (RSD), misalnya yang terdapat di Jalan Sarangan, Â Sekolah Menengah Pertanian di Tanjung dan RSD di Sawahan.Â
Semua perkerjaan dan pembantu di RSD adalah sukarela yang berasal dari Rukun Tangga (RT) yang berdekatan. Makanan dan obat-obatan dikirim dari RST, begitu juga alat-alat kedokteran dan alat perawatan.Â
Akan tetapi tempat-tempat tidur darurat harus dibuat oleh rakyat sendiri. "Tempat tidur darurat ini disusun dari papan selebar 30 cm yang dibubuhi dua kayu melintang di tiap-tiap ujung yang tidak sama tebalnya ... setiap lima papan dirangkai menjadi satu, sehingga berbentuk tempat tidur rendah untuk satu orang," tulis Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (1970:134).
Kegiatan rakyat di Malang adalah bukti yang nyata bahwa seluruh rakyat berjasa dalam menampung pengungsian besar-besaran dari Surabaya dalam bulan-bulan terakhir tahun 1945. Lambat laun, keadaan RST Celaket Malang lebih teratur sampai harus dipindah ke Turen pada masa Agresi Militer I, Juli 1947.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H