Dia adikku.
Sosok rupa yang terlahir di malam purnama.
Siluet dari doa dan ucapan syukur,
mengalir deras, terjun bebas pada tangis tawa haru biru.
Dia adikku.
Bertemu tak harus sedarah untuk merekat.
Ikat kami pada batin,Â
lekat-lekat paham dan terus dekap,
hingga meluruh, meramu bagian.
Adikku,
Senang dengan ulang tahun.
Baginya, usia adalah hangat penuh kejutan,
berurai cinta, punya tindakan,
bentuk pertahanan yang digelorakan.
"Selamat telah bertahan, berjuang berjalan dalam segala rintangan, aku bangga padamu".
dan saat itu,
akan terlukis senyum, mata merona, juga peluk tulus.
sungguh, setulus ia berkawan,
setulus ia menjalani kehidupan,
dan binar matanya menjadi telaga jernih berkaca-kaca. Ah, adikku!
Selamat ulang tahun, Adikku.
Kemanjaanku dengan sebutan Nakhi gaa.
Usia dewasamu adalah angka untuk terus mengasihimu.
Juli akan datang di tahun-tahun berikutnya,
dan dua menggenapkan harapan.
Sendirian tak akan sendiri,
Sebab kamu lahir, hadir, di doa, juga nadiku tanpa putus.
DEKAP RINDU,
Kakakmu. Gaamu. Aku.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI