Mohon tunggu...
Aprita Putri
Aprita Putri Mohon Tunggu... Lainnya - apritaa

bismillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Islam Solusi Praktis Menangani Wabah

22 November 2021   15:55 Diperbarui: 30 November 2021   17:49 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan menyerahkannya kepada pihak  swasta dalam menjalankan kesehatan. Bagi para orang kaya akan mudah mendapatkan fasilitas kesehatan yang memadai. Berbeda bagi orang miskin, untuk makan saja tidak mampu, apalagi untuk membayar fasilitas kesehatan.

Begitu pun dengan para pelaku usaha dalam menentukan harga tes PCR. Jika mereka menjualnya dengan harga murah, tentu mereka tidak akan mendapatkan keuntungan. Sedang jika meraka menjualnya dengan harga mahal, rakyat pun penuh pertimbangan ketika membelinya. Begitulah fenomena di jaman kapitalisme yang sangat ambigu.

Ini sangat berbanding terbalik dengan sistem Islam. Dimana  dalam Islam,kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Negara wajib menjamin kesehatan bagi seluruh rakyatnya.

Apalagi dalam kondisi wabah seperti sekarang ini. Peran negara sangat dibutuhkan dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaiknya. Sebagaimana sabda Rasulullah," Pemimpin negara adalah pengurus rakyat dan dia bertanggung jawab atas rakyat yang dia urus."  (HR. Bukhari)

Pada masa Rasulullah menjadi seorang khalifah, dan pada saat itu terjadi wabah, beliau mengingatkan,

 " "

"Tha'un (wabah penyakit menular) adalah peringatan dari Allah untuk menguji hamba-hambanya dari kalangan manusia. Maka apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu masuk ke negeri itu. Apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, janganlah kamu lari darinya." (HR.Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid).

Rasulullah juga menganjurkan untuk isolasi bagi yang sedang sakit dan yang sehat agar penyakit yang dideritanya tidak menular kepada yang lain. Sebagaimana hadist : " Janganlah yang sakit dicampurbaurkan dengan yang sehat." (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah). Jika kita melihat dari dua hadist diatas, tentu penyebaran wabah Covid19 dapat dicegah dan diminimalisasi.

Begitupun pada masa kekhalifahan  'Abbasiyah . Salah seorang dokter yang juga merupakan ilmuwan bernama Abu Bakar Muhammad bin Zakaria al-Razi menjadi sosok yang berperan dalam perjuangan jaminan kesehatan di masa khilafah 'Abbasiyah.

Kepada murid-muridnya, ia mencoba meluruskan bahwa niat tulus seorang dokter adalah menyembuhkan orang sakit, yang lebih besar daripada niat untuk mendapatkan upah atau imbalan materi lainnya. Mereka diminta memberikan perhatian kepada orang fakir, sebagaimana orang kaya maupun pejabat negara. Mereka juga harus mampu memberikan motivasi kesembuhan kepada pasiennya, meski mereka sendiri tidak yakin. Karena kondisi fisik pasien banyak dipengaruhi oleh kondisi psikologisnya ('Abdul Mun'im Shafi, Ta'lim at-Thibb 'Inda al-Arab, hal. 279).

Inilah bukti bahwa Islam merupakan solusi praktis dalam menyelesaikan wabah. Dalam pelayanan kesehatannya, Islam tidak pandang bulu. Sebagaimana dicontohkan pada masa Rasulullah hingga kekhalifahan selanjutnya. Tidak rindukah kita akan kembalinya sistem Islam secara kaffah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun