Mohon tunggu...
Anas Apriyadi
Anas Apriyadi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Hanya karyawan swasta yang suka baca. ~menulis menyehatkan jiwa~

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Malta: Negara Eropa Berbahasa Arab

12 Februari 2015   02:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:22 7746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bendera Malta

Republik Malta, mungkin banyak diantara kita yang masih asing dengan negara ini, bahkan mungkin ada yang baru pertama kali mendengar namanya. Bagi yang sering mengikuti persepakbolaan Eropa, mestinya pernah mendengar nama timnas Malta dalam pertandingan kualifikasi Piala Eropa atau Kualifikasi Piala Dunia, meski timnasnya adalah tim lemah yang sering jadi bulan-bulanan tim kuat maupun tim medioker.

Jika anda disuruh untuk menunjukkan dimana letak negara Malta di Peta Benua Eropa, niscaya banyak yang akan kebingungan. Negara Malta memang nyaris tidak terlihat di peta. Negara ini terletak di pulau kecil di sebelah selatan semenanjung Italia, lebih tepatnya lagi di selatan Pulau Sisilia (lihat peta di bawah).

sumber: wikipedia
sumber: wikipedia
Malta berwarna biru (sumber: wikipedia) Negara Malta terdiri dari 2 pulau seluas hanya 316km2, tidak lebih luas dari pulau Ambon yang 380km2.  Jumlah penduduknya pun lumayan sedikit, hanya sekitar 430.000 jiwa. Meski hanya pulau kecil, Malta tetap merupakan negara yang berdaulat dan menjadi anggota Uni Eropa.

Yang menarik, Bahasa resmi yang digunakan di Malta (bahasa Malta) merupakan salah satu varian dari rumpun bahasa Arab, meskipun Malta berada jauh dari jazirah Arab dan sedikit sekali jumlah penduduk muslim di sana (agama resmi negara Malta adalah Katolik, penduduk muslim yang ada hanya berjumlah kurang dari 1% populasi).

Walaupun bahasa Malta juga ada pengaruh bahasa Italia, Sisilia, dan Inggris, bahasa Malta tetap tidak bisa digolongkan dalam rumpun bahasa yang ada di Eropa pada umumnya. Secara keseluruhan, dari kosakata dan tata bahasa, bahasa Malta oleh para ahli bahasa lebih dekat digolongkan masuk dalam rumpun bahasa Arab. Jangan dibayangkan bahasa Arab yang dimaksud seperti bahasa Arab standar yang digunakan secara resmi di berbagai negara Arab. Perlu diketahui, bahasa Arab tidaklah tunggal, banyak variasi bisa ditemukan di berbagai daerah yang berbeda-beda.  Meski sama-sama berbahasa Arab, omongan orang Maroko belum tentu bisa dipahami orang Irak. Bahasa Malta adalah salah satu dari berbagai variasi bahasa arab, bahasa Malta mungkin bisa disejajarkan dengan bahasa Arab-Maghribi dituturkan di Afrika Utara yang mempunyai bentuk berbeda dari bahasa Arab standar.

Bagaimana bahasa Arab bisa sampai ke Malta dan masih digunakan secara resmi hingga sekarang? Melongok lagi sejarah, dimulai dari Abad ke 9 Masehi saat orang Arab pertama yang tiba di Malta utusan Bani Aghlabiyah yang berkuasa di Provinsi Afrika Utara, bagian dari Kekhalifahan Abbasiyah. Bani Aghlabiyah berhasil menguasai Sisilia termasuk Malta di dalamnya dan mendirikan Keemiran Sisilia sebagai bagian wilayahnya, yang lalu beralih ke Dinasti Fatimiyah, hingga kemudian Keemiran Sisilia menjadi negara sendiri yang berdaulat, dengan menetapkan bahasa Arab sebagai bahasa resmi, dan Islam sebagai agama resmi negara. Pulau Malta yang sebelumnya jarang penduduk mulai ramai dihuni warga Sisilia yang membawa bahasa Arabnya. Pada era ini mayoritas penduduk Malta (juga Sisilia pada umumnya) memeluk agama Islam, walau begitu dikatakan juga kebebasan beragama bagi pemeluk Kristiani tetap dijamin dengan karena ada sistem dzimmi dan jizyah (sumber), selain itu mayoritas juga menggunakan bahasa Arab dengan dialek Sisilia (Arab-Sisilia).

