Mohon tunggu...
Anas Apriyadi
Anas Apriyadi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Hanya karyawan swasta yang suka baca. ~menulis menyehatkan jiwa~

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pemain Naturalisasi Indonesia di Arab Pakai Paspor Palsu?

28 Agustus 2016   20:56 Diperbarui: 30 Agustus 2016   00:09 3244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lagi-lagi ngomongon soal paspor WNI, setelah dicopotnya Menteri ESDM Arcandra Tahar yang diketahui memiliki paspor AS, 177 jamaah haji asal Indonesia ditahan di Filipina karena kedapatan menggunakan paspor Filipina yang diduga palsu untuk berangkat haji agar bisa masuk kuota Filipina. Sekarang saya akan bahas satu kasus paspor WNI di dunia sepakbola yang memmunculkan banyak pertanyaan.

Jadi ceritanya ada orang Brazil, namanya Wanderley Santos yang main di klub Uni Emirat Arab, Al-Nasr sedang ramai dibicarakan karena disebut berkewarganegaraan Indonesia, anehnya sebelumnya namanya tidak pernah terdengar bermain di Indonesia atau berketurunan Indonesia, PSSI pun tidak tahu. Status kewarganegaraannya tidak hanya terpampang di situs Wikipedia, namun juga terdaftar di situs resmi federasi sepakbola UAE, bahkan situs berita asing juga banyak menyebutnya sebagai striker naturalisasi Indonesia dalam pemberitaannya.

Wanderley baru-baru ini memang tampil impresif, tidak hanya di level lokal tapi juga di Liga Champions Asia dengan membuat dua gol saat timnya menang 3-0 atas EL Jaish dari Qatar di perempatfinal LCA. Meski status WNInya masih menimbulkan pertanyaan, banyak dari kita langsung berandai-andai, apabila lini depan timnas Indonesia diisi Wanderley akan hebat.

Sebelum berandai-andai saya pikir Wnaderley memperkuat timnas Indonesia tidak akan terjadi, bahkan mungkin ada skandal paspor palsu di sini. Memang belum ada klarifikasi resmi dari Wanderley soal paspornya, tapi dia sudah bermain di LCA dimana aturannya pemain asing 3+1 (3 non-Asia dan 1 Asia), sementara pemain asing yang dimiliki Al-Nasr dua dari Perancis, satu dari Burkina Faso, dan satu lagi pemain Asia ya Wanderley ini, makin kuat tanda-tanda dia terdaftar di AFC sebagai WNI seperti tertulis di situsnya PSSI-nya UAE.

Nah, masalahnya Indonesia ini kan bukan negara yang mudah mengumbar paspor bukti kewarganegaraan kepada orang asing. Memang sudah banyak pemain asing yang dinaturalisasi –dan menaturalisasikan diri- ke Indonesia (khususnya mereka yang sudah lama tinggal di Indonesia atau berketurunan Indonesia), tapi pasti mereka membutuhkan waktu yang lama, birokrasi yang ribet, persetujuannya kalau tidak salah harus sampai level presiden, bahkan mereka harus berkorban melepaskan kewarganegaraan asalnya karena kita tidak menganut dwikewarganegaraan (saya pendukung dwikewarganegaraan diterapkan, lain kali kita bahas).

Lha Wanderley iki sopo kok ujug-ujug? Ada dugaan skandal penggunaan paspor palsu ramai di UAE seperti yang tengah diinvestigasi AFC dilansir lembaga independen The Sport Integrity Initiative. Paspor dari negara-negara Asia untuk pemain Amerika Latin dibutuhkan untuk mengakali aturan pemain asing 3+1. Ini mungkin yang terjadi pada Wanderley walau belum tentu juga. Beberapa pemain Amerika Latin di Liga UAE menggunakan paspor Timor Leste yang masih suka kasih kewarganegaraan, tapi agak aneh memang kalau ada yang pakai paspor Indonesia.

Saya kira Kemenlu atau KBRI di UAE perlu menelusuri lebih lanjut si Wanderley ini, jangan-jangan memang ada skandal paspor palsu.

Kebijakan pemberian kewarganegaraan kepada orang asing sih menurut saya kembali ke peraturan negara masing-masing, Timor Leste yang negara baru mungkin tidak dipermasalahkan dalam peraturannya dengan mudah memberikan kewarganegaraannya pada siapa yang dianggap pantas seperti pemain sepakbola yang bisa membawa kebanggan nasional.

Untuk level klub sih mungkin tidak masalah, Tapi FIFA punya peraturan sendiri soal kewarganegaraan pemain tim nasional yang lebih ketat. Pemain naturalisasi minimal sudah tinggal di negara barunya lima tahun (hampir sama seperti UU di Indonesia), jika keturunan maksimal dari generasi ke 3, dan tidak boleh membela suatu negara jika pernah membela negara lainnya, pengecualian bagi beberapa negara yang belum lama pecah, misal eks Yugoslavia, termasuk Timor Leste-Indonesia, itu artinya kalau TimLes mau memanggil Miro Baldo Bento ke timnasnya ya silahkan, peraturan ini sudah dimanfaatkan TimLes kalau tidak salah di Timnas Futsalnya yang ada bekas pemain timnas merah putih.

Soal paspor pemain naturalisasi Timor Leste (yang sekarang ranking FIFAnya lebih tinggi dari kita ini) juga tengah disorot, puluhan pemain sepakbola Brazil memang sudah mendapat paspor TimLes sehingga diharapkan bisa membawa timnas mereka berprestasi sampai tingkat dunia dan akhirat. Masalah muncul saat mereka melawan Palestina di Pra Piala Dunia Oktober tahun lalu (saat timnas kita sedang dibius sama Menpora). Palestina mempertanyakan keabsahan pemain-pemain Brazil milik Timor Leste, secara Palestina ini juga ada beberapa pemain timnasnya keturunan Amerika Latin, jadi mereka paham aturan mainnya.

Pemain Brazil TimLes diduga tidak punya darah Timor sama sekali, Timles tidak punya sejarah diaspora yang signifikan ke Brazil, diasporanya lebih banyak ke Indonesia kali ya pada kuliah gitu. Beda sama Palestina yang banyak diasporanya di Amerika Latin sampai bikin klub Palestino di Chile. Kalaupun mereka dinaturalisasi tanpa ada ikatan keturunan harusnya mereka sudah tinggal di Timles minimal lima tahun, tapi tidak, kebanyakan mereka main di liga-liga sekitar Asia tidak di Timles, Timles saat ini tidak punya liga, baru ada tahun ini. Sempat mau diinvestigasi FIFA akhirnya Timles gak mainin lagi pemain-pemain yang kewarganegaraannya dipertanyakan. Maka jangan heran ada pemain bagus Liga Jepang, Thailand, UAE berpaspor Timor Leste tapi gak bakalan main di Timnasnya. Para pemain yang dapat paspor Timor Leste ini sebenarnya juga mendapat keuntungan, dengan status pemain Asia mereka punya kesempatan lebih besar mendapatkan klub di Asia dengan adanya aturan 3+1, miripmirip seperti keuntungan pemain dengan paspor Uni Eropa di UEFA lah, main untuk timnas bukan alasan utama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun