Mohon tunggu...
APRILLIA ETTY
APRILLIA ETTY Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Malang

Halo teman-teman, aku Etty!

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Artikel Populer : Kendala Finansial dalam Penerapan Teori Konvergensi Pada Kegiatan Pembelajaran di SMA Negeri 3 Malang

30 April 2024   23:55 Diperbarui: 14 Mei 2024   17:42 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Belajar sepanjang hayat manusia merupakan salah satu asas pendidikan di Indonesia yang juga merupakan sebuah  kebutuhan,  kesadaran,  akan adanya  sebuah perubahan dalam kehidupan sehari-hari terutama pada aspek kehidupan pendidikan. Belajar sepanjang hayat dalam keberadaanya didasarkan pada teori-teori pendidikan (grand teory) yang telah ada, teori konvergensi salah satunya. 

Teori Konvergensi pada mulanya dipopulerkan oleh William  Stern,  yang dalam pengrtiannya merupakan teori dengan berpusat  pada sebuah 'titik'. Titik di sini dapat diartikan sebagai hasil, tujuan, atau apabila dihubungkan dalam suatu lembaga, maka 'titik' juga dapat dikatakan sebagai 'misi' yang dimiliki oleh lembaga tersebut. 

Dalam ilmu pendidikan, teori konvergensi memiliki poin kunci yang disebut dengan Educational Direction, yang diartikan dengan menyangkut-pautkan lingkungan sebagai dukungan dalam membantu  siswa mengembangkan potensi unggulan yang mereka miliki serta mencegah  pengembangan  potensi  yang tidak berpengaruh banyak sehingga dampak yang dihasilkan adalah ketidakpuasan oleh mereka (siswa).

Pada teori konvergensi, faktor keturunan atau pembawaan yang dimiliki oleh peserta didik dan faktor lingkunganlah yang dapat berpengaruh dalam proses belajar dan pembelajaran mereka, salah satunya adalah membatasi hasil pendidikan yang tela mereka jalani. Dalam dunia pendidikan, teori konvergensi memiliki implikasi dalam penerapannya yang ditekankan pada perlunya sebuah kebebasan untuk menghasilkan dan mencapai hasil, tujuan, dan visi-misi dalam proses pembelajaran.  

Salah satu bentuk dasar dari implikasi teori konvergensi tersebut adalah guru  dan siswa harus aktif, kreatif, dan inovatif dalam proses belajar mengajar dengan memanfaatkan segala media dan program yang ada dan relevan dengan kurikulum yang digunakan serta melibatkan lingkungan luar sebagai faktor pendukung yang tidak kalah penting, dimana sejalan dengan hakikat dari teori konvergensi itu sendiri, yaitu teori yang mengkolaborasikan pembawaan dan lingkungan sebagai faktor penting dalam perkembangan pendidikan peserta didik.

Implikasi dari teori konvergensi dapat melalui sistem pembelajarannya dengan menggunakan mata pelajaran sebagai alat perantaran, dan juga dapat dengan menjadikan teori konvergensi sebagai salah satu dasar program pembelajaran mereka. Namun, nyatanya hal ini menjadi kendala bagi SMAN 3 MALANG apalagi berkaitan dengan biaya. Perekonomian setiap peserta didik pastilah berbeda-beda tida bisa disamaratakan, sehingga program study banding ini kerap kali mengalami hambatan dari hal tersebut. 

Karena pada proses pelaksanaannya study banding tetap melibatkan kontribusi finansial peserta didik untuk kesuksesan program pembelajaran ini, sehingga kerap kali ada beberapa peserta didik yang tidak bisa mengikuti program study banding ini. Dengan adanya permasalahan tersebut, menjadikan tidak semua peserta didik dapat mencapai titik konvergen dari penerapan teori konvergensi oleh SMAN 3 MALANG ini. Dengan kata lain, teori konvergensi dapat menjadi bukan faktor penting dalam kesuksesan pembelajaran suatu lembaga sekolah.

Uraian di atas merupakan hasil dari kegiatan observasi di lapangan, tepatnya di SMAN 3 MALANG. Kegiatan observasi dilakukan tida hanya sebatas peneliti melakukan observasi secara mandiri, melainkan juga peneliti melakukan observasi terhadap salah satu narasumber yang ada di SMAN 3 MALANG. Observasi terhadap salah satu narasumber yang merupakan salah satu pihak kesiswaan dari SMAN 3 MALANG tersebut dilakukan melalui kegiatan wawancara oleh peneliti. Berdasarkan hasil wawancara, diperolehlah sejumlah data lapangan yang berkaitan dengan topik yang diangkat oleh peneliti. Secara menyeluruh, sejumlah data tersebut diuraikan melalui dua pokok permasalahan, yaitu ‘Bagaimana Penerapan Teori Konvergensi di SMAN 3 MALANG’ dan ‘Bentuk Kendala Biaya dalam Penerapan Teori Konvergensi di SMAN 3 MALANG’.

                                                                                       

Penerapan Teori Konvergensi di SMAN 3 Malang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun