Sebagai orangtua, ilmu parenting atau gaya pengasuhan memang sangat penting untuk dipelajari. Sebab, penerapan parenting atau gaya pengasuhan merupakan pekerjaan atau tugas yang terbilang susah-susah gampang.Â
Menurut istilah, parenting sendiri merupakan bentuk dari proses interaksi antara orangtua dan anak dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak, baik itu secara fisik, motorik maupun sosial emosional.Â
Tahukah Anda, gaya pengasuhan yang diterapkan oleh orangtua dapat mempengaruhi perilaku anak? Sehingga tak jarang, gaya pengasuhan yang berbeda di kalangan orangtua, dapat menimbulkan persepsi di kalangan orangtua yang lain. Jika terlalu ketat, maka orang akan berpendapat bahwa orangtua dianggap mengekang anak.Â
Begitupun sebaliknya, jika gaya pengasuhan yang dilakukan oleh orangtua dengan banyak memberikan kebebasan kepada anak, maka orang-orang akan berpendapat bahwa orangtua tidak bisa merawat anak dengan baik bahkan anak bisa menjadi manja dan boros.
Nah, yang menarik untuk dibahas adalah apa jadinya jika anak berperilaku manja dan boros? Kedua permasalahan tersebut sepertinya merupakan hal yang mungkin sering terjadi.Â
Sebenarnya anak manja dan boros itu salah siapa sih? Apa saja faktor yang menyebabkan anak menjadi manja dan boros? Apakah dari faktor gaya pengasuhan orangtua yang salah? Lalu bagaimana mengatasi itu semua?
Saya yakin ini pasti sulit, entah itu sulit mengakui bahwa anak kita memang manja dan boros, atau pun kita tidak menyadari bahwa itu terjadi pada anak kita.
Kata pepatah lama, buah jatuh tak jauh dari pohonnya, tapi apa iya orangtua yang hemat pasti anak hebat juga? Apa iya orangtua yang ramah anak yang pasti ramah juga?Â
Pernahkah Anda melihat, ada teman atau anggota keluarga yang selalu membelikan barang barang yang diminta sama anaknya? Padahal kondisi keuangannya memang lagi susah. Terus bagaimana mengajarkan konsep keuangan yang mudah untuk anak? Kayak mengajarkan konsep menabung atau hidup hemat ke anak?Â
Bagi kebanyakan orangtua bicara mengenai isu keuangan adalah hal yang sulit untuk dilakukan. Isu keuangan itu sendiri seringkali dianggap sebagai sesuatu hal yang tabu. Jangankan bicara keuangan kepada anak, bicara keuangan kepada pasangan atau teman itupun bukan hal yang mudah.
Menurut penelitian, hanya 18% orangtua yang mau terbuka dan meluangkan waktunya untuk membicarakan isu keuangan dengan anak. Dan hanya sebesar 16% orangtua, yang mau memberikan kesempatan kepada anaknya, untuk mengambil keputusan finansial.Â