Hari ini coba kau lihat ada berapa kupu yang mendekatimu?
Lalu kau mulai menghitung dengan cepat,
satu, dua, tiga, empat…
Sementara aku memandangi rupa polosmu yang terlihat terburu menjawab pertanyaanku
Hari ini coba kau lihat ada berapa banyak batu yang tumbuh di taman?
Lalu kau mulai berlari di antaranya menabrak ujung kakiku dan tertawa-tawa
Sementara aku mulai jatuh cinta pada pipimu yang kemerahan, pada anak rambut yang tergerai, dan pada tawa yang berderai
Coba kau lihat ada berapa rembulan?
Lalu kau tengadah menatap cahaya tak mengerti apa bedanya
Sedangkan aku jatuh cinta padamu seperti seorang pelayan yang jatuh cinta pada sang puan, mengusik takdirmu dengan kenyataan
Coba kau hitung sudah berapa uban yang kupunya? Lantas kau mulai membelainya helai demi helai, membauinya sampai kau terlelap kenang
Sedangkan aku makin jatuh cinta padamu seperti pertanyaan yang selalu kau lontarkan setiap hari, bertubi-tubi
Setiap pagi di bawah selimut tipis yang mulai usang tentang siapa yang orang-orang sebut dengan binatang jalang
Lalu suatu hari kita bermain lagi di taman batu, dan kau mulai bertanya ini dan itu
Apa ini? Tanyamu kala itu,
Menunjuk satu tempat yang selama ini selalu kita kunjungi, menunjuk ke kupu yang sama, menunjuk pada rembulan yang satu
Aku menghela napas, mengubahnya menjadi bentuk yang entah?
Maaf, sayang kali ini aku tak punya jawaban untukmu
Kau bertanya berkali-kali tentang hal yang sama
Berhari-hari, berganti musim, sampai kau berhenti bicara lantas bergeming
Aku terpekur menatapmu kala itu, tanpa tangis tanpa suara
Seharusnya tak perlu kau tanya tentang cinta, karena ia pasti tumbuh dengan takdirnya
Cinta tersembunyi di antara letupan letupan api dan di bawah bebatuan sungai yang mengalir air di bawahnya
Di antara genggaman tangan yang disebut kita
Di sanalah engkau tinggal, di antara yang tak berjarak, di antara yang bercahaya
Aku menyesal tak mampu menjawab pertanyaanmu, tak melakukan apa-apa sampai kau pergi
Harusnya kujawab saja saat itu, itu aku dengan segenap rasaku
Untukmu bidadari kecilku
Berbaringlah di sebelahnya
Di sebelah dia yang juga kucinta
Di sebelah pusara ibumu yang dulu pernah kau tanya
July 1, 2016LDR2 CommentsEdit"#Day8: Cinta Sembunyi yang Terhuni"OLDER POSTS
Ara Dewi
see me on twitter
- Papa: Udah kelar baca Natisha? Me: Belum. Bagus kan Pa? Aku pertamakali baca Gadis Pakarena-nya. Papa: Punya? Pinjem papalah... 2 hours ago
- Selesaikan 2 days ago
- Buat apa tidur kalau pikiranmu selalu terjaga? 2 days ago
- Ikutan GA yang syaratnya gampang bgt! [# LINK_TEXT #] bagus, Silakan lihat!akunbuku.com/2016/08/resens… #pojokbermainanak @nvqds@___eL 3 days ago
- #Day16: Bukan Puisi Anginapura.wordpress.com/2016/08/02/day… 5 days ago
August 2016SMTWTFS« Jul   12345678910111213141516171819202122232425262728293031Â
Blogroll
Archives
- August 2016
- July 2016
- June 2016
- May 2016
- April 2016
- March 2016
- December 2015
- November 2015
- October 2015
- April 2015
- March 2015
- February 2015
- June 2014
- May 2014
- April 2014
- January 2014
- December 2013
- November 2013
- October 2013
- July 2013
- May 2013
- April 2013
- March 2013
- February 2013
- January 2013
- December 2012
- November 2012
- October 2012
- March 2012
- September 2010
- April 2010
In order to use this Instagram widget, you mustconfigure itfirst.
In order to use this Instagram widget, you mustconfigure it