Era peradaban Arab-Islam di Malta berakhir ketika bangsa Normandia pada tahun 1091 menaklukkan Keemiran Sisilia. Bangsa Normandia melakukan de-Arabisasi di Sisilia, dan Katolik kembali digunakan sebagai agama resmi negara. Selama beberapa tahun kemudian, arab dan muslim di Sisilia terus tertekan dan didorong untuk bermigrasi ke luar Malta, atau berkonversi ke Kristen, hingga sisa penduduk muslim dari zaman Keemiran Sisilia sekarang bisa dikatakan tidak ada, yang tersisa hanya nama belakang orang Malta yang masih berbau Arab seperti Muscat, Mifsud, Abdilla, Farrugia, Zahra dll.

Dalam beberapa abad kemudian, Malta tetap selalu menjadi bagian dari Sisilia atau Italia apapun perubahan politik yang terjadi. Hingga pada tahun 1814, Malta diserahkan ke Inggris dan menjadi entitas yang terpisah dari Sisilia dan Italia. Sampai kemerdekaannya tahun 1964, Maltatetap menjadi negara yang berdaulat terpisah dari Italia maupun Sisilia secara politik. Keterpisahan Malta dari Italia mungkin menjadi penyebab bahasa Arab Malta masih bisa bertahan hingga sekarang, dibandingkan bahasa Arab-Sisilia di pulau Sisilia bisa dikatakan sudah punah. Bangsa Malta tetap menggunakan bahasa Arab-nya selama hampir 1 milenium ini, meskimayoritas (98%) adalah pemeluk Katolik danpenduduk Arab-Islam dari jaman Keemiran Sisilia sudah tidak tersisa lagi. Memang, tidak selalu ada hubungan antara jumlah pemeluk Islam dengan penutur bahasa Arab, contohnya Indonesia, namun jadi hal yang perlu diperhatikan dalam konteks Malta dimana kebudayaan Arab & Islam masuk ke sana dalam satu kesatuan.

Kedekatan bahasa Malta dengan bahasa Arab standar bisa kita ketahui dengan membandingkan kata-kata dasar yang sederhana dan mudah kita pahami. Misal ada kata yang benar-benar persis dengan bahasa arab: hati: qalb, anjing: kelb, bulan: qamar, waktu: waqt. Persamaan lain dalam angka: 1: wieħed (wahid), 2: tnejn (itsnin),  3: tlieta (tsalatsa), 4: erbgħa (arba'ah), 5: ħamsa (khomsah), 6: sitta (sittah), 7: seba (sab'ah), 8: tmienja (tsamaniyah), 9: disa (tis'ah), 10: għaxar ('asyariyah). Kata lain: ibu: omm (umm), wanita: mara, nisa (mar'ah,nisa), pria: raġel (rijal), tangan: idejn (yad, al-yadain), laut: il-baħar (al-bahar), buku: il-ktieb (kitab), air: ilma (al-ma'), malam: lejl (lail).

Untuk penulisan bahasa, pada awalnya bahasa Malta menggunakan huruf Arab (hijaiyah), namun seiring dengan dearabisasi yang terjadi huruf Arab tidak lagi digunakan. Malta lalu menggunakan aksara latin yang dimodifikasi untuk mengakomodir suara-suara dalam bahasa Arab. Misal huruf X untuk suara 'sy': Matahari: Ix-Xamx (Asy-Syams), huruf J untuk 'y': hari: Jum (yaum), huruf Ħ untuk 'kh' atau 'ح': lima:ħamsa (khomsah), huruf ġ untuk 'j': baru: ġdid (jadiid), huruf T untuk 'ts': 3: tlieta (tsalatsa),  dsb. Penulisan kalimat bahasa Malta juga akan ditemukan kesamaan dengan bahasa Arab, misal: I Love You: Inħobbok (Ana uhibbuka), Awan menutupi rembulan di kegelapan malam tanpa matahari: sħab dlam kopra l-qamar bil-lejl  mingħajr ma ix-xemx.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun