Mohon tunggu...
KKN ITERA 16 Haduyang
KKN ITERA 16 Haduyang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kelompok 16 KKN ITERA di Desa Haduyang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jatuh Bangun Perjuangan Pengusaha Tahu Tempe

23 Januari 2022   16:43 Diperbarui: 23 Januari 2022   16:47 911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) merupakan salah satu upaya penanggulangan ekonomi yang paling ampuh. Ibu Mirahati (42 tahun) telah membuktikan pengaruh UMKM terhadap kehidupan sehari-hari. Menjadi pengusaha tahu tempe yang berlokasi di Dusun Padmosari 1, Desa Haduyang, Kecamatan Natar, Lampung Selatan saat ini ibu Mirahati berhasil meraup penghasilan sebesar 5 juta setiap harinya. Memulai usaha pada tahun 2009 dengan bermodalkan uang sebesar Rp. 200 ribu hingga saat ini menjadi berkali-kali lipat, tentu tidaklah mudah. Lika-liku serta jatuh bangun dalam berwirausaha tak lantas membuat Ibu Mirahati menyerah.

Dalam kesehariaanya, rutinitas kegiatan yang terjadi dalam usaha tahu dan tempe ini diawali dengan persiapan bahan baku, pengolahan, pengemasan, dan pendistribusian. Untuk proses pembuatan tempe biasa dilakukan pada pukul 7.00 - 16.00 wib yang diawali dengan perendaman kedelai selama 1 malam. Kedelai hasil perendaman direbus dan digilin kasar untuk memecah biji kedelai utuh. Selanjutnya, dilakukan pencucian pada kedelai. Kedelai yang sudah bersih akan diberi ragi dan dikemas sesuai dengan ukuran. Terakhir, akan dilakukan proses fermentasi selama 2-3 hari.

Proses produksi usaha tahu tempe milik Ibu Mirahati di Desa Haduyang, Natar, Lampung Selatan
Proses produksi usaha tahu tempe milik Ibu Mirahati di Desa Haduyang, Natar, Lampung Selatan

Untuk proses pembuatan tahu, biasanya dilakukan dini hari setelah ibadah shalat subuh hingga pukul 16.00 wib. Proses pembuatan diawali dengan perendaman kedelai selama 3 jam. Kedelai yang telah direndam akan digiling hingga halus untuk kemudian direbus. Kedelai hasil perebusan akan disaring dan difermentasi dengan penambahan larutan asam. Hal ini bertujuan untuk menggumpalkan bahan tahu dan memisahkannya dengan air. Tahu hasil fermentasi selanjutnya akan dicetak dan dipotong sesuai ukuran. Terakhir, akan dilakukan penggorengan untuk jenis tahu goreng.

Pada dasarnya, bahan baku kedelai cukup menjadi permasalahan serius dalam usaha tahu dan tempe. Hal ini dikarenakan semakin hari semakin melonjaknya harga kedelai yang tidak disesuaikan dengan persediaan yang ada. Akan tetapi, jika ditinjau dari tingkat kebutuhan pasar tahu dan tempe masih menjadi primadona menu masakan sehari-hari sehingga peluang yang diberikan masih cukup besar. Dalam sehari, Ibu Mirahati mampu menghabiskan 300 kg kacang kedelai yang akan diolah menjadi tahu dan tempe. Saat ini, usaha Ibu mirahati telah memperkerjakan sedikitnya 37 orang pekerja yang terbagi menjadi beberapa tugas yaitu bagian produksi dan distribusi. Dalam proses pendistribusian, Ibu Mirahati masih mengandalkan pekerja dalam memasarkan produknya. Dengan produk hasil yang hanya mampu mencukupi kebutuhan masyarakat Desa Haduyang, Ibu Mirahati berkeinginan untuk memperbesar usahanya agar dapat mencakup lingkup pasar lokal.

Dalam melakukan usaha tidak bisa dipungkiri akan ada kendala dan tantangan yang harus dihadapi. Menjalani usaha tahu dan tempe mandiri selama 12 tahun cukup banyak trial and error yang telah dihadapi Ibu Mirahati. Mulai dari persediaan bahan baku yang kurang terjangkau, proses produksi yang kurang sesuai dengan yang diharapkan, pemasaran yang tidak lancar, tenaga kerja yang kurang memadai, adanya persaingan dengan sesama produsen tahu dan tempe, dan lain sebagainya. Hal tersebut tidak menyurutkan semangat ibu Mirahati dalam menekuni usahanya. Harapan dan keinginan akan keberlanjutan usahanya masih terus dikejar oleh beliau, diantanya berkeinginan untuk memperbaharui sistem produksi menjadi lebih modern, persediaan bahan baku yang terjangkau dan melimpah serta pendistribusian produk secara meluas dan terus menerus, dan yang terakhir mengajak warga sekitar untuk ikut serta dalam usahanya. Selain itu, Ibu Mirahati memiliki harapan untuk dapat diberikan kelancaran dalam usahanya dan meminta generasi muda untuk dapat mengembangkan usaha yang sama dengan teknologi dan sistem yang lebih canggih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun