Mohon tunggu...
APRISAL
APRISAL Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis adalah tantangan tersendiri yang penuh dengan imajinasi dan fakta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penerapan Segitiga Restitusi

14 Mei 2024   08:03 Diperbarui: 14 Mei 2024   08:16 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penerapan segitiga restitusi sangat tepat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam diri peserta didik, dan menemukan sendiri solusi dari masalahnya, disini peserta didik distimulus untuk memunculkan sendiri motivasi intrinsik dalam dirinya sehingga tidak ada unsur keterpaksaan untuk berubah.  Untuk itu kesepakatan kelas perlu di buat sebelumnya penerapan segitiga restitusi ini dapat meminimalisir hukuman dan tiga dosa pendidikan.

Strategi segitiga restitusi terdiri dari:

1. Menstabilkan Identitas (Stabilize the Identity)

 Bagian dasar dari segitiga bertujuan untuk mengubah identitas anak dari orang yang gagal karena melakukan kesalahan menjadi orang yang sukses. Anak yang melanggar peraturan karena sedang mencari perhatian adalah anak yang sedang mengalami kegagalan. Dia mencoba untuk memenuhi kebutuhan dasarnya namun ada benturan. Kalau kita mengkritik dia, maka kita akan tetap membuatnya dalam posisi gagal. Kalau kita ingin ia menjadi reflektif, maka kita harus meyakinkan si anak, dengan cara mengatakan kalimat-kalimat ini:

  Berbuat salah itu tidak apa-apa

. Tidak ada manusia yang sempurna

  Saya juga pernah melakukan kesalahan seperti itu.

  Kita bisa menyelesaikan ini.

  Bapak/Ibu tidak tertarik mencari siapa yang salah, tapi Bapak/Ibu ingin mencari solusi dari permasalahan ini. 

Kamu berhak merasa begitu. 

Apakah kamu sedang menjadi teman yang baik buat dirimu sendiri

2. Validasi Tindakan yang Salah (Validate the Misbehavior)

 Setiap tindakan kita dilakukan dengan suatu tujuan, yaitu memenuhi kebutuhan dasar. Kalau kita memahami kebutuhan dasar apa yang mendasari sebuah tindakan, kita akan bisa menemukan cara-cara paling efektif untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Menurut Teori Kontrol semua tindakan manusia, baik atau buruk, pasti memiliki maksud/tujuan tertentu. Seorang guru yang memahami teori kontrol pasti akan mengubah pandangannya dari teori stimulus response ke cara berpikir proaktif yang mengenali tujuan dari setiap tindakan. Kita mungkin tidak suka sikap seorang anak yang terus menerus merengek, tapi bila sikap itu mendapat perhatian kita, maka itu telah memenuhi kebutuhan anak tersebut. Kalimat-kalimat di bawah ini mungkin terdengar asing buat guru, namun bila dikatakan dengan nada tanpa menghakimi akan memvalidasi kebutuhan mereka  

3. Menanyakan Keyakinan (Seek the Belief)

 Teori kontrol menyatakan bahwa kita pada dasarnya termotivasi secara internal. Ketika identitas sukses telah tercapai (langkah 1) dan tingkah laku yang salah telah divalidasi (langkah 2), maka anak akan siap untuk dihubungkan dengan nilai-nilai yang dia percaya, dan berpindah menjadi orang yang dia inginkan. Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini menghubungkan keyakinan anak dengan keyakinan kelas atau keluarga. 

* Apa yang kita percaya sebagai kelas atau keluarga? 

* Apa nilai-nilai umum yang kita telah sepakati? 

* Apa bayangan kita tentang kelas yang ideal?

 * Kamu mau jadi orang yang seperti apa? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun