Mohon tunggu...
Apriyanti
Apriyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Muhammadiyah Pontianak kampus Sintang

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menjaga Kesehatan Mental dan Olahraga di Masa Pandemi Covid-19

30 Maret 2021   19:52 Diperbarui: 30 Maret 2021   19:51 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi Covid-19 masih menjadi tantangan besar bagi warga Indonesia bahkan hingga di penghujung tahun 2020. Pemerintah sudah berusaha semaksimal mungkin dalam menangani Covid-19.

Berdasarkan data pada website satgas Covid-19.Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB),bukan lockdown atau karantina wilayah, serta edukasi 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) terus dilakukan untuk menekan jumlah pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19. 

Tidak hanya itu, Pemerintah sedang mempersiapkan produksi vaksin Covid-19 yang saat ini masih menunggu hasil uji klinik fase III dan izin BPOM untuk dapat segera digunakan masyarakat.

Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB),bukan lockdown atau karantina wilayah.Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental,Selain menjaga kesehatan tubuh, menjaga kesehatan mental di tengah pandemi Covid-19 tidak kalah penting. 

Menurut WHO, bekerja atau bersekolah dari rumah, mengurangi kontak fisik dengan keluarga dan teman membutuhkan waktu penyesuaian yang tidak sebentar. 

Beradaptasi dengan perubahan dimaksud sembari mengelola rasa takut akan terinfeksi virus, baik diri sendiri maupun orang yang disayangi serta rasa sedih akibat ditinggalkan oleh keluarga/teman akibat Covid-19 dapat mengganggu kesehatan mental. Berdasarkan survei WHO di beberapa negara, permintaan akan layanan kesehatan mental meningkat selama pandemi.

Berdasarkan survei WHO di beberapa negara, permintaan akan layanan kesehatan mental meningkat selama pandemi. Mental yang terganggu dapat menyebabkan stres dan menurunnya imunitas tubuh sehingga memudahkan virus untuk menyerang. Memiliki rasa cemas dan takut di masa sekarang ini sangatlah wajar dan manusiawi. 

Akan tetapi, rasa cemas dan takut harus dikelola dengan baik sehingga kesehatan mental tetap terjaga. Beberapa hal yang dapat dilakukan masyarakat untuk menjaga kesehatan mental selama masa pandemi antara lain 1) tetap update dengan informasi terkait Covid-19, 2) tidak menggunakan rokok dan minuman beralkohol untuk menghilangkan stres, 3) memulai hobi atau skill baru, 4) bersosialisasi melalui media sosial.Berdasarkan survei WHO di beberapa negara, permintaan akan layanan kesehatan mental meningkat selama pandemi. Mental yang terganggu dapat menyebabkan stres dan menurunnya imunitas tubuh sehingga memudahkan virus untuk menyerang. Memiliki rasa cemas dan takut di masa sekarang ini sangatlah wajar dan manusiawi. 

Akan tetapi, rasa cemas dan takut harus dikelola dengan baik sehingga kesehatan mental tetap terjaga. Beberapa hal yang dapat dilakukan masyarakat untuk menjaga kesehatan mental selama masa pandemi antara lain 1) tetap update dengan informasi terkait Covid-19, 2) tidak menggunakan rokok dan minuman beralkohol untuk menghilangkan stres, 3) memulai hobi atau skill baru, 4) bersosialisasi melalui media sosial.

Pertama, masyarakat tetap mengumpulkan informasi terkait Covid-19 dari instansi yang kredibel seperti satgas Covid-19 atau WHO. Informasi yang kredibel akan memudahkan masyarakat untuk mengambil tindakan pencegahan penularan Covid-19 sehingga muncul rasa aman dalam diri karena telah berusaha dengan maksimal menghindari virus Covid-19. Kedua, rokok dan minuman beralkohol memang menimbulkan rasa tenang tetapi memiliki efek samping yang buruk bagi kesehatan, sebaiknya mengonsumsi rokok dan minuman beralkohol dihindari. 

Masyarakat dapat mengonsumsi buah-buahan seperti pisang atau alpukat dan coklat hitam untuk meningkatkan kadar hormon endorphin dalam tubuh. 

Hormon endorphin berfungsi untuk mengurangi rasa sakit dan stres pada tubuh seseorang. Sehingga mengonsumsi makanan yang dapat meningkatkan hormon endorphin adalah salah satu cara menjaga mental tetap sehat.

Ketiga, selama masa work form home atau karantina masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, perasaan bosan seringkali muncul. Mencoba memulai hobi atau skill baru di masa pandemi akan menambah kebahagiaan tersendiri. Keempat, manusia sejatinya adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dalam menjalani kehidupan. Interaksi fisik yang terjadi selama pandemi jauh berkurang dari sebelumnya, akan tetapi kemajuan teknologi dapat membantu masyarakat untuk berinteraksi satu sama lain. Bertukar kabar melalui platform media sosial dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan rasa kepedulian antarsesamaPertama, masyarakat tetap mengumpulkan informasi terkait Covid-19 dari instansi yang kredibel seperti satgas Covid-19 atau WHO. Informasi yang kredibel akan memudahkan masyarakat untuk mengambil tindakan pencegahan penularan Covid-19 sehingga muncul rasa aman dalam diri karena telah berusaha dengan maksimal menghindari virus Covid-19. Kedua, rokok dan minuman beralkohol memang menimbulkan rasa tenang tetapi memiliki efek samping yang buruk bagi kesehatan, sebaiknya mengonsumsi rokok dan minuman beralkohol dihindari. Masyarakat dapat mengonsumsi buah-buahan seperti pisang atau alpukat dan coklat hitam untuk meningkatkan kadar hormon endorphin dalam tubuh. Hormon endorphin berfungsi untuk mengurangi rasa sakit dan stres pada tubuh seseorang. Sehingga mengonsumsi makanan yang dapat meningkatkan hormon endorphin adalah salah satu cara menjaga mental tetap sehat.Ketiga, selama masa work form home atau karantina masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, perasaan bosan seringkali muncul. Mencoba memulai hobi atau skill baru di masa pandemi akan menambah kebahagiaan tersendiri. Keempat, manusia sejatinya adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dalam menjalani kehidupan. Interaksi fisik yang terjadi selama pandemi jauh berkurang dari sebelumnya, akan tetapi kemajuan teknologi dapat membantu masyarakat untuk berinteraksi satu sama lain. Bertukar kabar melalui platform media sosial dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan rasa kepedulian antar sesama.Masyarakat yang mengalami stres berkepanjangan selama masa pandemi sebaiknya berkonsultasi kepada psikolog, psikiater atau tenaga professional lainnya. Mencari pertolongan bukanlah hal yang memalukan, melainkan suatu kebaikan untuk diri sendiri dan orang lain.

Olahraga Juga Dimasa Pandemi

 Adanya warga negara yang senantiasa melakukan berbagai kegiatan olahraga diharapkan dapat menciptakan negara Indonesia dengan penduduk yang sehat dan bugar. Hal tersebut pun sejalan dengan program Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang dicanangkan oleh Kementrian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia yang menjadikan olahraga atau aktivitas fisik sebagai salah satu bagian dari PHBS dan sekarang ini semakin gencar dipromosikan oleh Kemenkes RI sebagai salah satu upaya untuk mengurangi penyebaran Covid-19 di Indonesia.

Pentingkah olahraga di kondisi pandemik Covid-19?

Olahraga atau aktivitas fisik sebagai bagian dari PHBS merupakan hal yang sangat penting di masa pandemik Covid-19 yang masih berlangsung saat ini. Dikutip dari International Journal of Cardiovascular Science, olahraga atau aktivitas fisik, terutama pada intensitas dan durasi sedang, dapat mendukung respon imun dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Sedangkan, olahraga dengan intensitas tinggi dan berkepanjangan tidak disarankan untuk dilakukan karena dapat menyebabkan imunosupresi atau menurunkan imunitas tubuh.Beberapa hasil penelitian juga menunjukkan bahwa olahraga atau aktivitas fisik dapat mencegah terjadinya gangguan mental yang dialami oleh sebagian orang karena adanya penerapan karantina dan isolasi, maupun jaga jarak (physical dystancing) akibat pandemik Covid-19. Gangguan mental tersebut misalnya depresi, kecemasan, sindrom kelelahan dan stress.Beberapa hasil penelitian juga menunjukkan bahwa olahraga atau aktivitas fisik dapat mencegah terjadinya gangguan mental yang dialami oleh sebagian orang karena adanya penerapan karantina dan isolasi, maupun jaga jarak (physical dystancing) akibat pandemik Covid-19. Gangguan mental tersebut misalnya depresi, kecemasan, sindrom kelelahan dan stress.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun