Tidak salah bila ada rakyat yang menyalahkan BIN atau satuan intelijen lainnya, kecolongan terhadap kasus orang gila meledakan diri di rumah ibadah. Aparat saat ini benar2 dikangkangi, bekerja hanya didepan mata yang tampak.
Bau2 kinerja seperti ini sudah tercium ketika isu Indonesia akan bubar 2030, hanya ditanggapi dengan santai, bukan suatu yg serius, padahal kita tahu isu2 yg seperti ini bagi pihak intelijen adalah isu yg sensitif, sudah barang tentu tidak akan ada keluar dimulut seorang presiden dengan nada ngenyek yang cenderung menganggap remeh.
Lagi2, karena badan intelijen tak bekerja dalam memberikan warning kepada kepala negara/pihak2 penguasa lainnya, yang diharapkan cepat tanggap terhadap isu2 sensitif.
Saya juga, agak kurang serek pasca tahanan menduduki Mako Brimob, cuma terdengan dari ucapan presiden, rakyat Indonesia tidak takut, kami tidak takut terorisme. Seharusnya, perlu ada penegasan, untuk meningkatkan keamanan jauh dari sebelumnya, bukan hanya bernarasi bernada menantang.
Alhasil, faktanya pasca presiden bicara seperti itu, satu anggota kepolisian kembali dikabarkan tumbang ditusuk sebilah pisau beracun. Dan, dilanjutkan dengan adanya dua perempuan yg disebut2 mencoba melakukan pembunuhan lagi terhadap aparat.
@aprohansaputra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
