Bentuknya yang lebar dan tipis terlihat seperti layang-layang di tengah lautan. Serupa dengan layang-layang, umumnya ikan pari yang tinggal di perairan dangkal tidak berenang dan terkadang hanya mengikuti arus pasang naiknya air laut. Namun ketika berenang, ikan pari mengepak dan membentuk sayapnya seperti gelombang.
Ikan pari berada dalam satu famili dengan ikan hiu, yaitu condrichthyes. Para ahli menemukan bahwa ikan pari sudah ada sejak 150 juta tahun yang lalu. Sama seperti ikan hiu, ikan pari juga memiliki sensor listrik yang dinamakan ampullae of lorenzini. Sensor listrik tersebut berada di sekitar mulutnya yang bisa merasakan getaran sensor alami dari tubuh mangsanya.
Ikan pari juga memiliki gigi dan rahang yang kuat dan saking kuatnya sampai bisa menghancurkan kulit kerang. Ikan pari biasanya memakan hewan laut kecil seperti ikan-ikan kecil, udang, dan kerang.
Ikan pari tidak suka menyerang hewan laut lainnya karena mereka berenang dengan damai di lautan. Namun, apabila ikan pari merasa terancam, mereka memiliki senjata sebagai bentuk mempertahankan diri dari musuhnya, yakni racun mematikan yang terletak pada bagian ekor panjangnya. Walaupun ikan pari telah mati, racunnya tidak akan hilang.
Ikan pari biasanya hidup di laut dangkal. Jika ada predator yang akan memangsanya, ikan pari akan mengubur diri ke dalam pasir laut sehingga hewan laut kecil tertipu dan tidak menyadari keberadaan ikan pari. Jadi, ikan pari bisa menyantap hewan laut kecil saat bersembunyi dari pemangsa.
Akhir-akhir ini pun, ikan pari sedang viral di media sosial melalui video yang menampilkan ikan pari terlihat geli saat disentuh sampai tersenyum lebar.
Tahukah kamu? Sebenarnya hal tersebut adalah salah satu cara membunuh ikan pari untuk dijadikan hidangan makanan yang lezat, lho.
Sumber: Majalah Bobo, edisi 42, Januari 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H