Mohon tunggu...
Apriyan Sucipto SH MH
Apriyan Sucipto SH MH Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Vivere Pericoloso

Apriyan Sucipto, SH,M.H anak ke 4 Dari 4 Bersaudara. Punggawa di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sebut Saja Dia "Marhaen"

4 November 2021   10:55 Diperbarui: 4 November 2021   11:05 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dasar nasionalisme yang dibangun Ir. Soekarno dalam meletakkan ide persatuan dan kesatuan bukan hanya pendasaran yang bergerak dalam wilayah sektor ide belaka tanpa pemahaman akan formasi sosial ekonomi dan material yang jelas. 

Melihat pada rumusan Nasionalisme Kerakyatan yang dibangun Ir. Soekarno, bergerak pada konteks dinamika kehidupan yang konkret dari cara berproduksi yang konkrit dari kaum terjajah ketika era kolonial.

Komitmen membangun kerangka ideologis nasionalisme yang berbasis pada Tata pergaulan konkret yang tumbuh dalam kehidupan masyarakat indonesia, tidak saja selesai dengan perumusan persatuan ideologis, namun dirumuskan oleh Ir.Soekarno ketika menganalisa elemen elemen produktif yang ada dan hidup dalam Dinamika Sosial masyarakat di Indonesia.

Marhaenisme, pertama tama ditemukan oleh Ir.Soekarno dalam perbincangannya dengan seorang petani pemilik sawah kecil yang berukuran kurang dari sepertiga Hektar, di sebuah daerah pertanian yang padatdi Wilayah Bandung Selatan. Refleksi terhadap dialog tersebut menyadarkan Ir.Soekarno akankeberadaan berjutajuta rakyat yang produktif, namun Termiskinkan oleh struktur sosial-ekonomi politik kolonial.

Petani Miskin, Penarik Gerobak Kuda, Nelayan yang meiliki alat alatnya sendiri, pedagang kaki lima semua itu adalah Para Pekerja yang memiliki modal sendiri meskipun miskin namun tetap berkarakter produktif, sebut saja dia MARHAEN. kutaan rakyat miskin yang memiliki aset minim ini, jelas berbeda dengan kaum proletar seperti diuraikan dalam gagasan Marxisme.

Untuk mengakomodasi energi energi serapan yang berasal dari rakyat Indonesia, Ir.Soekarno memperluas identitas Marhaen juga pada Kelas Pekerja yang berkerja di sektor sektor kapitalisme, mengingat kaum inilah yang berhadapan langsung dengan eksploitasi kapitalisme.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun