Mohon tunggu...
April Liani Kasmi
April Liani Kasmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Mulawarman Jurusan PGSD

Hobi : Menari

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Kualitas Pendidikan bagi ABK Tunarungu di Sekolah Luar Biasa (SLB)

27 Oktober 2024   15:47 Diperbarui: 29 Oktober 2024   09:58 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan merupakan hak setiap anak, tanpa memandang kondisi fisik ataupun mental. Namun, di Indonesia, anak berkebutuhan khusus (ABK) seperti anak tunarungu masih menghadapi tantangan dalam mendapatkan pendidikan yang inklusif dan berkualitas, khususnya di Sekolah Luar Biasa (SLB). Bagi anak-anak tunarungu, hambatan komunikasi menjadi masalah utama yang menghambat proses pembelajaran, terutama jika tidak didukung dengan fasilitas dan tenaga pendidik yang memadai.

Di SLB Kaltim Prov di Samarinda, guru-guru dituntut untuk memiliki kompetensi khusus dalam berinteraksi dengan anak-anak tunarungu, baik dalam menggunakan bahasa isyarat maupun alat bantu komunikasi lainnya. Namun, tidak semua SLB memiliki tenaga pendidik yang terlatih dengan baik. Kurangnya pelatihan dan keterbatasan alat bantu menjadi faktor penghambat yang perlu segera diatasi.

Selain itu, dari hasil wawancara dengan guru disana diketahui bahwa peran orang tua dan lingkungan sekitar sangat penting dalam mendukung perkembangan anak-anak ini. Anak-anak tunarungu seringkali menghadapi kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan sosial, sehingga membutuhkan dukungan ekstra baik di rumah maupun di sekolah. Sekolah seharusnya menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi mereka untuk belajar dan berkembang sesuai dengan potensi masing-masing.

Di sinilah pemerintah dan masyarakat perlu bahu membahu dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif. Penyediaan fasilitas yang memadai, seperti alat bantu dengar, teknologi pendukung, hingga peningkatan kompetensi guru, sangat krusial agar anak-anak tunarungu dapat menikmati pendidikan yang setara. Selain itu, kampanye kesadaran publik mengenai pentingnya pendidikan inklusif harus terus digalakkan agar tidak ada lagi stigma terhadap anak-anak berkebutuhan khusus, termasuk tunarungu.

Dengan dukungan yang tepat, anak-anak tunarungu di SLB dapat mengembangkan potensi terbaik mereka dan menjadi bagian aktif dalam masyarakat. Mari kita wujudkan pendidikan yang adil dan merata bagi semua anak, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.

Sumber : 

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia 

Riset terkait inklusi pendidikan

https://www.kemdikbud.go.id/dokumen/pdf/renstra/Bab-I.pdf

https://berkas.dpr.go.id/pu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun