Kata "Paideia" dimulai dengan pemeriksaan Iliad dan Odyssey, ekspresi sastra tertua dari semangat Yunani, dan mengarah pada jatuhnya hegemoni Athena sebagai akibat dari Perang Peloponnesia. Bagian kedua dan ketiga membahas kebangkitan budaya Athena pada abad keempat dan konflik antara pembayaran retoris dan filosofis dalam beberapa dekade sebelum penaklukan dunia Makedonia.
Platon merupakan tokoh sentral dalam keduanya. Ide asli Jaeger digunakan untuk mengikuti perkembangan paideian hingga zaman Romawi dan Kristen awal. Namun, masih harus dilihat apakah dia akan mampu melaksanakan seluruh program ini, yang dimensi besarnya mungkin menjadi lebih jelas seiring dengan kemajuan pekerjaan.
Salah satunya adalah orang Yunani memiliki posisi unik dalam sejarah berdasarkan apa yang mereka pikirkan tentang pengasuhan keluarga. Budaya oriental memiliki kode dan sistem pedagogis mereka. Tetapi tujuan mereka pertama-tama dan terutama untuk melestarikan lembaga-lembaga keagamaan, politik atau sosial yang sudah ada. Di antara orang Yunani, tujuannya berbeda seperti untuk mengembangkan manusia sebagai manusia. Pemikiran orang Yunani sangat antroposentris, fakta yang tercermin dalam agama, patung, puisi, filsafat dan kehidupan bernegara mereka. Kata Jaeger, di negara lain menciptakan dewa, raja, dan roh, sedangkan orang Yunani yang menciptakan manusia. Perbedaan ini sangat penting sehingga membenarkan bahwa sejarah manusia sebelum atau mungkin lebih di dunia dimulai dengan Yunani.
Dengan demikian, orang Yunani adalah orang pertama yang melihat dalam pendidikan suatu model karakter yang disengaja sesuai dengan citra ideal manusia.
Cita-cita Yunani menjadi lebih jelas. Gagasan utama pada pendidikan Yunani adalah humanisme, pembentukan manusia sesuai dengan pola manusia universal, dan bukan individualisme atau pengembangan bebas individu dari kecenderungan dan karakteristik pribadinya. Sedangkan cita-cita orang Yunani bukanlah estetis atau sebuah kehidupan dalam keindahan, tetapi dapat dikatakan tujuan sebenarnya yaitu kehidupan yang sesuai dengan hukum yang mengikat manusia pada tatanan dunia dan masyarakay itu indah.
Dan akhirnya, tujuan akhir dari paideian tidak teoretis karena pengetahuan bukanlah tujuan itu sendiri, tetapi sarana yang memungkinkan kita untuk melihat cita-cita dengan lebih jelas dan menemukan jalan menuju pencapaiannya dengan lebih mudah.
Filsafat politik Platon menawarkan pendidikan sebagai kunci untuk mereformasi masyarakat. Pendidikan sebagai pembudayaan (paideia) mengorientasikan hasrat anak-anak yang berbakat menjadi pemimpin ke arah Kebaikan. Pada usia dini, dimensi pra-rasional diolah lewat musik dan gimnastik supaya calon pemimpin memiliki kepekaan pada harmoni (yang indah dan baik). Setelah hasrat terbentuk, kurikulum selanjutnya adalah pendidikan ilmu-ilmu teoretik dan seni berdiskusi. Hanya dengan cara ini para filsuf Raja dan Ratu yang bijak, pemberani, ugahari, dan adil bisa muncul untuk membaharui tatanan masyarakatnya. Paideia adalah jalan klasik guna mereformasi tatanan politik. Paideia menyiapkan munculnya figur pemimpin yang bisa menyedot banyak orang guna mengikuti keteladanannya. Di tengah iklim priyayi despotik yang menyelinap lewat ideologi keras agama yang mengancam bangsa ini, paideia adalah upaya kultural di mana lewat pintu paternalisme kita hendak merawat demokrasi.
Paideia, yang berarti pendidikan dan secara umum merujuk pada kebudayaan. Ungkapan dari Platon seorang filsuf Yunani yang berpengaruh di segala zaman. Hadirnya buku ini ditengah masyarakat sangat sesuai dengan kondisi bangsa pada saat ini yang membutuhkan pendidikan politik lewat pemikiran cerdas filsuf Yunani yang hidup 2.400-an tahun lalu. Reformasi menurut Platon terjadi karena pemimpin adalah negarawan yang harus mendidik warganya. Kritik Platon terhadap rezim demokrasi yang mengisyaratkan kebebasan yang keblabasan sama saja tiada tatanan dalam negara.
Dapat disimpulakan bahwa “Paideia” adalah tentang bagaimana orang Yunani menemukan kosmos atau tatanan dunia yang legal dan dengan demikian meletakkan dasar bagi sains. Dan memeriksa apa yang disebut siaran budaya-historis kaum Sofis dan kelanjutannya dalam konsepsi Plato tentang moralitas, hukum, dan negara. Dengan demikian dapat melukiskan gambaran yang lebih jelas tentang humanisme Yunani.
Citasi :
Ziaggi. (2022, Agustus). Strategi Cara Pemberantasan Korupsi dan Cara Pencegahannya. Retrieved from gramedia.com: