Mohon tunggu...
Aprilia Rahmiani
Aprilia Rahmiani Mohon Tunggu... Guru - Guru SMKN 1 Sarolangun / Mahasiswa pascasarjana pendidikan IPA Universitas Pendidikan Ganesha

Mahasiswa pascasarjana pendidikan IPA Universitas Pendidikan Ganesha

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ayo Pelajari Ikatan Kimia Mengenai Teori Lewis, VSEPR, Hibridisasi, Ikatan Valensi

8 Juli 2024   12:25 Diperbarui: 8 Juli 2024   12:42 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori Lewis tentang ikatan kovalen

 Ikatan kovalen adalah ikatan yang terbentuk dari pemakaian bersama dua elektron oleh dua atom. Senyawa yang terbentuk dari ikatan ini dinamakan senyawa kovalen. Konsep sederhana ikatan kovalen pertama kali diperkenalkan oleh Gilbert Lewis yang menyatakan bahwa ikatan kimia dapat melibatkan penggunaan elektron secara bersama-sama oleh atom-atom yang berikatan. Lewis menggambarkan contoh pembentukan ikatan antar atom pada molekul H2 sebagai berikut.

+ :

Secara sederhana, pasangan elektron yang digunakan bersama sering dinyatakan dengan satu garis. Jadi, ikatan kovalen dalam molekul hidrogen dapat ditulis sebagai berikut.

H -- H

Pada ikatan kovalen, setiap elektron dalam pasangan elektron ikatan yang digunakan bersama ditarik oleh inti dari kedua atom yang berikatan. Gaya tarikan elktron ke inti inilah yang mengikat kedua atom hidrogen dalam molekul H2.

Muatan Formal dan Kontribusinya terhadap Sifat-sifat Zat

Muatan formal suatu atom adalah jumlah elektron valensi dalam atom bebas dikurangi dengan jumlah elektron yang dimiliki oleh atom tersebut di dalam struktur Lewis. Untuk menentukan jumlah electron atom dalam struktur Lewis, kita dapat menggunakan aturan bahwa :

1) Semua electron nonikatan dalam atom tersebut dinyatakan milik atom itu, dan 

2) Kita membagi ikatan antara atom tersebut dengan atom lain dan menyatakan separuh electron ikatannya sebagai milik atom tersebut.

Teori VSEPR

Teori VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion) adalah teori yang mengemukakan adanya tolakan pasangan electron pada kulit valensi pada molekul- molekul yang memiliki struktur electron seperti aturan Lewis. Teori VSEPR mulai diperkenalkan oleh Nevil's dan Herbert P pada tahun 1940 dan dikembangkan oleh Ronald G dan R. Nyholm. 

Menurut Gillespie dan Nyholm, pasangan electron valensi atom mempunyai gaya tolak menolak (Gaya Coulomb) karena electron bermuatan negatif. Karena tolakan, pasangan akan menempati ruang sesuai dengan jenisnya, apakah pasangan bebas, atau pasangan terikat dalam bentuk ikatan tunggal, rangkap dua, atau rangkap tiga. Hal ini menunjukan bahwa teori VSEPR berkaitan dengan jumlah dari pasangan electron bebas dan jumlah pasangan electron ikatan yang ada di dalam senyawa tersebut untuk menentukan bentuk molekul yang terjadi.

Hibridisasi

Hibridisasi adalah gagasan tentang penggabungan orbital atom untuk membentuk orbital hibrida yang cocok dengan pasangan elektron untuk membentuk ikatan kimia. Hibridisasi menjelaskan bahwa setiap ikatan tunggal antara atom C memiliki jenis ikatan sigma () yang merupakan ikatan kovalen yang paling kuat. Hal ini terjadi karena adanya tumpang tindih orbital secara aksial (ujung orbital saling bertemu) yang memungkinkan elektron tunggal dari masing-masing atom C untuk berpasangan (terjadi pembagian elektron). 

Teori  Ikatan Valensi

 Teori ikatan valensi adalah salah satu konsep awal dalam kimia kuantum yang bermula dari penelitian Heitler dan London pada tahun 1927 tentang ikatan hidrogen. Kemudian, Linus Pauling memperbaiki dan memperluas teori ini dalam jurnal ilmiahnya yang terkenal, "On the Nature of the Chemical Bond," pada tahun 1931. 

Teori ikatan valensi membicarakan tentang bagaimana orbital atom logam dan ligan berinteraksi dalam membentuk ikatan. Menurut teori ini, ikatan pada ion kompleks terjadi karena ligan memiliki pasangan elektron bebas dan atom logam memiliki orbital yang belum terisi. Sidgwick menyarankan bahwa proses pembentukan ikatan kovalen koordinat memberikan kesempatan bagi ion pusat untuk mencapai konfigurasi seperti gas mulia, yang kemudian disebut sebagai nomor atom efektif. 

Dalam pembentukan kompleks, Co(II) perlu menyediakan orbital yang kosong untuk menampung pasangan elektron bebas dari ligan yang terkoordinasi pada ion pusat. Selanjutnya, Linus Pauling (1931) memperbarui teori ikatan valensi untuk senyawa koordinasi, yang dikenal sebagai VBT, dengan memperkenalkan konsep hibridisasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun