Pada tanggal 2 maret 2020 pemerintah telah mengumumkan bahwa 2 orang telah terindikasi virus corona. Sejak saat itu Indonesia mengalami perubahan tatanan dan aturan yang cukup drastis.Â
Mulai dari libur dua minggu bagi pelajar dan pekerja kantoran, yang seharusnya hanya dua minggu namun karena kondisi dan situasi yang tidak kunjung stabil. Kondisi malah semakin memburuk hingga tahun 2021 status virus corona di Indonesia masih naik turun.Â
Pada bulan januari 2021 diberitakan terdapat varian baru dari virus covid-19 yaitu varian delta. Varian tersebut lebih cepat dalam menularkan virus. Virus covid-19 bisa menular dengan cairan, bisa dengan bernafas, bersin, batuk, pegangan tangan, dan lain-lain.Â
Hal itu membuat pemerintah memberikan solusi yang beraneka ragam mulai dari social distancing, work from home, diberlakukan PSBB, Penyekatan wilayah, dilarang mudik saat hari raya, PPKM mikro, hingga yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah adalah vaksinasi secara missal. Upaya tersebut dilakukan pemerintah untuk memutus rantai covid-19.
Dalam kurun waktu tersebut sudah merubah banyak hal di Indonesia. Karena peraturan yang melarang masyarakat untuk keluar rumah, menjadikan masyarakat jenuh dan suntuk hingga stress.Â
Akibatnya, banyak masyarakat yang ingin menikah dengan segera, tidak hanya masyarakat namun juga banyak pelajar dengan usia yang cukup dini sudah minta untuk nikah. Hal tersebut tanpa disengaja membuat Indonesia mengalami masalah baru yaitu dalam hal kependudukan.Â
Kepadatan penduduk disebabkan karena banyaknya rumah tangga miskin yang belum siap untuk menikah secara financial. Hal tersebut menambah permasalah sosial.Â
Dengan pernikahan dini dan tanpa financial yang tercukupi menimbulkan masalah baru yaitu kemiskinan, yang akan merujuk pada kriminalitas. Itu penyebab kurangnya wawasan pada rakyat Indonesia yang masih beranggapan bahwa banyak anak banyak rezeki. Sedangkan pada masa sekarang banyak anak dengan sdm yang rendah sudah harus dikurangi.
Selain itu permasalahan yang ada saat pandemic adalah meningkatnya kasus perceraian. Untuk kasus perceraian ini tidak hanya terjadi di Indonesia namun juga diberbagai negara di belahan dunia seperti Amerika dengan kasus perceraian meningkat 34%, di Swedia, Inggris, bahkan China yang terkenal dengan karantina yang super ketat.Â
Meningkatnya kasus perceraian tersebut disebabkan karena rasa bosan dan jenuh didalam rumah tanpa aktivitas yang biasa dilakukannya sebelum pandemic.Â
Ditambah dengan aktifitas yang baru saja dimulai saat pandemic terjadi, dan diduga usia pernikahan yang sudah lama juga bisa mempengaruhi. Ditambah dengan kebiasaan bermain gadget yang lebih lama dari sebelumnya, sehingga membuat hal yang tidak diinginkan dalam rumah tangga bisa terjadi.
Selain itu permasalahan yang ada saat pandemic adalah masalah pengangguran. Dengan adanya pandemic membuat banyak orang kehilangan pekerjaannya, yang dengan begitu menambah tingkat pengangguran yang ada di Indonesia.Â
Banyaknya perusahaan, perkantoran, pabrik yang tutup karena masa pandemic tanpa disengaja membuat ratusan orang kehilangan mata pencahariannya. Â
Akibatnya banyak yang menganggur di rumah sambil menunggu mendapat pekerjaanya kembali. Selain itu banyak perantau yang pulang ke kampung halaman karena terkena PHK.Â
Sedangkan kebutuhan setiap hari masih berjalan seperti sembako. Banyak juga penjual makanan ditepi jalan yang boleh buka namun omset yang didapat tidak seperti biasanya, turun drastic.Â
Banyak juga yang kurang beruntuk hingga gulung tikar. Selain itu terdapat juga penjual jajanan di sekolah yang terpaksa tutup karena sekolah dilakukan dengan metode dalam jaringan.Â
Dari permasalahan diatas muncullah permsalahan krisis ekonomi, krisis ekonomi adalah kondisi menurunnya perekonomian suatu negara karena banyaknya perusahaan, pabrik, perkantoran yang tutup sehingga banyak pengangguran di negara tersebut.
Permasalahan yang paling besar sepanjang adanya pandemic di Indonesia adalah kasus kematian. Kasus kematian karena virus covid-19 menerjang kesemua generasi, mulai dari anak-anak, hingga manula, yang sangat rentan terhadap virus tersebut.Â
Angka kematian di Indonesia pertahun 2020 dalam data yang disiarkan oleh kemkes RI adalah pada bulan Mei 800 orang tercatat meninggal dunia, dan dibulan Juni kasus kematian menjadi 2.231 orang.Â
Dengan adanya penambahan kasus kematian setiap harinya membuat permasalahan baru di bidang kependudukan Indonesia. Tidak hanya itu, namun juga berakibat pada lahan yang digunakan untuk mengubur. Karena banyaknya kasus kematian menyebabkan krisisnya lahan yang digunakan untuk mengubur.
Permasalahan sosial demografi tersebut yang hampir terjadi disemua daerah di Indonesia. Namun pemerintah juga banyak memberikan bantuan mulai dari bantuan sembako hingga sejumlah uang.Â
Bantuan tersebut diberikan kepada semua orang yang terdampak virus covid-19 tersebut. Adanya bantuan tersebut diharapkan bisa menyumbang sedikit banyak kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Selain itu pemerintah juga memberikan upaya perluasan lahan untuk pemakaman jenazah covid-19.
Referensi :
Chairani, Ikfina. "Dampak Pandemi Covid-19 Dalam Perspektif Gender Di Indonesia." Jurnal Kependudukan Indonesia, 2020.
Purnamasari, Ika, and Anisa Ell Raharyani. "Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku Masyarakat Kabupaten Wonosobo Tentang Covid -19." Jurnal Ilmiah Kesehatan, 2020, 10.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H