Mohon tunggu...
Nurliyahapry
Nurliyahapry Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menyukai hal yang berkaitan dengan visual

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Yang Terdalam

24 Oktober 2024   05:47 Diperbarui: 24 Oktober 2024   07:57 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Nyatanya aku hanya menerima...

Menerima takdir yang tak akan pernah bisa aku ubah,

Menerima takdir yang tak akan pernah bisa sama lagi,

Memang tak ada yang pergi, tapi nyatanya apa yang dulunya sama, pasti akan berbeda.

Ternyata rasanya seperti ini,

Seperti ada bagian yang hilang,

Seperti ada sesuatu yang direnggut dariku,

Tapi tak apa, akan kupaksakan luka ini harus hilang dengan sendirinya...

Karena ku takut, apa yang kurasakan saat ini akan melukainya...

Karena ikhlas dan menerima, memanglah ending terbaik dari semua cerita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun