Dampak Buruk minyak jelantah/ bekas untuk Kesehatan Tubuh Manusia
Oleh: Aprini Elastri
Post : 07 Maret 2024
Â
Latar Belakang Masalah
Pada saat sekarang banyak sekali kita temukan macam penyakit yang ditimbulkan oleh pola makan yang tidak sehat, baik itu seringnya mengkonsumsi Junk Food/ makanan cepat saji atau kurang nya mengkonsumsi makanan bergizi yang menyebabkan banyak penyakit yang berdatangan. Kecendrungan Orang dalam memilih jenis gorengan untuk memberi rasa kenyang membuat mereka lupa bahwa sudah mengancam kesehatan mereka. Memang untuk gorengan adalah makanan yang paling gampang ditemukan dan harganya pun termasuk murah sehingga hampir 80% penduduk Di Indonesia menyukai gorengan. Nah, dengan harga nya yang realtif murah para pedagang banyak menggunakan minyak jelantah.
Nah apa itu minyak jelantah?...
Â
Minyak jelantah (bahasa Inggris: waste cooking oil) adalah minyak limbah yang bisa berasal dari jenis-jenis minyak goreng seperti halnya minyak jagung, minyak sayur, minyak samin dan sebagainya, minyak ini merupakan minyak bekas pemakaian kebutuhan rumah tangga umumnya, dapat digunakan kembali untuk keperluaran kuliner akan tetapi bila ditinjau dari komposisi kimianya, minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik, yang terjadi selama proses penggorengan. Jadi jelas bahwa pemakaian minyak jelantah yang berkelanjutan dapat merusak kesehatan manusia, menimbulkan penyakit kanker, dan akibat selanjutnya dapat mengurangi kecerdasan generasi berikutnya. Untuk itu perlu penanganan yang tepat agar limbah minyak jelantah ini dapat bermanfaat dan tidak menimbulkan kerugian dari aspek kesehatan manusia dan lingkungan, kegunaan lain dari minyak jelantah adalah bahan bakar biodisel.
Minyak jelantah, atau minyak goreng bekas pakai yang sudah berwarna cokelat kehitaman, semestinya sudah tidak lagi digunakan untuk menggoreng makanan. Namun, dalam keseharian, Banyak ibu rumah tangga, pelaku bisnis makanan, terutama gorengan yang dijajakan di jalanan, juga kerap menggunakan minyak jelantah ini, Demi menghemat pengeluaran.
Padahal, menurut guru besar IPB University, Prof. Dr. Ir. Sedarnawati Yasni, M. Agr, yang juga auditor senior LPPOM MUI, konsumsi minyak jelantah berisiko terhadap kesehatan tubuh manusia. Penggunaan minyak berulang kali dengan pemanasan akan menyebabkan sebagian besar kandungannya rusak, dan akan terbentuk senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik, dan warna minyak menjadi hitam. Sebagai contoh, pemanasan minyak jelantah berulang kali pada suhu tinggi (lebih tinggi dari rentang 170oC -- 200oC) akan menyebabkan terjadinya proses oksidasi, sehingga kandungan lemak tidak jenuh struktur cis akan berubah menjadi struktur trans, dan juga terjadi pembentukan peroksida dan hidroperoksida yang merupakan radikal bebas.