Tak disangka setelah masuk kereta, semua kursi sudah ada pemiliknya dan penumpang yang tidak memiliki nomor kursi harus berdiri.
Tak pernah terbayang oleh saya yang masih bocil itu harus berdiri lebih kurang 15 jam dengan keadaan gerbong yang penuh sesak.
Beruntung setelah beberapa jam berdiri dengan lemas dan sesak, saya ditawari segerombolan ibu-ibu duduk bersama di kursi beliau hingga tertidur dan gerbong menjadi lebih luang.
Terima kasih, ya, kalau saya tidak ditawari duduk sepertinya saya sudah jadi 'rempeyek' waktu itu.
Entah beberapa bulan atau beberapa tahun setelah kejadian itu, akhirnya dibuatlah peraturan kalau KAJJ tidak boleh mengangkut penumpang melebihi kapasitas dan membuat saya lebih tenang untuk naik kereta.
Kereta dan Perjalanan Menggapai Mimpi
Pada 2019 ketika saya ingin ke Jakarta untuk daftar ulang PTN, saya kehabisan tiket lagi.
Sedih dan bingung karena kalau tidak ke Jakarta saya tidak dapat melanjutkan pendidikan. Untungnya, setelah mencari di beberapa agen travel, ada 2 tiket yang di-cancel oleh pemiliknya.
Saat itu, saya baru tahu kalau ada nama KA Singasari yang ternyata baru beroperasi sekitar tahun 2017. Ya meskipun harga tiketnya tidak semurah Matarmaja dan Brantas, tapi sesuai dengan fasilitas yang ditawarkan.
Saat itu, KA Singasari sepertinya satu-satunya KA ekonomi premium yang berangkat dari Blitar. Kursinya bisa diatur dan AC-nya terasa lebih dingin jika dibandingkan dengan KA Brantas dan Matarmaja.
Jam keberangkatannya juga petang, jadi sampai Jakarta tidak pagi buta.
Sebagai penumpang setia kereta api jarak jauh, saya sangat senang KAI selalu berinovasi setiap tahunnya