Mohon tunggu...
Aprindah
Aprindah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Penggemar Serial Detective. penulis Pemula

Selanjutnya

Tutup

Politik

Balada Pilpres 2019

10 Agustus 2018   22:53 Diperbarui: 10 Agustus 2018   23:08 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pencalonan bakal calon wakil presiden 2019 seperti "Twist/shocking ending" yang di detik akhir tak terduga,Pak Agus Harimuti dan Pak Mahfud MD sempat di gandang-gandang menjadi calon wakil presiden malahan tidak terpilih, tetapi patut diapresiasi keduanya berlapang dada dan tidak memperkeruh keadaan yang sebelumya memanas akibat tercetusnya julukan "Jenderal Kardus dan Jenderal Baper" dan hampir pecahnya koalisi partai politik pendukung salah satu Calon presiden dan wakil Presiden.  Ternyata bukan hanya industri perfilm an saja yang ramai, industri perpolitikan tanah air juga cukup ramai di perbincangkan.

Para Calon Presiden dan partai koalisinya pasti memirkan matang-matang dalam pemilihan Calon wakil presiden 2019, bisa di ibaratkan dalam memilih pasangan hidup, mereka pasti memilih yang terbaik diantara yang baik, Urusan siapa yang dipilih untuk menjadi calon wakil presiden adalah hak Calon Presiden dan partai koalisinya. intinya mereka yang terpilih dapat mendampingi dan bekerja sama menjaga bangsa dan negara indonesia.

Isu yang bertebaran mulai dari politisasi ulama, Mahar politik  biarlah menjadi urusan yang bersangkutan yang akan di pertanggung jawabkan, serta komentar  di media sosial  yang mengatakan " memilih presiden yang dipilih ulama, bukan ulama yang dipilih presiden", ada juga komentar yang mengatakan "Jakarta aja belum beres, janji -janji aja belum ditepati sudah mau jadi wakil presiden" dan masih banyak komentar-komentar di media sosial , memang sih itu hak mereka untuk berkomentar tetapi terlalu dini untuk menilai, jika tidak setuju atau tidak suka dengan salah satu pasangan calon pilpres 2019, alangkah baiknya  tidak berkoar-koar membenci dan menulis komentar buruk di sosial media karena secara tidak sadar dapat komentar buruk dapat meprovokasi. 

Sebagai masyarakat tunjukan antusias dalam pemilihan 2019 tanpa ada perdebatan hingga aksi anarkis yang menyebabkan permusuhan hanya karena beda pilihan dan pandangan politik.

Pemilihan umum itu bersifat rahasia, belum tentu mereka yang kelihatan mendukung dan fans garis keras calon presiden dan wakilnya benar-benar akan " mencoblos" calon presiden dan wakilnya di pilpres 2019, sebaliknya mereka yang kelihatan membenci calon presiden dan wakilnya tidak akan " mencoblos" calon presiden dan wakilnya di pilpres 2019.  karena hati manusia bisa berubah-ubah setiap saat, jadi bersikaplah bijak dan jangan terlalu fanatik mendukung calon presiden dan wakilnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun