Mohon tunggu...
April Lia
April Lia Mohon Tunggu... Lainnya - Sesekali menulis, lebih sering membaca.

Penulis suka membaca kumpulan puisi karya Jokpin dan kumpulan cerpen Sir Arthur Conan Doyle.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pernah Naik Kereta Seenggak Enak Ini atau Semenyenangkan Itu?

22 Oktober 2024   20:25 Diperbarui: 23 Oktober 2024   10:33 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Colokan pengisi daya di KA Majapahit New Gen (salah satu fasilitas New Gen yang saya suka) | Dokumentasi Pribadi

Sebenarnya saya sudah memiliki rencana untuk membuat satu tulisan khusus untuk KAI. Sayangnya, belum sempat saya eksekusi.

Terlebih ada beberapa kenangan yang menurut saya sangat berkesan dan tidak mungkin tidak diceritakan.

Jadi, agar hati menjadi lega dan hitung-hitung membalas 'utang rasa' saya kepada KAI, maka saya buat tulisan yang cukup panjang ini.

Melihat Kembali KAI Semasa Kecil

Sejak masih ingusan, KA Matarmaja kelas ekonomi selalu jadi andalah saya dan ibu kala mengunjungi saudara di Jakarta.

Di ingatan masa kecil saya (tahun 2000-an), harga tiket masih 20ribuan dan dapat dipesan di hari yang sama saat keberangkatan.

Kondektur masih keliling untuk melubangi tiket, pedagang asongan dan rames yang naik turun kereta dengan leluasa, hingga toilet yang pesing dan kumuh.

Hingga suatu masa, ada kejadian yang membuat saya agak trauma naik kereta.

Saya dan Ibu pernah kehabisan tiket saat akan pulang ke Blitar dari Jakarta. Seingat saya, satu-satunya KA yang ke Blitar dan harganya terjangkau saat itu hanya Matarmaja.

Karena kami harus pulang hari itu juga, akhirnya mau tidak mau Ibu membeli tiket lewat calo yang saat itu masih sangat umum di stasiun.

Setelah membayar, tiket yang kami dapatkan rupanya tidak memiliki nomor kursi, kami mengira semua tiket memang seperti itu.

Tak disangka setelah masuk kereta, semua kursi sudah ada pemiliknya dan penumpang yang tidak memiliki nomor kursi harus berdiri.

Tak pernah terbayang oleh saya yang masih bocil itu harus berdiri lebih kurang 15 jam dengan keadaan gerbong yang penuh sesak.

Beruntung setelah beberapa jam berdiri dengan lemas dan sesak, saya ditawari segerombolan ibu-ibu duduk bersama di kursi beliau hingga tertidur dan gerbong menjadi lebih luang.

Terima kasih, ya, kalau saya tidak ditawari duduk sepertinya saya sudah jadi 'rempeyek' waktu itu.

Entah beberapa bulan atau beberapa tahun setelah kejadian itu, akhirnya dibuatlah peraturan kalau KAJJ tidak boleh mengangkut penumpang melebihi kapasitas dan membuat saya lebih tenang untuk naik kereta.

Kereta dan Perjalanan Menggapai Mimpi

Pada 2019 ketika saya ingin ke Jakarta untuk daftar ulang PTN, saya kehabisan tiket lagi.

Sedih dan bingung karena kalau tidak ke Jakarta saya tidak dapat melanjutkan pendidikan. Untungnya, setelah mencari di beberapa agen travel, ada 2 tiket yang di-cancel oleh pemiliknya.

Saat itu, saya baru tahu kalau ada nama KA Singasari yang ternyata baru beroperasi sekitar tahun 2017. Ya meskipun harga tiketnya tidak semurah Matarmaja dan Brantas, tapi sesuai dengan fasilitas yang ditawarkan.

Saat itu, KA Singasari sepertinya satu-satunya KA ekonomi premium yang berangkat dari Blitar. Kursinya bisa diatur dan AC-nya terasa lebih dingin jika dibandingkan dengan KA Brantas dan Matarmaja.

Jam keberangkatannya juga petang, jadi sampai Jakarta tidak pagi buta.

Sebagai penumpang setia kereta api jarak jauh, saya sangat senang KAI selalu berinovasi setiap tahunnya

Sebenarnya selain kereta, stasiun yang aman dan nyaman juga jadi nilai plus KAI.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Tidak seperti pemberhentian transportasi darat lain, di stasiun saya bisa dengan leluasa beristirahat tanpa khawatir tindak kejahatan (meskipun tetap harus waspada).

Seperti halnya tahun ini. Setelah sekian lama tidak turun di Stasiun Pasar Senen, saya mencoba bermalam di sana agar dapat ke lokasi interview kerja dengan mudah karena saya tidak memesan penginapan.

Terlihat  ada banyak security dan petugas yang selalu siaga dari pagi sampai malam, baik di peron maupun di luar, sehingga suasana terasa lebih aman.

Stasiunnya bersih, toiletnya nyaman, ada spot isi ulang daya baterai, bahkan dispenser juga tersedia sehingga penumpang bisa isi ulang air minumnya secara gratis.

Sakit dan Sembuh di Kereta

Terakhir, bulan lalu, tepatnya 16 Oktober 2024, saya melakukan perjalanan Bekasi-Blitar dengan menggunakan KA Brantas kelas ekonomi.

Di tengah perjalanan, tiba-tiba saya merasa kurang enak badan. Saya kemudian meminum obat bawaan dan mencoba tidur.

Rupanya sakit saya terasa lebih parah dan harus ke toilet cukup lama untuk muntah (saat ini sepertinya kereta tiba di stasiun Cirebon).

Saya sudah mencoba mencari papan CP Kondektur, tetapi tidak ketemu. Sepertinya kondektur baru berganti dan papannya tidak sampai ke gerbong saya.

Saya kemudian coba menghubungi akun X KAI, tapi karena saya merasa agak lama dan sudah tidak tahan sakit, saya menghubungi nomor Kuliner KA. Beruntung responsnya sangat cepat.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Tak lama ada pramuniaga lewat dan saya menanyakan apakah saya bisa mendapatkan p3k untuk kram perut yang saya rasakan.

Kemudian saya dianjurkan untuk ke kereta makan.

Di gerbong dua atau tiga, saya baru menemukan CP Kondektur dan langsung saya hubungi sambil menahan sakit.

Respon kondektur sebenarnya agak membuat saya jengkel, tetapi karena tidak ada tenaga untuk berdebat, saya jawab seperlunya saja.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Singkat cerita, saya akhirnya dibopong petugas ke ruang kondektur untuk diberikan pertolongan.

Seorang pramugari membantu saya mengoleskan minyak kayu putih di perut  dan kondektur memberikan inhealer.

Setibanya di stasiun terdekat, saya diperiksa oleh petugas kesehatan dan diberikan obat. Beruntung setelah istirahat dan meminum obat, perut saya sudah membaik dan bisa kembali ke tempat duduk.

Terima kasih kepada segenap crew KA Brantas yang saat itu segera menolong saya. Tidak hanya dengan memberikan pertolongan pertama, tetapi juga sigap mengamankan barang yang ada di tempat duduk.

Penutup

Setelah sekian banyak manis getirnya perjalanan saya bersama KAI, kenapa tidak pernah kapok dan tetap memilih KAI?

Karena saya yakin, KAI selalu menerima kritik dan saran yang diberikan oleh para penggunanya serta masih terus berbenah memberikan pelayanan yang maksimal.

Buktinya saja setelah ramai perbincangan mengenai tarif KAJJ yang tidak sesuai dengan fasilitas yang diterima, KAI melakukan inovasi kelas ekonomi kursi tegak menjadi generasi baru secara bertahap (termasuk KA Brantas kesayangan saya).

Colokan pengisi daya di KA Majapahit New Gen (salah satu fasilitas New Gen yang saya suka) | Dokumentasi Pribadi
Colokan pengisi daya di KA Majapahit New Gen (salah satu fasilitas New Gen yang saya suka) | Dokumentasi Pribadi

Selain itu, saya harap Pak Didiek Hartantyo juga dapat memberikan apresiasi yang setimpal untuk para crew yang telah sigap membantu para penumpang yang butuh pertolongan seperti pengalaman saya sebelumnya.

Sekali lagi, terima kasih KAI karena sudah berusaha memberikan pelayanan yang terbaik.

Semoga selain pelayanan, komunikasi para stafnya juga bisa ditingkatkan lebih baik lagi ke depannya agar pesan yang disampaikan lebih enak dibaca atau didengar oleh pengguna layanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun