Mohon tunggu...
April Mulyanas Arif
April Mulyanas Arif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswa Universitas Muhammadiyah Mataram, Program Study Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tidak Ada Hal Hebat yang Tercinta dalam Sekejap

30 Desember 2023   12:07 Diperbarui: 30 Desember 2023   12:20 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilmu Pengetahuan adalah unsur penting dalam kehidupan manusia, ilmu pengetahuan akan membimbing manusia dari kegelapan menuju cahaya, dan dengan ilmu pengetahuan manusia akan munuju kepada kemuliaan yang sesungguhnya. 

Para intelektual terkemuka itu dulunya menjadikan pengetahuan sebagai wilayah mereka, dan mereka rela melakukan apa saja hanya demi memperoleh pengetahuan, rela untuk mengarungi lautan dan samudra tanpa bantuan alat kompas seperti sekarang, mereka layaknya seperti anak kecil yang tidak peduli dengan bahaya di luar sana, namun karena hasrat dan hausnya akan ilmu pengetahuan sehingga mereka mampu mengarunginya. Jadi menuntut ilmu itu wajib bagi mereka yang memiliki akal sehat, dimana kita sebagai muslim juga di wajibkan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam dalam hadistnya:

Rasulullah SAW bersabda: “Menuntut ilmu itu hukumnya wajib, bagi muslim laki-laki dan muslim perempuan”. (H.R. Ibnu Majah no. 224)

Orang yang bodoh itu sebenarnya bukan karena dia kekurangan akses edukasi, bukan karena tidak punya ruang dan waktu untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, akan tetapi orang bodoh itu sebenarnya disebabkan oleh kemalasan, kenapa? Karena di jaman era digital sekarang ini akses terhadap knowledge dan informasi bisa kita dapatkan dimanapun dan kapanpun. Terbukti dalam ungkapan George Washington bahwasanya 99% kegagalan itu di karenakan banyaknya alasan.

Namun karena luasnya ilmu pengetahuan, tentunya ruang akal kita terbatas dalam menampung seluruh ilmu pengetahuan yang ada. Oleh karena itu, kita minimal mampu menguasai satu bidang disiplin ilmu pengetahuan. Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mencari ilmu pengetahuan. Bahkan ketika kita memiliki keterbatasan pun tidak semestinya menjadi alasan bagi kita untuk tidak mengarungi lautan ilmu pengetahuan. Contohnya Muhammad Naja, bocah 9 tahun pelajar kelas 3 Lentera Hati Islamic Boarding School Jatisela Kecamatan Gunungsari Lombok Barat (NTB) telah membuktikannya. Divonis mengidap penyakit kelumpuhan otak atau cerebral palsy, ia justru mampu menghafalkan al-quran 30 juz dalam waktu singkat dan ia bisa menjelajah dunia akibat potensi ilmu pengetahuan yang dia miliki.

Ketika kita sudah memiliki potensi akan sesuatu, kita harus mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut, jangan menganggap diri kita tidak bisa menjadi hebat dengan potensi itu, namun cobalah untuk terus di asah sehingga diri kita menjadi yang terbaik. Karena orang yang ahli sekarang ini dulunya itu hanya seorang pemula, dan orang yang profesional sekarang ini dulunya hanya seorang yang amatiran (Melakukan atas dasar kesenangan). lagi lagi ini menyadarkan kepada kita bahwa tidak ada hal hebat yang instan, bahkan yang berlabel mie instan sekalipun masih memiliki proses. Semuanya butuh proses sehingga harus melewati kesulitan dan pengorbanan yang akan menghabiskan tenaga, waktu, pikiran, jiwa dan lain lain, namun semakin besar kesulitan yang kita hadapi maka akan semakin besar kebahagiaan yang kita dapati. Perubahan tidak selalu mudah dan itu tidak selalu sederhana tapi harus dengan dedikasi yang cukup dengan kebiasaan apapun dapat di bentuk kembali, jadi jika kamu benar benar menginginkan nya untuk menjadi versi terbaik dengan dirimu sendiri, bangun hari ini dan mulailah mengerjakan nya.

Lantas bagaimana mekanisme untuk melakukan perubahan diri yang biasa ke luar biasa? Jawabnnya adalah:

1. Mulailah berpikir ke depan

Tentunya berpikir ini tidak akan bisa dilakukan tanpa adanya data dalam pikiran kita, datanya itu bersumber dari hasil belajar, entah itu isinya informasi, knowledge ataupun pengalaman. Jadi mulailah mengevaluasi data itu, pilih dan pilahlah mana yang baik dan mana yang buruk. Dan temukan potensi mu disitu.

2. Bicaralah pada dirimu sendiri

Tentunya apa yang kita pikirkan akan menjadi ucapan, yakinkan pada dirimu bahwasanya kamu bisa melakukan nya. Terus tanamkan afirmasi positif pada dirimu.

3. Eksekusi

Apa yang kamu katakan biasanya akan menjadi tindakan (action), inilah langkah konkrit mu untuk menuju kehidupan yang lebih baik

4. Konsisten/Istiqomah

Apakah ketika kita action 1x kita langsung jadi orang luar biasa? Tentunya iya benar, benar salahnya sih. Pastinya perlu Istiqomah untuk kita terus mengasah potensi yang ingin kita kembangkan itu.

5. Habits (Kebiasaan)

Jika kita konsisten akan tindakan itu yang pastinya kita akan terbiasa dalam melakukan nya dan membentuk sebuah kebiasaan. "Kita bisa karena terbiasa".

6. Karakter akan mulai terbentuk

Dan habist itulah yang akan menjadi karakter kita, jika kebiasaan kita baik yaa pasti kita akan menjadi baik, jika kebiasaan kita burukk yaa hasilnya pasti buruk. Perhatikan setiap kebiasaan, jauhilah kebiasaan buruk yang dia pasti membuatmu rugi.

7. Takdir mu

Jadi untuk menjadi luar bisa, itu butuh beberapa langkah yang harus di lalui dan harus di lewati. Jadi titik akhir dari apa yang kita pikirkan itu akan berimplikasi pada takdir kita. Maka ketika karakter kita seperti hewan (keledai) maka kita akan lebih memilih jerami daripada emas atau ketika karakter kita seperti kerbau maka kita akan lebih memilih lumpur daripada air bersih.

Jadi ubahlah mindset kita mulai dari sekarang karena itulah cerminan dari takdir kita, kita menjadi orang hebat itu tidak langsung jadi begitu saja, namun memerlukan proses dan progres yang panjang dan pastinya menantang.

 "Kebahagiaan bisa didapatkan dengan cara kita berbuat baik, dan berbuat baik bisa kita lakukan jika kita paham ilmunya, maka dari itu jadilah orang yang pintar lagi bijaksana".

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun